@D04-Nandar
Oleh : Nandar Widiyanto
Judul Penelitian
PERBAIKAN SISTEM KERJA UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KARYAWANPENDAHULUAN.
Penulis: Iva Mindhayani01 dan
Hari Purnomo02
Jurusan Teknik Industri, Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
ivamindhayani@gmail.com,
hari_pnm@yahoo.com
Nama jurnal :
JURNAL PASTI Volume X No 1, 72 –
86
Tahun
terbit 2016
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax: +62215871335
p-ISSN: 2085-5869
http://journal.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax: +62215871335
p-ISSN: 2085-5869
http://journal.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/
LATAR BELAKANG
Persaingan industri mebel yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan agar bisa bertahan disituasi yang semakin kompleks dan tidak menentu. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan perusahaan dengan membuat sistem kerja baru yang lebih baik dan ergonomis. Sistem kerja yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam kemajuan sebuah perusahaan dan merupakan kunci utama keberhasilan dalam rangka meningkatkan produktivitas, meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan efisiensi perusahaan. Rancangan sistem kerja yang dibuat harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerja dan perusahaan agar tercipta sistem kerja yang aman, nyaman dan mampu meningkatkan produktivitas kerja (Purnomo, 2012). Robertson, (2001) menjelaskan bahwa sistem yang efektif dan optimal dapat meningkatkan produktivitas, keselamatan dan kesehatan pekerja, kenyamanan psikologis, motivasi, dan kualitas hidup.
MASALAH.
PT. Zamrud Java Teak merupakan perusahaan yang bergerak dibidang mebel dan aktivitas pekerjaan pada bagian produksi membutuhkan tenaga otot selama melakukan pekerjaannya. Pekerja bagian produksi di PT Zamrud Java Teak membutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi. Kondisi yang ada menunjukkan sikap kerja masih kurang ergonomis. Sikap kerja yang kurang ergonomis seperti bekerja dengan posisi berdiri berlebihan, jongkok, membungkuk, serta adanya getaran dari mesin dan peralatan yang digunakan dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal yang bisa berdampak pada performansi pekerja menurun (Nugraha et al., 2013). Disamping itu penggunaan tenaga otot secara terus menerus bisa menimbulkan keluhan otot atau keluhan muskuloskeletal (Aprianto, 2012; Ilman et al., 2012). Hal itu tentunya dapat mengganggu keberlangsungan dalam bekerja. Di satu sisi pekerja menjadi tidak optimal dalam bekerja karena merasakan sakit dan nyeri di beberapa anggota tubuh, disisi lain perusahaan juga rugi karena efektivitas, efisiensi dan produktivitas pekerja turun. Permasalahan tersebut menjadikan target produksi tidak dapat dipenuhi dan tingkat produktivitas rendah.
Permasalahan produktivitas di PT Zamrud Java Teak sebabkan komponen sistem kerja belum dikelola secara optimal sehingga menyebabkan produktivitas menurun. Tuntutan akan pekerjaan dan komponen sistem kerja yang ada memungkinkan banyaknya masalah yang dihadapi, sehingga menyebabkan kelelahan pekerja yang berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas. Hasil penelitian pendahuluan didapat bahwa komponen sistem kerja yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas adalah lingkungan kerja fisik sebesar 30,58% dan organisasi kerja sebesar 19,45% (Mindhayani dan Purnomo, 2013). Disamping itu, diketahui bahwa pekerja setelah melakukan aktivitasnya merasa lelah dan mengeluh rasa sakit pada beberapa anggota badan.
TUJUAN
Berdasarkan permasalahan diatas perlu dilakukan perbaikan sistem kerja dengan melakukan perbaikan beberapa aspek. Perbaikan dilakukan dengan melibatkan secara aktif pekerja dengan konsep partisipatori. Konsep partisipatori yang masuk dalam lingkup makro ergonomi ditujukan agar pengguna merasa memiliki rancangan yang dibuat dan karyawan bisa bekerja dengan nyaman serta perusahaan akan mendapatkan keuntungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perancangan ergonomi yang baik mencakup makro dan mikro ergonomi dapat memberikan keuntungan ekonomi (Hendrick, 2002a). Makro ergonomi merupakan pendekatan secara sistemik dalam menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan aneka sudut pandang keilmuan lain (Manuaba, 2007). Pendekatan makro ergonomi menekankan konsep analisis sistem kerja pada semua level organisasi dalam hal ini termasuk partisipasi individu unit di setiap level sistem kerja (Hendrick (2002b)
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dan memakai rancangan penelitian sama subjek (Treatment by subject design ), yaitu perlakuan dikenakan pada subjek yang sama (Hadi, 1982; Nasution, 2012). Populasi dan sample dalam penelitian ini adalah pekerja bagian revisi di PT. Zamrud Java Teak yang berjumlah 13 Orang.
