@E16-HENDRIK
Oleh: HENDRIK MILION
A. JUDUL PENELITIN
SKALA
PENGUKURAN SHIFT KERJA, BEBAN KERJA, DAN PERSEPSI KESEHATAN SEBAGAI STRESSOR
DENGAN FASILITAS MANAJEMEN UNTUK PENANGGULANGANNYA
B.
NAMA PENULIS
Chie,
Ho Hwi ( Binus University)
Zuraida,
Rida ( Binus University)
C.
NAMA JURNAL
Industrial and Systems Engineering Assessment
Journal (INASEA)
Volume
14, No. 1 Tahun 2013
Publisher
Group: Universitas Bina Nusantara
Industrial
Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University
Jl. K.H. Syahdan
No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
hhchie@binus.edu;
rzuraida@yahoo.com
D.
LATAR BELAKANG MASALAH
Tuntutan kebutuhan hidup manusia
sangat banyak, mau tidak mau manusia harus dapat memenuhi tuntutan kebutuhan
hidup tersebut. Untuk dapat memenuhi tuntutan
ini, manusia harus bekerja agar dapat menghasilkan uang. Salah satu contoh
pekerjaan yang dapat menghasilkan uang adalah bekerja di suatu perusahaan. Pada
umumnya bekerja di perusahaan dapat dilakukan pada pagi hari, siang hari
ataupun malam hari. Karyawan yang bekerjaa di perusahaan yang mendapat shift malam biasanya banyak mengalami
kelemahan fisik. Manusia
memiliki sistem circadian yang mengatur tubuh untuk bekerja atau beraktivitas
di siang hari (ergotrophic phase) dan beristirahat dan mengumpulkan
energi kembali di malam hari (throtopic phase) (Kroemer, 2003). Karyawan
yang mendapat shift malam atau harus bekerja di malam hari pada saat
fase relaksasi dapat menimbulkan dampak fisik dan psikologi. Aspek lainnyayang
dapat dianggap beban oleh pekerja adalah terisolasinya dari kehidupan sosial
serta hubungan keluarga. Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya stres pada
karyawan. Stres kerja merupakan reaksi terhadap ketidaksesuaian tuntutan kerja
dengan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya (Kroemer, 2009).
Penyebab stres
kerja antara lain jenis pekerjaan, tingkat kesulitan kerja, beban kerja yang kompleks,
pekerjaan yang bersifat monoton, tanggung jawab yang berat, supervisor yang
tidak bersahabat tanpa alasan, lingkungan kerja, kurangnya pengakuan, kurangnya
kontrol, kurangnya rasa aman dalam bekerja, kurangnya dukungan sosial dari
supervisor dan rekan kerja, ancaman atau perilaku intimidasi dari atasan
ataupun rekan.
E. MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja penyebab-penyebab timbulya
stres kerja yang dialami karyawan?
2. Bagaimana cara mengatasi stres
tersebut agar karyawan tidak mengalami kejenuhan bekerja?
3. Adakah batas umur untuk karyawan
yang bekerja shift malam, dan kebijaksanaan apa yang harus diberikan oleh
perusahaan terhadap karyawan yang sudah berusia yang mendapat kerja shift
malam?
F. TUJUAN PENELITIAN
Tuntutan
zaman membuat kehidupan manusia dewasa ini semakin sulit dan harus ekstra keras
untuk memenuhinya. Akibat dari tuntutan kehidupan manusia yang semakin
meningkat, stres sangat menghantui kehidupan manusia. Oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengurangi stres yang dialami manusia agar
dapat teratasi dengan baik.
G. METODE
Metodelogi
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.
Metode
pengembangan pengukuran
2.
Metode
penelusuran
3.
Metode
pengujian
4.
Metode
korelasi dan variabel.
H. HASIL PENELITIAN
Alat ukur berupa
kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan teori serta
penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya menggunakan skala interval untuk menangkap
kecenderungan persepsi responden terhadap kondisi yang ditanyakan. Pengukuran persepsi kesehatan, digunakan SF- quality
life scale, dan untuk beban kerja digunakan skala pengukuran kualitatif
yang mengacu pada Visual Audio Cognitive Psycomotor (VACP) scale Kedua
skala ini digunakan cukup luas dan memiliki realibilitas alat ukur yang baik. Kuesioner SF-36 standar adalah yang
dikembangkan dari sebuah set kuesioner yang digunakan di US Medical Outcomes
Study di pertengahan tahun 80an (Ware and Sherbourne, 1992).
SF-36 ini
menjadi salah satu alat yang digunakan secara luas untuk mengukur kesehatan yang
berkaitan dengan kualitas hidup berdasarkan persepsi diri mengenai status
kesehatan dan fungsi tubuhnya. Hasil penelitian yang sudah dilakukan
menggunakan SF-36, menunjukkan bahwa nilai SF-36 ini meningkat seiring dengan
peningkatan pendapatan keluarga (pada sebagian skala) dan hal ini lebih
berpengaruh terhadap pria dibandingkan terhadap perempuan. Hasil penilaian
kondisi kesehatan seseorang yang bekerja juga lebih tinggi nilainya
dibandingkan dengan yang tidak
bekerja.
