Kode Tugas : E17 - Priyo
A. JUDUL PENELITIAN
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS : STUDI KASUS 2013
PADA SUATU AIRLINES
B. NAMA PENULIS
- Khristian Edi Nugroho Soebandrija (Jurusan Teknik Industri Binus University)
- Raisa Nurlatifah (Jurusan Teknik Industri Binus University)
C. NAMA JURNAL
INASEA
Volume 15 No.1, Halaman 28-41
Tahun terbit 2014
Fakultas Teknik Industri Binus University
Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
D. LATAR BELAKANG MASALAH
Laporan statistik lalu lintas udara tahun 2011 menunjukkan
adanya peningkatan di sektor pesawat dan penumpang sejak tahun 2007 (Angkasa
Pura II, 2012). Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan kegiatan
sosio-ekonomi pada wilayah-wilayah yang telah berkembang menjadi Pusat Kegiatan
Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di
wilayah Indonesia (Kementerian Perhubungan, 2012). Perkembangan ini turut
mendasari pembentukan koridor-koridor jaringan pelayanan transportasi udara
yang menunjukkan keterkaitan antara simpul-simpul perkotaan dalam suatu wilayah
berdasarkan sebaran kepulauan yang ada (Kementerian Perhubungan, 2012).
Arus
lalu lintas udara yang semakin ramai merupakan lampu hijau bagi
maskapai-maskapai untuk turut memasuki pasar dan bersaing memperebutkan
penumpang. Pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara
tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal
(Angkasa Pura II, 2012). Meski demikian, masih ada beberapa wilayah di Indonesia
yang masih memiliki konektivitas yang rendah bahkan dapat dikatakan tidak ada (Kementrian
Perhubungan, 2012).
E. MASALAH PERTANYAAN PENELITIAN
1. Rute apa saja yang dijadikan sasaran pengembangan
proyek penerbangan perintis?
2. Bagaimana hasil perhitungan uji kelayakan proyek
pengembangan penerbangan perintis pada
kedua alternatif?
3. Alternatif apa yang dipilih sebagai pengembangan proyek penerbangan perintis?
4. Berapa laba-rugi yang di proyeksikan
untuk proyek penerbangan perintis?
F. METODE
Metodologi utama dalam penelitian ini mengacu
pada diagram alir dalam gambar 1. Secara lebih spesifik, perhatian utama
terkait pada teori yang menjadi hal utama dalam penelitian ini. Teori
tersebut dijabarkan lebih detail dalam bahasan teori.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, serta
analisa dan hasil, dalam penelitian ini
dapat disimpulkan beberapa hal terkait dan juga
saran yang perlu dilakukan. Adapun Kesimpulan
dalam penelitian ini mengacu pada: (1) Rute yang
dijadikan sasaran pengembangan perintis mencakup KPA Ternate dengan rute
Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela,
dan Mangole-Sanana, serta KPA Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu- Tarakan,
dan Palu-Samarinda. (2) Hasil uji kelayakan proyek dengan perbaikan pesawat
C-212
sebesar Rp10.975.127.116,00 dan uji kelayak proyek
dengan penyewaan pesawat C-212 sebesar
Rp16.794.681.084,00. (3) Alternatif yang terpilih
adalah pengembangan penerbangan perintis dengan
melakukan penyewaan pesawat C-212. (4) Laba-rugi
yang diproyeksikan pada penerbangan perintis
dengan alternatif penyewaan pesawat C-212 adalah
laba sebesar Rp29.507.504.000,00.
H. REVIEW KOMENTAR
Masukan yang dapat disampaikan
kepada PPA berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Berdasarkan hasil penelitian, maka PPA disarankan untuk melaksanakan
pengembangan penerbangan perintis pada tahun 2013 dengan menyewa sebuah pesawat
C-212. Jika proyek ini dilakukan maka PPA akan menghasilkan laba sebesar Rp
29,5 miliar. (2) Penyediaan lapangan kerja praktek akan lebih bermanfaat jika
perusahaan dapat membantu mengembangkan potensi mahasiswa kerja praktek secara
efektif meski dalam waktu singkat.
I. ABSTRAK JURNAL
Penelitian
ini membahas Perencanaan Pengembangan Penerbangan Perintis, dalam lingkup studi
kasus 2013 pada suatu maskapai di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang disertai
pertumbuhan lalu lintas udara tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik
wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Meski demikian, masih ada beberapa
wilayah di Indonesia yang masih memiliki konektifitas yang rendah bahkan dapat dikatakan
tidak ada konektifitas. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah diwajibkan
untuk menyelenggarakan angkutan udara perintis seperti yang tertera pada pasal
104 Undang Undang Nomor I tahun 2009. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
terkait penyusunan diagram perputaran pesawat, penyusunan rencana anggaran
biaya, evaluasi kelayakan proyek, dan penyusunan laporan laba-rugi. Analisa
dalam penerbangan perintis ini mencakup Rute yang dijadikan sasaran
pengembangan perintis KPA Ternate denga rute Ternate-Gebe, Ternate-Mangole,
Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana,serta KPA
Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tidak tertutup
kemungkinan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Angkasa Pura II. (2012). Statistik Angkutan Udara
PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2011.
Angkasa Pura II.
Bae, K.-H. (2010). Integrated Airline Operations:
Schedule Design, Fleet Assignment, Aircraft
Routing, and Crew Scheduling. Virginia: Virginia Polytechnic
Institute and State University,
Industrial and System Engineering.
Bangs, D. H., & Pallechia, M. (1999). Financial
Troubleshooting. Glodhirsh Group Inc.
Barnhart, C. (2008). CPAIOR '08: Integration of AI
and OR Techniques in Constraint Programming
for Combinatorial Optimization Problems. 5th
International Conference.
Bazargan, M. (2010). Airline Operation and
Scheduling Second Edition. Burlington: Ashagate
Publishing Company.
Dean, J. (1954). The Concept and Economic
Significance of Regularization of Business Investment.
National Bureau of Economic
Research, 37-74
Perencanaan Pengembangan … (Khristian Edi Nugroho
Soebandrija; Raisa Nurlatifah) 41
Grant, E. L., Ireson, W. G., Leavenworth, R. S.
(1996). Dasa-Dasar Ekonomi Teknik Jilid 1. Jakarta:
Rineka Cipta.
Giatman, M. (2006). Ekonomi Teknik. Jakarta:
Raja Gravindo Perkasa.
Kabanni, N. M., Patty, B. W. (1992). Aircraft
Routing at American Airlines. AGIFORS. Budapest.
Kementerian Perhubungan. (2012). Studi Integrasi
Pengembangan Konektivitas Pelayanan Jasa
Angkutan Udara di Koridor
(Bali-Nusa Tenggara) dan Koridor 6 (Papua - Maluku) dalam
Upaya Mendukung MP3EI. Jakarta: PT Amethys Utama.
Listriyarini, T., Bagus, W. (2012, Februari 29). Enam
Maskapai Peroleh Subsidi Perintis Rp265
Miliar, diakses November 12, 2012, dari
http://www.beritasatu.com/bisnis/34347-enammaskapai-
peroleh-subsidi-perintis-rp-265-miliar.html
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan. Jakarta.
Merpati Nusantara. (2007, November 1). Sejarah
Singkat PT Merpati Nusantara Airlines, diakses
November 12, 2012, dari
http://profilemerpati.blogspot.com/2008/01/sejarah-singkatptmerpati-
nusantara.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.