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel antara lain: (a) variabel bebas adalah perbaikan sistem kerja dengan makro ergonomi; (b) variabel tidak bebas adalah tingkat produktivitas karyawan; dan (c) variabel intervening dalam penelitian ini yaitu tingkat kelelahan, keluhan muskuloskeletal dan risiko cidera.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi nyata dari sistem kerja yang menjadi objek penelitian; (b) wawancara langsung terhadap karyawan pada bagian revisi dan manager produksi. Materi wawancara berkaitan dengan keluhan–keluhan yang dirasakan pekerja; (c) menyebarkan kuesioner dengan materi kuesioner adalah kelelahan, keluhan muskuloskeletal dan risiko cidera; (d) pengukuran produktivitas berdasarkan hasil produk berupa side table yang selesai direvisi.
4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan sebelum proses penelitian berlangsung. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain: (1) Menyiapkan kuesioner 30 item of rating scale dengan skala likert untuk mengukur kelelahan secara umum; (2) Menyiapkan kuesioner Nordic Body Map (NBM) dengan 27 item of rating scale dengan skala likert; (3) Menyiapkan kuesioner Quick Exposure Checklist (QEC) untuk mengukur risiko cedera; (4) Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti termometer, luxmeter, sound level meter, kamera; (5) Data pengukuran denyut nadi dan peralatan menulis; (6) Form pengukuran produktivitas; (7) Mempersiapkan area kerja yang menjadi objek penelitian; dan (8) mencari dan menentukan anggota pertisipatori. Anggota partisipatori terdiri dari pekerja sebanyak 5 orang, pemilik, manager produksi dan ahli ergonomi.
b. Tahap Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: (1) Observasi. Melakukan pencatatan hasil observasi yang telah dilakukan secara langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi nyata dari sistem kerja; (2) Wawancara. Mendokumentasikan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pekerja dan manager produksi; (3) Pengukuran denyut nadi dengan metode 10 denyut per menit, untuk menentukan jadwal istirahat pendek disela pekerjaan dengan konsumsi energi; (4) Pencatatan terhadap suhu lingkungan dengan menggunakan alat termometer; (5) Pencatatan kebisingan dengan menggunakan alat sound level meter; (6) Pencatatan pencahayaan dengan menggunakan alat luxmeter; (7) Nilai kelelahan, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera merupakan jumlah skor kelelahan, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera sesuai dengan tingkat keluhan yang dirasakan sebelum dan sesudah intervensi dengan skala Likert; (8) Penentuan produksi sebagai indikator keluaran adalah produk side table yang selesai direvisi.
c. Tahap penelitian
1. Melakukan observasi ke lapangan khususnya bagian revisi guna mengetahui kondisi nyata dari objek penelitian.
2. Melakukan proses partisipatori yaitu dengan melakukan wawancara dan Focus Group Discussion (FGD) pada karyawan terkait masalah ergonomi. Langkah-langkah proses partisipatori yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi keluhan pada karyawan mengenai kondisi sistem kerja yang ada terkait masalah ergonomi guna memperoleh informasi yang detail terkait permasalahan yang ada.
b. Meminta saran pada tim partisipatori untuk memecahkan masalah terkait kondisi lingkungan kerja fisik, kondisi organisasi, istirahat, saran dimintai berdasarkan keahlian masing-masing anggota. Tim kerja terdiri dari peneliti, pemilik, manager produksi, karyawan dan ahli ergonomi.
c. Rancangan perbaikan
Pada tahap ini buat desain perbaikan yang akan dilakukan dan beberapa faktor yang menjadi fokus utama atau poin penting perbaikan.
d. Menentukan alternatif-alternatif perbaikan
Pada tahap ini karyawan dimintai tanggapan mengenai desain perbaikan dan menentukan hal terbaik sesuai keinginan dan kebutuhan karyawan.
e. Menerapkan rancangan atau desain perbaikan sistem kerja di tempat kerja.
