Oleh @E09-Siti
A. Judul Penelitian
Perencanaan
Pengembangan Penerbangan Perintis Studi Kasus 2013 Pada Suatu Airlines
B. Nama
Penulis
Khristian
Edi Nugroho Soebandrija; Raisa Nurlatifah
Industrial
Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University
Jl. K. H.
Syahdan No. 5 Palmerah, Jakarta Barat, 51480
C. Nama
Jurnal
Industrial
and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)
Vol. 15 No.
1, April 2014
Universitas
Bina Nusantara
http://journal.binus.ac.id/index.ph
Latar
belakang masalah dari Jurnal ini penulis mengangkat penelitian yang berawal
dari salah satu Perusahaan Penerbangan Perintis PPA mempersiapkan rencana
pengembangan rute yang disertai dengan penambahan armada dalam upaya
memenangkan tender penerbangan perintis tahun 2013 sesuai dengan prosedur
operational standar (SOP) yang berlaku.
Pengembangan
pengoperasian penerbangan perintis pada salah satu maskapai penerbangan PPA, yaitu
dengan penambahan rute dan penambahan armada. Penambahan armada disini dapat
dilakukan dengan dua alternatif, yakni memperbaiki pesawat milik PPA yang kini
tidak dapat beroperasi atau menyewa pada suatu perusahaan leasing. Tujuan dari penelitian
ini adalah adalah penambahan rute, perputaran pesawat, dan mengetahui laba-rugi
dari kedua alternatif tersebut.
Permasalahan yang dibahas dalam Jurnal ini adalah sebagai berikut :
- Rute apa saja yang dijadikan sasaran pengembangan proyek penerbangan perintis?
- Bagaimana hasil perhitungan uji kelayakan proyek pengembangan perintis pada kedua alternatif?
- Alternatif apa saja yang dipilih sebagai pengembangan proyek penerbangan perintis?
- Berapa laba-rugi yang diproyeksikan untuk penerbangan perintis?
Dalam
penelitian ini penulis menerapkan metode Net Present Value (NPV) untuk
menghitung laba-rugi dua alternatif penambahan armada. Metode Net Present Value
(NPV) merupakan metode penilaian investasi klasik yang sampai saat ini
paling populer digunakan. (Berbagi Ilmu, 2011). Metode ini dapat
digambarkan sebagai kutipan dari Joel Dean (1954) yang menjelaskan bahwa pengeluaran modal saat ini akan menjadi
dasar bagi efektifitas perusahaan di masa depan, maka keputusan hari ini harus
didasarkan pada asumsi tentang keputusan yang akan dialami besok. NPV
merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau
dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan
datang yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data
tentang perkiraan biaya
investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari
proyek yang direncanakan (Wikipedia, 2015).
Dalam
penjadwalan dan perputaran pesawat penulis membahas dua sistem perputaran
pesawat. Yang pertama, yaitu sistem hub-and-spoke
yang dinilai lebih efisien dan memerlukan sedikit armada pesawat. Namun
terdapat kekurangan yaitu waktu tempuh penumpang akan semakin lama karena harus
transit pada beberapa hub yang berbeda dan utilisasi armada yang lebih rendah.
Membuat pesawat cepat berkurang umurnya karena jam terbang yang terlalu sering.
Yang kedua, yaitu sistem point-to-point
yang merupakan jaringan independen. Memiliki waktu tempuh yang lebih efisien
karena penumpang tidak perlu transit tetapi perusahaan akan memerlukan lebih
banyak armada.
Dalam sistim
perputaran pesawat penulis juga membahas rute yang dilewati pesawat yang
merupakan kota dengan pangsa pasar besar. Juga memperhitungkan rute pesawat
yang memungkinkan armada untuk melakukan perawatan yang dibutuhkan pada waktu
dan hanggar yang telah ditentukan.
