.

Sabtu, 08 April 2017

Review Jurnal : PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS : STUDI KASUS 2013 PADA SUATU AIRLINES

Oleh : Priyo Dwi Wijaksono
Kode Tugas : E17 - Priyo



A. JUDUL PENELITIAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS : STUDI KASUS 2013
PADA SUATU AIRLINES

B. NAMA PENULIS

  • Khristian Edi Nugroho Soebandrija (Jurusan Teknik Industri Binus University) 
  • Raisa Nurlatifah (Jurusan Teknik Industri Binus University)

C. NAMA JURNAL

     INASEA
     Volume 15 No.1, Halaman 28-41
     Tahun terbit 2014
     Fakultas Teknik Industri Binus University
     Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480


 D. LATAR BELAKANG MASALAH

Laporan statistik lalu lintas udara tahun 2011 menunjukkan adanya peningkatan di sektor pesawat dan penumpang sejak tahun 2007 (Angkasa Pura II, 2012). Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan kegiatan sosio-ekonomi pada wilayah-wilayah yang telah berkembang menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di wilayah Indonesia (Kementerian Perhubungan, 2012). Perkembangan ini turut mendasari pembentukan koridor-koridor jaringan pelayanan transportasi udara yang menunjukkan keterkaitan antara simpul-simpul perkotaan dalam suatu wilayah berdasarkan sebaran kepulauan yang ada (Kementerian Perhubungan, 2012).
Arus lalu lintas udara yang semakin ramai merupakan lampu hijau bagi maskapai-maskapai untuk turut memasuki pasar dan bersaing memperebutkan penumpang. Pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal (Angkasa Pura II, 2012). Meski demikian, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih memiliki konektivitas yang rendah bahkan dapat dikatakan tidak ada (Kementrian Perhubungan, 2012).

E. MASALAH PERTANYAAN PENELITIAN

1. Rute apa saja yang dijadikan sasaran pengembangan proyek penerbangan perintis?
2.  Bagaimana hasil perhitungan uji kelayakan proyek pengembangan penerbangan perintis pada   
     kedua alternatif?
3. Alternatif apa yang dipilih sebagai pengembangan proyek penerbangan perintis?
4. Berapa laba-rugi yang di proyeksikan untuk proyek penerbangan perintis?

F. METODE

Metodologi utama dalam penelitian ini mengacu pada diagram alir dalam gambar 1. Secara lebih spesifik, perhatian utama terkait pada teori yang menjadi hal utama dalam penelitian ini. Teori tersebut dijabarkan lebih detail dalam bahasan teori.




 



G. HASIL PENELITIAN

           Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, serta analisa dan hasil, dalam penelitian ini
dapat disimpulkan beberapa hal terkait dan juga saran yang perlu dilakukan. Adapun Kesimpulan
dalam penelitian ini mengacu pada: (1) Rute yang dijadikan sasaran pengembangan perintis mencakup KPA Ternate dengan rute Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana, serta KPA Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu- Tarakan, dan Palu-Samarinda. (2) Hasil uji kelayakan proyek dengan perbaikan pesawat C-212
sebesar Rp10.975.127.116,00 dan uji kelayak proyek dengan penyewaan pesawat C-212 sebesar
Rp16.794.681.084,00. (3) Alternatif yang terpilih adalah pengembangan penerbangan perintis dengan
melakukan penyewaan pesawat C-212. (4) Laba-rugi yang diproyeksikan pada penerbangan perintis
dengan alternatif penyewaan pesawat C-212 adalah laba sebesar Rp29.507.504.000,00.


H. REVIEW KOMENTAR

           Masukan yang dapat disampaikan kepada PPA berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil penelitian, maka PPA disarankan untuk melaksanakan pengembangan penerbangan perintis pada tahun 2013 dengan menyewa sebuah pesawat C-212. Jika proyek ini dilakukan maka PPA akan menghasilkan laba sebesar Rp 29,5 miliar. (2) Penyediaan lapangan kerja praktek akan lebih bermanfaat jika perusahaan dapat membantu mengembangkan potensi mahasiswa kerja praktek secara efektif meski dalam waktu singkat.

I. ABSTRAK JURNAL
 

            Penelitian ini membahas Perencanaan Pengembangan Penerbangan Perintis, dalam lingkup studi kasus 2013 pada suatu maskapai di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Meski demikian, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih memiliki konektifitas yang rendah bahkan dapat dikatakan tidak ada konektifitas. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah diwajibkan untuk menyelenggarakan angkutan udara perintis seperti yang tertera pada pasal 104 Undang Undang Nomor I tahun 2009. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait penyusunan diagram perputaran pesawat, penyusunan rencana anggaran biaya, evaluasi kelayakan proyek, dan penyusunan laporan laba-rugi. Analisa dalam penerbangan perintis ini mencakup Rute yang dijadikan sasaran pengembangan perintis KPA Ternate denga rute Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana,serta KPA Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tidak tertutup kemungkinan.

J. DAFTAR PUSTAKA

Angkasa Pura II. (2012). Statistik Angkutan Udara PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2011.
Angkasa Pura II.

Bae, K.-H. (2010). Integrated Airline Operations: Schedule Design, Fleet Assignment, Aircraft
Routing, and Crew Scheduling. Virginia: Virginia Polytechnic Institute and State University,
Industrial and System Engineering.

Bangs, D. H., & Pallechia, M. (1999). Financial Troubleshooting. Glodhirsh Group Inc.

Barnhart, C. (2008). CPAIOR '08: Integration of AI and OR Techniques in Constraint Programming
for Combinatorial Optimization Problems. 5th International Conference.

Bazargan, M. (2010). Airline Operation and Scheduling Second Edition. Burlington: Ashagate
Publishing Company.

Dean, J. (1954). The Concept and Economic Significance of Regularization of Business Investment.
National Bureau of Economic Research, 37-74
Perencanaan Pengembangan … (Khristian Edi Nugroho Soebandrija; Raisa Nurlatifah) 41

Grant, E. L., Ireson, W. G., Leavenworth, R. S. (1996). Dasa-Dasar Ekonomi Teknik Jilid 1. Jakarta:
Rineka Cipta.

Giatman, M. (2006). Ekonomi Teknik. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa.

Kabanni, N. M., Patty, B. W. (1992). Aircraft Routing at American Airlines. AGIFORS. Budapest.

Kementerian Perhubungan. (2012). Studi Integrasi Pengembangan Konektivitas Pelayanan Jasa
Angkutan Udara di Koridor (Bali-Nusa Tenggara) dan Koridor 6 (Papua - Maluku) dalam
Upaya Mendukung MP3EI. Jakarta: PT Amethys Utama.

Listriyarini, T., Bagus, W. (2012, Februari 29). Enam Maskapai Peroleh Subsidi Perintis Rp265
Miliar, diakses November 12, 2012, dari http://www.beritasatu.com/bisnis/34347-enammaskapai-
peroleh-subsidi-perintis-rp-265-miliar.html

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Jakarta.

Merpati Nusantara. (2007, November 1). Sejarah Singkat PT Merpati Nusantara Airlines, diakses
November 12, 2012, dari http://profilemerpati.blogspot.com/2008/01/sejarah-singkatptmerpati-
nusantara.html.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.