3. Implementasi perbaikan berdasarkan partisipatori sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan. Dalam implementasinya antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan waktu jeda selama 2 hari dengan alasan agar pekerja tidak terbawa dengan suasana sebelumnya.
4. Mengumpulkan data keluaran kelehahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera dan produktivitas dari sistem kerja yang diperbaiki dengan cara penyebaran kuesioner.
5. Melakukan uji beda terhadap keluaran sistem kerja antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
d. Tahap Analisis
1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi dengan sebaran distribusi normal. Uji ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Aspek kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, produktivitas karyawan kelompok kontrol
H0 = Kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, produktivitas karyawan kelompok kontrol berdistribusi normal
H1 = Kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, produktivitas karyawan kelompok kontrol tidak berdistribusi normal
b. Aspek kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, produktivitas karyawan kelompok eksperimen
H0 = Kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, produktivitas karyawan kelompok eksperimen berdistribusi normal
H1 = Kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, produktivitas karyawan kelompok eksperimen tidak berdistribusi normal
2. Uji Beda
Uji terhadap penurunan kelelahan, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera dan peningkatan produktivitas karyawan kelompok kontrol dan eksperimen menggunakan uji beda dua kelompok berpasangan dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 16.0. Hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut :
Aspek penurunan kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera
H0 : μ1 = μ2
:
tidak ada perbedaan kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera karyawan yang bermakna antara kelompok kontrol dan eksperimen
H1: μ1 > μ2
:
ada penurunan kelelahan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, karyawan yang bermakna antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Aspek produktivitas
H0 : μ1 = μ2
:
tidak ada perbedaan produktivitas karyawan yang bermakna antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Jurnal PASTI Volume X No 1, 98 – 107
103
H1: μ1 < μ2
:
ada kenaikan produktivitas yang bermakna antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Kriteria pengujian :
Jika nilai probailitas (sig) > 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai probalilitas (sig) < 0,05 maka H0 di tolak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan aspek ergonomi beberapa kondisi sistem kerja yang belum mengikuti kaidah ergonomi pada proses produksi adalah: (a) suhu udara yang cukup tinggi mencapai 32,50C ; (b) tingkat kebisingan yang mencapai ± 95 dB ; (c) pencemaran udara oleh debu yang dihasilkan dari proses produksi ; (d) kondisi organisasi kerja yang kurang baik ; (e) penggunaan tenaga otot yang cukup besar ; (f) beban kerja yang cukup berat dan adanya keluhan muskuloskeletal; (g) layout kerja yang tidak ergonomis. Pekerjaan yang banyak melibatkan aktivitas fisik mempunyai potensi mengalami kelelahan, gangguan muskuloskeletal dan risiko cidera. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan sistem kerja dengan pendekatan makro ergonomi yang melibatkan partisipan dalam pengambilan keputusan. Ergonomi partisipatori merupakan salah satu metode dasar makro ergonomi yang mengikutsertakan pekerja dalam mendesain (Robertson, 2001).
Perbaikan sistem kerja
Hasil perbaikan sistem kerja dengan pendekatan partisipatori yang melibatkan partisipan ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Sebelum dan sesudah perbaikan
Faktor
Sebelum Perbaikan
Sesudah Perbaikan
Pencemaran udara oleh debu
Sudah diberikan masker tapi karyawan kadang tidak mau memakai masker
Memberikan punishment bagi karyawan yang tidak mau memakai masker
Pekerja tidak diberi kacamata
Pekerja diberikan kacamata
Suhu lingkungan panas
Ada kipas angin yang diletakkan diatas langit-langit yang tidak berfungsi dengan baik sehingga pekerja masih merasa panas dan tidak nyaman
Memberikan kipas angin yang diletakkan dekat dengan pekerja dan kecepatan angin bisa diatur sendiri oleh pekerja
Suara bising dari mesin dan peralatan kerja
Pekerja tidak memakai sumbat telinga (ear pluq)
Pekerja diminta memakai sumbat telinga (ear pluq)
Cahaya cukup