I. REVIEW/KOMENTAR
Hasil
pengembangan pengukuran, penelusuran, pengujian, korelasi dan variabel, dalam
penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait antara lain:
- Beberapa
teori menyatakan bahwa apa yang diterima seseorang diproses secara berbeda
mengacu pada beberapa persepsi serta dimensi kognitif (seperti visual, atau
audio, modality, dan lain -lain).
- Multiple resources theory menyatakan bahwa
orang memiliki memisahkan resources yang dimiliki dalam menerima suatu
rangsangan, dan setiap resources memiliki keterbatasan kapasitas yang
bisa jadi digunakan melebihi kapasitasnya.
- Hasil
skala VACP dan SF-36 serta deskripsi diri mengenai persepsi dampak shift kerja
terhadap kepuasan kerjanya kemudian dapat digunakan untuk mempetakan kondisi
stress karyawan serta dihitung korelasi antar ketiganya serta korelasi dengan
fasilitas manajemen yang diterima oleh seorang karyawan.
Selain
kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan untuk mengatasi stress
adalah:
- Stressor pada dasarnya dapat dikendalikan ataupun
dikurangi jika karyawanvmemperoleh dukungan dari prusahaan tempatnya bekerja.
Dukungan berupa fasilitas manajemen ini berupa dukungan atasan bawahan, dan
dukungan pemberian pelatihan untuk meningkatkan keahlian atau skill yang
diperlukan serta keahlian karyawan itu sendiri.
J. ABSTRAK JURNAL
Kerja shift malam yang dilakukan karyawan beresiko mengalami peningkatan
stress, peningkatan beban kerja serta menerima konsekuensi kesehatan yang
berbeda dengan karyawan yang bekerja pada shift normal di siang hari. Untuk
mengatasi stress tersebut diperlukan dukungan berupa fasilitas manajemen yang
terdiri dari dukungan atasan bawahan, dan dukungan pemberian pelatihan untuk
meningkatkan keahlian atau skill yang diperlukan serta keahlian karyawan itu sendiri.
Untuk persepsi kesehatan kerja, digunakan SF-36 untuk mengukur persepsi
kualitas kesehatan diri. Sedangkan untuk beban kerja, digunakan pengukuran
empat resource diri dalam bekerja menggunakan visual, audiotory, cognitive, psycomotor
skala sebagai alat ukurnya. Implikasinya adalah bahwa skala pengukuran stressor
ini perlu diuji coba untuk melihat realibilitas dan validitasnya pada
lingkungan kerja di Indonesia, serta untuk menguji korelasi antar variabel yang
digunakan dengan Fasilitas manajemen yang diterima karyawan.
K.
DAFTAR PUSTAKA
Eisenberger, R.,
Stinglhamber, F., Vandenberghe, C., Sucharski, I. L., & Rhoades, L. (2002).
Perceived supervisor support: Contributions to perceived organizational support
and employee retention. Journal of Applied Psychology, 87, 565–573.
Horrey, W. J.
and Wickens, C. D. (2005). Multiple resource modeling of taskinterference in
vehicle control hazard awareness and in-vehicle task performance. Proceedings
of the Second ernational riving
Symposium on Human Factors in Driving Assessment, Training, andVehicle Design,
Iowa City, Iowa: University of Iowa.
Kroemer, K. H. (2009). Fitting
the Human, Introduction to Ergonomics. Florida: CRC Press.
Lerman, D. C.,
& Vorndran, C. M. (2002). On the status of knowledge for using punishment:
implications for treating behaviour disorders. Journal of Applied Behavior
Analysis, 35 (4), 431 – 464.
Ismar, R. Amri,
Z., dan Sostrosumihardjo, D. (2011). Stres kerja dan berbagai faktor yang berhubungan
pada pekerja call center PT X di Jakarta. Majalah Kedokteran
Indonesia, 61 (1), Januari 2011.
Snipes, R. L.,
Oswald, S. L., LaTour, M., & Armenakis, A. A. (2005). The effects of
specific job satisfaction facets on customer perceptions of service quality: an
employee-level analysis.
Journal of
Business Research, 58 (10), 1330 – 1339.
Van Mark, A.,
Spallek, M., Kessel, R., and Brinkmann, E. (2006). Shift work and
pathological
conditions. Journal
of Occupational Medicine and Toxicology, 1, 25.
Wangenheim, F.
V., Evanschitzky, H., & Wunderlich, M. (2007). Does the employee customer
satisfaction
link hold for all employee groups? Journal of Business Research, 60, 690
– 697.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.