.

Sabtu, 08 April 2017

Review Jurnal : IMPROVE THE WORK EFFECTIVENESS WITH OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) AS THE BASIS FOR OPTIMIZING PRODUCTION

@D02-Andi
Oleh : Muhammad Andi Yusuf







1.     JUDUL PENELITIAN
IMPROVE THE WORK EFFECTIVENESS WITH OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) AS THE BASIS FOR OPTIMIZING PRODUCTION

2.     NAMA PENULIS
Ø  Herry A. Prabowo (Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana , Email: herryagung@gmail.com; )
Ø  Farida (Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana , Email: faridaghozali@gmail.com;)
Ø  Deta Indar R(Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana )


3.     NAMA JURNAL
JURNAL PASTI
Volume IX No 3, 286 – 299
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax: +62215871335
p-ISSN: 2085-5869
http://journal.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/



4.     LATAR BELAKANG MASALAH
PT YME yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif yaitu spare part motor. Keberhasilan kegiatan produksi dapat dipantau dari hasil produksi dan produk gagal yang dihasilkan. Pada bulan Agustus 2014 nilai produk gagal berada pada batas target reject (720 ppm) sehingga perlu dilakukan kegiatan perbaikan (Target reject bisa dilihat pada lampiran). Dengan kegiatan pemeliharaan mesin yang efektif diharapkan dapat mengurangi jumlah reject dan stop mesin saat kegiatan produksi. Kerusakan mesin dalam departement ini seringkali tidak terkontrol dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Nilai downtime mesin tinggi namun belum ada tindakan perbaikan yang ditetapkan untuk mengurangi downtime. Bahkan belum diketahui mesin mana saja yang menjadi mesin kritis untuk dilakukan pemeliharaan. Optimalisasi mesinpun tidak diperhitungkan karena kegiatan TPM belum dilakukan secara benar dalam perusahaan ini. Pemeliharaan mesin yang dilakukan sebatas pada tindakan preventive dan corrective. Untuk itu dilakukan analisa data downtime dari departement engineering & maintenance, ditentukan mesin yang menjadi mesin kritisnya, kemudian dilakukan pengukuran kinerja mesin di department produksi dengan menggunakan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang sesuai dengan prinsip-prinsip TPM..

5.     MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
Ø  Bagaimana kinerja mesin-mesin utama jika diukur dengan menggunakan metode OEE?
Ø  Solusi dan tindakan perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai efektivitas mesin jika dilakukan menggunakan prinsip-prinsip TPM?

6.     TUJUAN PENELITIAN
Ø  melakukan pengukuran kinerja mesin dengan menghitung OEE,
Ø  Menetapkan usaha perbaikan untuk meningkatkan produktivitas

7.     METODE
Ø  Metode survey
Ø  Metode studi kasus
Ø  Metode studi gerakan dan waktu



Metode Diatas didukung dengan menggunakan

¨       Diagram Pareto
¨       Diagram Tulang ikan / Fish bone


8.    HASIL PENELITIAN
Data Mesin produksi berdasarkan kapasitas setiap mesin dalam pembuatan produk. Pengambilan data mesin dari line secondary coil untuk line sub assy, berikut merupakan data cycle time dari mesin produksi
Tabel 2 Data cycle time mesin

Nama Proses
Cycle Time
Man Power
Kapasitas Jumlah Produksi


(Menit)

Shift 1
Shift 2

Insert Terminal
0,13

3
2908

Winding Secondary
0,13
1



Winding Secondary
0,13
3323
2908



Winding Secondary
0,13




Manual Solder
0,13
1
3323
2908

Perhitungan Availability

Availability menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan produksi. Formula yang digunakan dalam menghitung availability adalah :

=
Operation Time
100%
Operation
Loading Time

time diperoleh dari


Operation Time = Loading time – Downtime

Loading time adalah waktu yang tersedia per hari dikurangi dengan waktu downtime yang telah direncanakan oleh perusahaan. (planned downtime).
Available time
=

= (480+420)


= 900 menit


Perhitungan Performance Effeciency

Performace efficiency merupakan rasio kuantitas produk yang dihasilkan jika dihitung menggunakan waktu siklus ideal terhadap waktu yang tersedia yang melakukan produksi (operation time).
=
(


)
)
100%


=
(
(
. ) )
100%

(


=
(

.  )
100% = 87.50 %

Perhitungan Quality Rate Produk

Quality rate merupakan rasio antar produksi sesuai standart dan total produksi. Secara matematis,Quality rate dapat dirumuskan sebagai berikut :
=                                                                                100%
Perhitungan Nilai OEE

Nilai OEE merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai performa dari peralatan. Perhitungan OEE dapat diperoleh dengan Rumus sebagai berikut :
=
1 = 83.68 %                           87.5 %                  98.9% =  72.41 %

Berikut merupakan data perhitungan nilai OEE yang didapat dari pengalian ketiga faktor berdasarkan data yang sudah ada dalam bentuk tabel :


           




Tabel 3 Nilai OEE line 1
Date
Mesin Line 1
Availability
Performance
Quality Rate
OEE


(%)
Efficiency
(%)
(%)



(%)