sudah memenuhi standar
Tidak ada perubahan
Hubungan antara sesama karyawan dan atasan
Hubungan kurang baik, terjadi perselisihan dan tidak ada acara saling bermaafan
membina hubungan baik dengan melakukan acara saling bermaafan dilakukan setiap jumat sore setelah menerima gaji
Komunikasi kurang baik (konflik antar pekerja dan manajemen)
belum adanya acara kumpul bersama dan makan bersama untuk membahas masalah yang ada dan mencari solusinya
acara kumpul bersama dan makan bersama dilakukan sebulan sekali
Badan terasa lelah
Tidak adanya jadwal waktu istirahat pendek disela pekerjaan
Jadwal istirahat pendek pada pukul 10.00-10.15 WIB dan 15.00-15.15 WIB
Tidak ada pemberian teh manis
Pekerja diberikan teh manis
Keluhan otot di beberapa anggota tubuh dan pembebanan statis
Tidak ada relaksasi dan senam peregangan
Pekerja diminta melakukan relaksasi dan senam peregangan selama 5 menit saat istirahat pendek
Pekerjaan berulang-ulang
Tidak ada variasi kerja
Melakukan variasi kerja
Pinggang memutar
letak peralatan kerja jauh dari jangkauan
Meletakkan peralatan kerja yang diperlukan sedekat mungkin
Sikap kerja tidak ergonomis
Jongkok
Uji normalitas dan uji beda
Berdasarkan hasil uji normalitas pada aspek kelehan kerja, keluhan muskuloskeletal, risiko cedera dan produktivitas didapatkan nilai probabilitas pada seluruh aspek lebih besar daripada 0,05 (ρ > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan H0 diterima yang berarti semua data terdistribusi normal. Hasil uji t untuk kelelahan, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera, dan produktivitas menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan nilai ρ<0,05. Nilai rerata kelelahan pada kelompok kontrol 48,15 ± 3,158 dan rerata kelelahan pada kelompok eksperimen 36,08 ± 2,290. Beda rerata kelelahan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 12,077 atau terjadi penurunan kelelahan sebesar 25,07%. Rerata keluhan sistem muskuloskeletal pada kelompok kontrol adalah 50,77 ± 13,361 dan rerata keluhan sistem muskuloskeletal pada kelompok eksperimen adalah 45,23 ± 10,513. eningkatkan produktivitas sebesar 4,68 %.
Tirtayasa et al., (2003) menyatakan bahwa dengan merubah sikap kerja dapat mengurangi beban cardiovascular dan ketegangan muskuloskeletal pekerja pembuat gamelan. GBeda rerata 5,538 atau mengalami penurunan sebesar 10,91%. Rerata risiko cidera kelompok kontrol 105,77 ± 23,303 dan rerata risiko cidera pada kelompok eksperimen 98,08 ± 16,860 dengan beda rerata 7,692 atau mengalami penurunan sebesar 7,27%. Sedangkan rerata produktivitas kelompok kontrol 0,46 ± 0,068 dan rerata produktivitas pada kelompok eksperimen 0,63 ± 0,086. Beda rerata antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,186 atau terjadi peningkatan sebesar 36,96%.
Hasil ini penelitian dipertegas oleh Purnomo et al., (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan intervensi ergonomi terjadi penurunan skor keluhan muskuloskeletal sebesar 87,8 % dan meningkatkan produktivitas sebesar 59,49% pada pekerja industri gerabah di Kasongan, Bantul.
Josephus (2009) juga menyatakan bahwa dengan intervensi ergonomi dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal sebesar 53,55% dan meningkatkan produktivitas sebesar 3,53%.
Sedangkan Surya (2012) menyatakan bahwa dengan intervensi ergonomi dapat mregory et al., (2006) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dengan menggunakan alat bantu trunk hurness dapat mengurangi risiko cidera. Dengan demikian dapat ditegaskan bawah perbaikan sistem kerja dengan pendekatan makro ergonomi dapat meningkatkan produktivitas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbaikan yang dilakukan dari hasil partisipatori adalah pekerja diberikan kacamata, memberikan kipas angin di area produksi, pekerja diberikan ear plug, acara kumpul dan makan bersama, jadwal istirahat pendek disela pekerjaan dengan memberikan teh manis. Disamping itu juga dilakukan senam peregangan, melakukan variasi kerja, meletakkan peralatan kerja sedekat mungkin dengan pekerja serta memberikan kursi (dingklik) untuk mengurangi sikap kerja yang tidak ergonmis.
2. Perbaikan sistem kerja dengan intervensi ergonomi dapat menurunkan kelelahan kerja sebesar 25,07 % dengan beda rerata 12,077, menurunkan keluhan
Jurnal PASTI Volume X No 1, 98 – 107
106
muskuloskeletal sebesar 10,91 % dengan beda rerata 5,538, menurunkan risiko cidera sebesar 7,27 % dengan beda rerata 7,692 serta dapat meningkatkan produktivitas sebesar 36,96 % dan beda rerata 0,168.