H. Hasil
Penelitian
Berdasarkan
pengembangan rute dan penjabaran mengenai pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan
rute apa yang akan dijadikan sasaran pengembangan rute penerbangan perintis
untuk tahun 2013, maka dengan menambah satu buah pesawat udara C-212, rute yang
ditambahkan dalam daftar rute penerbangan perintis PPA adalah sebanyak dua KPA
dengan 10 rute penerbangan yang memiliki total estimasi nilai DIPA sebesar Rp34
miliar. Untuk area Ternate, rute yang dipilih mencakup Ternate-Gebe,
Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana
dengan nilai sebesar Rp19 miliar. Untuk area Palu, rute yang dipilih mencakup
Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda.
Hasil
penelitian dari dua alternatif penambahan armada, membandingkan keduanya dengan
metode NPV, maka hasil penghitungan nilai laba-rugi yang digunakan adalah
proyeksi laba-rugi dengan nilai tahunan. Sebab, dalam raktiknya, pelayanan penerbangan
perintis dilakukan dalam siklus mingguan dengan total 7 hari kerja. Dengan kata
lain, dalam satu tahun, satu pesawat mengalami 52 siklus. Oleh karena itu,
proyeksi total laba yang diraih pada proyek penerbangan perintis dengan
menambah armada C-212 melalui penyewaan dengan sebuah perusahaan leasing adalah
Rp29.507.504.000,00.
I. Review/
Komentar
Penulis
sudah sangat jelas menjabarkan metodenya dalam hasil penelitian, bagaimana
penelitian tersebut dilaksanakan, menggunakan metode-metode yang telah
disebutkan diatas. Pembahasan yang dilakukan oleh penulis mudah dipahami maksud
dan tujuannya oleh pembaca.
Jurnal yang
berjudul “Perencanaan Pengembangan Penerbangan Perintis Studi Kasus 2013 Pada
Suatu Airlines” ini berisi tentang membahas
Perencanaan Pengembangan Penerbangan Perintis, dalam lingkup studi kasus 2013
pada suatu maskapai di Indonesia; pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan
lalu lintas udara; beberapa wilayah di
Indonesia yang masih
memiliki konektifitas yang
rendah bahkan dapat dikatakan tidak
ada konektifitas.
Angkasa Pura
II. (2012). Statistik Angkutan Udara PT
Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2011.Angkasa Pura II.
Bae, K.-H.
(2010). Integrated Airline Operations:
Schedule Design, Fleet Assignment, Aircraft Routing, and Crew Scheduling.Virginia:
Virginia olytechnic Institute and State University, Industrial and System
Engineering.
Bangs, D.
H., & Pallechia, M. (1999). Financial
Troubleshooting. Glodhirsh Group Inc.
Barnhart, C.
(2008). CPAIOR '08: Integration of AI and OR Techniques in Constraint
Programming for Combinatorial Optimization Problems. 5th International Conference.
Bazargan, M.
(2010). Airline Operation and Scheduling Second Edition. Burlington:
Ashagate Publishing Company.
Dean, J.
(1954). The Concept and Economic Significance of Regularization of Business Investment.
National Bureau of Economic Research,
37-74
Grant, E.
L., Ireson, W. G., Leavenworth, R. S. (1996). Dasar-Dasar Ekonomi Teknik Jilid 1.Jakarta: Rineka Cipta.
Giatman, M.
(2006). Ekonomi Teknik. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa.
Kabanni, N.
M., Patty, B. W. (1992). Aircraft Routing at American Airlines. AGIFORS. Budapest.
Kementerian
Perhubungan. (2012). Studi Integrasi
Pengembangan Konektivitas Pelayanan Jasa Angkutan Udara di Koridor (Bali-Nusa
Tenggara) dan Koridor 6 (Papua - Maluku) dalam Upaya Mendukung MP3EI. Jakarta:
PT Amethys Utama.
Listriyarini,
T., Bagus, W. (2012, Februari 29). Enam
Maskapai Peroleh Subsidi Perintis Rp265 Miliar, diakses November 12, 2012,
dari http://www.beritasatu.com/bisnis/34347-enam-maskapai-peroleh-subsidi-perintis-rp-265-miliar.html
Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan.
Jakarta.
Merpati
Nusantara. (2007, November 1). Sejarah
Singkat PT Merpati Nusantara Airlines, diakses November 12, 2012, dari
http://profilemerpati.blogspot.com/2008/01/sejarah-singkat-ptmerpati-nusantara.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.