4
Secondary Coil
83,68
87,50
98,90
72,41
5
Secondary Coil
79,1
93,22
98,97
73,04
6
Secondary Coil
86,88
88,46
99,28
76,29
7
Secondary Coil
89,48
92,32
99,33
82,05
8
Secondary Coil
87,92
96,27
99,33
84,07
11
Secondary Coil
86,45
84,89
99,47
73,00
12
Secondary Coil
92,92
91,82
99,37
84,77
13
Secondary Coil
93,73
90,30
99,62
81,62
14
Secondary Coil
92,29
91,70
99,49
84,20
15
Secondary Coil
90,94
93,81
99,32
84,73
18
Secondary Coil
87,85
91,89
99,29
80,15
19
Secondary Coil
83,65
96,33
99,26
79,98
20
Secondary Coil
88,13
92,41
99,50
81,03
21
Secondary Coil
90,52
89,76
99,50
80,84
22
Secondary Coil
90,67
76,07
99,08
68,34
25
Secondary Coil
90,32
95,18
99,54
85,58
26
Secondary Coil
90,73
94,40
99,42
85,15
27
Secondary Coil
86,46
94,76
99,40
81,44
28
Secondary Coil
86,67
96,09
99,50
82,86
29
Secondary Coil
83,11
93,09
99,31
77,47



Tabel 4 Nilai OEE line 2
Date
Mesin Line 1
Availability
Performance
Quality Rate
OEE


(%)
Efficiency
(%)
(%)



(%)


4
Secondary Coil
82.41
71.90
98.85
59
5
Secondary Coil
79.93
89.71
99.21
71
6
Secondary Coil
84.67
98.85
99.53
83
7
Secondary Coil
92.89
59.87
98.81
55
8
Secondary Coil
87.22
70.80
98.99
61
11
Secondary Coil
94.84
81.97
99.29
77
12
Secondary Coil
90.31
78.89
99.26
71
13
Secondary Coil
92.08
81.99
99.37
75
14
Secondary Coil
92.81
88.74
99.36
82
15
Secondary Coil
92.40
86.44
99.41
79
18
Secondary Coil
86.56
96.15
99.49
83
19
Secondary Coil
86.67
97.36
99.45
84
20
Secondary Coil
83.96
90.82
99.61
76
21
Secondary Coil
86.77
93.54
99.60
81
22
Secondary Coil
84.17
97.28
99.54
82
25
Secondary Coil
87.53
93.13
99.62
81
26
Secondary Coil
89.48
81.47
99.57
73
27
Secondary Coil
78.54
99.53
99.49
78
28
Secondary Coil
86.25
94.75
99.59
81
29
Secondary Coil
79.48
99.76
99,56
79


9.     KOMENTAR
Dari Penelitian diatas menunjukan hampir dari semua elemen pendukung OEE terdapat masalah baik dari segi Availability , dan Performance Efficiency , karena dari hasil penelitian dari perhitungan OEE 2 faktor itu yang presentasenya tidak stabil menandakan banyak problem yang terdapat dilapangan. Perawatan mesin secara berkala atau menjalankan sesuai metode TPM dan Improvement akan menjaga kondisi mesin akan lebih menjadi lebih stabil untuk mengurangi Sic Big Losses. Dan akan meningkatkan Kualitas dan kuantitas produksi.

10.ABSTRAK
PT Yamaha Motor Electronics (PT YME) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pada pembuatan otomotif kendaraan bermotor roda dua. Perusahaan ini menghasilkan suku cadangelektronik untuk kendaraan bermotor.Beberapa produk mencakup ecu cdi/, pengapian kumparan, Starting Motor, stator dan rotor. Sebagai produsen , perusahaan tidak terlepas dari masalah efektivitas produk .Masalahnya adalah ketidak seimbang antara line winding sekunder dengan line berikutnya.Pada saat hal ini terjadi maka menyebabkan terjadi downtime yang akan menyebabkan turunnya efektivitas.Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dari pekerjaan dan kegiatan untuk pengolahan data dan settlement issues.Dari analisis yang dilakukan di PT YME , diperoleh nilai oee pada agustus 2014 , nilai rata-rata dari line 1 sebesar 79.95 % dan rata-rata line 2 adalah 75.48 % .Nilai oee dari line 1 berkisar antara 68.34 %. 85.58 % dan untuk line 2 berkisar antara 54.95 % -83.91 %. Nilai oee masih di bawah 85 % menunjukkan bahwa kinerja mesin, operator dan metode belum maksimal .Perusahaan perlu meningkatkan nilai OEE menjadi > 85 %. Perusahaan perlu melakukan perbaikan di Set-Up losses yang menjadi penyebab kerugian terbesar diantara faktor-faktor lain di Six Big Losses. Perbaikan dilakukan terhadap lima aspek yaitu aspek orang, mesin, bahan, metode kerja, dan lingkungan. Salah satu yang telah dilakukan adalah perbaikan dalam pengumpulan data dan perbaikan metode dalam bekerja, terutama dalam SOP secara umum.




11.   DAFTAR PUSTAKA
Adiyas. Modul 10. Analisa Data (Bagian Pertama): Metode Pengumpulan Data. Universitas Mercubana.

Fadillah, Rizki. Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebagai Dasar Optimasi Produktivitas: Studi Kasus Di PT Sweet Candy Indonesia, Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Ginting, S. M. 2007. Perawatan Dengan Menggunakan Metode Total Productive Maintenance (TPM) Di PT. Alumunium Extrusion Indonesia (Alexindo), Tugas Akhir Fakultas Teknologi Industri. Universitas Gunadarma.

Mobley ,R. K, dkk. 2008. Maintenance Engineering Handbook. Seventh Edition. USA. 2008.
Nakajima, Seiichi, Introduction to TPM Total Productive Maintenance. Productivity Press, Inc. Cambridge-Massachusetts, 1988.
Nazir, Mohammad . 2003. Metode Penelitian. Cetakan Ke-5. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003.
_______________ . Agustus Metode Penelitian. Cetakan Ke-3. Jakarta: Ghalia. 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.