ABSTRAK.
Karyawan perusahaan mebel khususnya dibagian produksi banyak melibatkan kegiatan fisik, yang dapat menimbulkan kelelahan, gangguan muskuloskeletal dan risiko cidera. Kelelahan pada pekerja menyebabkan menurunnya performansi dan berdampak pada menurun produktivitas. Pengamatan awal pekerja bagian produksi di perusahaan mebel di Yogyakarta, merasakan pegal–pegal dan sakit di beberapa bagian tubuh seperti pergelangan tangan, punggung, leher dan kaki setelah selesai bekerja. Untuk itu, perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut agar pekerja merasa nyaman dalam beraktivitas.
Pada pembahasan ini dilakukan perbaikan sistem kerja dengan pendekatan makro ergonomi untuk menurunkan kelelahan, keluhan muskuloskeletal, risiko cidera dan meningkatkan produktivitas karyawan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan sama subjek (treatment by subject). Hasil penelitian dengan uji beda menunjukkan bahwa kelelahan, keluhan muskuloskeletal dan risiko cidera terjadi penurunan secara signifikan dengan nilai probabilitas 0,000 dan 0,008 (p < 0,05) dengan tingkat penurunan kelelahan sebesar 25,07 %, keluhan muskuloskeletal sebesar 10,91 %, risiko cedera sebesar 7,27%. Sedangkan untuk produktivitas terjadi peningkatan secara signifikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05) dengan tingkat peningkatan produktivitas sebesar 36,96 %.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianto. H. 2012. Analisis Faktor Penyebab Cumulative Trauma Disorders menggunakan Metode Quick Exposure Checklist Pada Profesi penjahit. Di akses tanggal 29 Juli 2013. Tersedia di http://publication.gunadarma.ac.id.
Gregory, D.E., Milosavljevic, S., Callaghan, J.P. 2006. Quantifying Low Back Peak and Cumulativr Loads in Open and Senior Sheep Shearers in New Zealand: Examining the Effects of a Trunk Harness. Ergonomics. 49,968-981.
Hadi, S. 1982. Metodologi Research. Jilid IV Cetakan Pertama. Yogyakarta. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Haskari, A.F., Herdoin, S dan Saulia, L. 2008. Perancangan Model Faktor Ergonomi Makro Terhadap Produktivitas Sistem Kerja Pada Pabrik Gula. IPB. Bogor.
Hendrick, H.W. 2002a. Good Ergonomic is Economics. Prosiding International Seminar on Ergonomics and Sport Physiology; Denpasar, 14-17 Oktober. PP 16-27.
Hendrick, H.W. 2002b. Macroergonomics : A Systems Approach to Improving Organizational Effectiveness. Proceeding, Kongres Nasional XI dan Seminar Ilmiah XIII Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia dan International Seminar on Ergonomics and Sports Physiology. PP 27-41.
Ilman, A., Yuniar., Helianty, Y. 2012. Rancangan Perbaikan Sistem Kerja dengan Metode Quick Exposure Check (QEC) di bengkel Sepatu X Cibaduyut. Reka Integra Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. No.2 Vol.1. Desember.
Irawan, I. 2010. Definisi Sistem Kerja. Di akses tanggal 05 september 2015. Tersedia di http://iwanirawanumc2009.blogspot.co.id.
Josephus, J. 2009. Intervensi Ergonomi Pada Proses Penangkapan Ikan Dengan Pukat Cincin Meningkatkan Kinerja dan Kesejahteraan Nelayan Di Amurang kabupaten Minahasa Selatan Propinsi Sulawesi Utara. (Disertasi) Program Doktor Ilmu kedokteran Universitas Udayana. Diakses tanggal 03 September 2013. Tersedia di http://www.pps.unad.ac.id.
Karsh, B.T., Brown, R. 2010. Macroergonomics and Patient Safety: The Impact Of level On Theory, measurement, Analysis and Intervention In Patient Safety Research. Applied Ergonomics xxx, 1-8.
Khandan, M., Vosoughi, S., dan Maghsoudipour, M. 2012. Evaluation of Safety Factors – a Macroergonomics Approach : a Case Study in Iran. Iranian Rehabilitation Journal. Vol 10, February 2012.
Kleiner, B.M. 2006. Macroergonomics: Analysis and Design of Work System Design, Aplied Ergonomics, 37, 81-89.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.