.

Sabtu, 08 April 2017

Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga secara Biologis dengan media lumpur aktif (Suatu usaha pemanfaatan air limbah)

Oleh : Imam Huda
Kode : @E14-Imam

Judul                             : Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga secara Biologis dengan media lumpur aktif (Suatu usaha pemanfaatan air limbah)
Jurnal                            : Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
Volume dan Halaman    :Vol. 1, No. 1 Halaman 454-460
Tahun                           : 2012
Penulis                          : Deissy L Nusanthary, Elliza Rosida Colby, Herry Santosa
Penerbit                        : Jurusan Teknik Kimia , Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,     Tembalang 50239, Telp/Fax: (024)7460058
Reviewer                      : Imam Huda (41615120030)
Tanggal                        : 5 April 2017

Abstrak               : Limbah cair yang berasal dari air bekas cuci dan mandi dapat diolah menjadi air yang dapat   dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukkannya. Penelitian dilakukan secara biologis dengan menggunakan media lumpur aktif. Percobaan dilakukan melalui dua tahapan: (1) Karakterisasi air limbah Untuk mengetahui karakteristik air limbah berdasarkan pH dan tingkat kejernihan. (2) Pengolahan air limbah Dilakukan dalam empat buah bak aerasi, masing-masing dengan perbandingan berat lumpur aktif tiap satuan volume (MLSS 1000, MLSS 2000, MLSS 3000 dan MLSS 4000mg/liter). Disetiap akhir percobaan dilakukan uji pH, kejernihan, kesadahan, dan surfaktan dari hari kehari selama tujuh hari.

 Tujuan                : Penelitian dengan judul pengolahan air limbah rumah tangga. Secara biologis dengan media lumpur aktif dimaksudkan untuk memanfaatkan kembali air limbah rumah tangga untuk kebutuhan mandi dan cuci. Lebih jauh, sasaran yang diinginkan adalah mengkaji pengaruh perbandingan berat lumpur aktif tiap satuan volume limbah pada proses pengolahan terhadap kadar surfaktan, kesadahan, pH dan kejernihan, mengkaji pengaruh waktu pengolahan terhadap kadar surfaktan, kesadahan, pH , dan kejernihan.


Metode               : Percobaan dilakukan melalui dua tahapan (1) Karakterisasi air limbah (2) Pengolahan air limbah. Tahap karakterisasi air limbah dilakukan dengan mengukur pH dan tingkat kejernihan. Sebelum tahap pengolahan air limbah berlangsung, proses aklimatisasi perlu dilakukan selama 10 hari. Percobaan dilakukan dalam empat bak aerasi. Disetiap akhir percobaan dilakukan uji hasil terhadap pH, tingkat kejernihan, kesadahan dan kadar surfaktan dari hari kehari selama tujuh hari. Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan tingkat kejernihan menggunakan turbidimeter, sedangkan tingkat kesadahan menggunakan metoda titrasi titrimetri dan surfaktan menggunakan metoda ekstraksi.

Hasil                    : Karakterisasi Air Limbah Karakterisasi air limbah dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh karakteristik air limbah berdasarkan pH dan tingkat kejernihan. Hasil analisa pH dan tingkat kejernihan air bekas cuci dan mandi pada penelitian pendahuluan dilakukan dari hari ke hari selama 7 hari. Table 1,pH dan tingkat kejernihan pada berbagai waktu : Hari pH Kejernihan(NTU) 1 8,0 208 2 8,0 208 3 8,1 207 4 8,1 208 5 8,0 209 6 8,0 209 7 8,0 209 Dari tabel 1 diperoleh data bahwa pH air bekas cuci dan mandi cenderung bersifat basa dengan tingkat kejernihan jauh diatas normal (SK Menkes RI tahun 2002). Dengan demikian air bekas cuci dan mandi perlu dilakukan perlakuan lebih lanjut hingga dipenuhi kriteria air mandi dan cuci yang layak.


Pengaruh Berat Lumpur Aktif Selama proses pengolahan berlangsung, pada penggunaan MLSS 1000 mg/l air limbah memberikan respon cukup baik terhadap turunnya kesadahan dan kadar surfaktan. Dari hari kehari tingkat kesadahan (Ca dan Mg) dan kadar surfaktan cenderung turun dan konstan setelah pengolahan berlangsung selama enam hari telah memenuhi standar SNI. Secara kualitatif tingkat kesadahan dibawah ambang batas yang diizinkan meskipun kadar surfaktan belum mencapai nol.Hal tersebut disebabkan karena berbagai strain anggota genus memiliki keunggulan metabolik sehingga berperan sangat penting dalam proses biodegradasi dan mereduksi toksisitas limbah deterjen yang mengandung surfaktan. Surfaktan merupakan sumber karbon dan energi yang potensial untuk pertumbuhan beberapa strain bakteri. Proses biodegradasi surfaktan melibatkan sistem enzim oksidatif sehingga biodegradasi dapat berlangsung optimal dalam kondisi aerobik. (Seminar Nasional Biologi,2010). Mikroorganisme mempunyai peranan penting dalam proses pengolahan limbah secara biologis. Dalam menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah, mikroorganisme sangat tergantung pada kondisi lingkungannya seperti suplai oksigen untuk kondisi aerob. Pengaruhnya terhadap pH, kesadahan dan tingkat kejernihan dapat dilihat pada penurunan nilai-nilai tersebutpada limbah deterjen, menandakan terjadinya biodegradasi surfaktan. (Nida dan Chaerunisah,2006)

Kelebihan & kekurangan : Sistem lumpur aktif dapat diterapkan untuk hampir semua jenis limbah cair industri pangan, baik untuk oksidasi karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun eliminasi fosfor secara biologis. Kendala yang mungkin dihadapi oleh dalam pengolahan limbah cair industri pangan dengan sistem ini kemungkinan adalah besarnya biaya investasi maupun biaya operasi, karena sistem ini memerlukan peralatan mekanis seperti pompa dan blower. Biaya operasi umumnya berkaitan dengan pemakaian energi listrik (Anonim, 2012).



Kesimpulan         : (1)Air limbah rumah tangga dapat diolah dan dimanfaatkan kembali sebagai air mandi dan cuci. (2)Penggunaan MLSS 1000 mg per liter air limbah selama enam hari proses pengolahan berlangsungdiperoleh produk olahan yang memenuhi SNI meski kadar surfaktan belum mencapai nol. SARAN Perlu dilakukan kajian lebih lanjut kaitannya dengan usaha menurunkan kadar surfaktan hingga mencapai nol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.