.

Sabtu, 08 April 2017

Review Jurnal: SKALA PENGUKURAN SHIFT KERJA, BEBAN KERJA, DAN PERSEPSI KESEHATAN SEBAGAI STRESSOR DENGAN FASILITAS MANAJEMEN UNTUK PENANGGULANGANNYA





 @E16-HENDRIK
Oleh:  HENDRIK  MILION 
  
 A. JUDUL PENELITIN
SKALA PENGUKURAN SHIFT KERJA, BEBAN KERJA, DAN PERSEPSI KESEHATAN SEBAGAI STRESSOR DENGAN FASILITAS MANAJEMEN UNTUK PENANGGULANGANNYA

B.     NAMA PENULIS
Chie, Ho Hwi ( Binus University)
Zuraida, Rida ( Binus University)

C.    NAMA JURNAL
Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)
Volume 14, No. 1 Tahun 2013
Publisher Group: Universitas Bina Nusantara
Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University
Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
hhchie@binus.edu; rzuraida@yahoo.com


D.    LATAR BELAKANG MASALAH
Tuntutan kebutuhan hidup manusia sangat banyak, mau tidak mau manusia harus dapat memenuhi tuntutan kebutuhan hidup tersebut.  Untuk dapat memenuhi tuntutan ini, manusia harus bekerja agar dapat menghasilkan uang. Salah satu contoh pekerjaan yang dapat menghasilkan uang adalah bekerja di suatu perusahaan. Pada umumnya bekerja di perusahaan dapat dilakukan pada pagi hari, siang hari ataupun malam hari. Karyawan yang bekerjaa di perusahaan yang mendapat shift malam biasanya banyak mengalami kelemahan fisik. Manusia memiliki sistem circadian yang mengatur tubuh untuk bekerja atau beraktivitas di siang hari (ergotrophic phase) dan beristirahat dan mengumpulkan energi kembali di malam hari (throtopic phase) (Kroemer, 2003). Karyawan yang mendapat shift malam atau harus bekerja di malam hari pada saat fase relaksasi dapat menimbulkan dampak fisik dan psikologi. Aspek lainnyayang dapat dianggap beban oleh pekerja adalah terisolasinya dari kehidupan sosial serta hubungan keluarga. Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya stres pada karyawan. Stres kerja merupakan reaksi terhadap ketidaksesuaian tuntutan kerja dengan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya (Kroemer, 2009).

Penyebab stres kerja antara lain jenis pekerjaan, tingkat kesulitan kerja, beban kerja yang kompleks, pekerjaan yang bersifat monoton, tanggung jawab yang berat, supervisor yang tidak bersahabat tanpa alasan, lingkungan kerja, kurangnya pengakuan, kurangnya kontrol, kurangnya rasa aman dalam bekerja, kurangnya dukungan sosial dari supervisor dan rekan kerja, ancaman atau perilaku intimidasi dari atasan ataupun rekan.



E.     MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1.     Apa saja penyebab-penyebab timbulya stres kerja yang dialami karyawan?
2.     Bagaimana cara mengatasi stres tersebut agar karyawan tidak mengalami kejenuhan bekerja?
3.     Adakah batas umur untuk karyawan yang bekerja shift malam, dan kebijaksanaan apa yang harus diberikan oleh perusahaan terhadap karyawan yang sudah berusia yang mendapat kerja shift malam?

F.     TUJUAN PENELITIAN
Tuntutan zaman membuat kehidupan manusia dewasa ini semakin sulit dan harus ekstra keras untuk memenuhinya. Akibat dari tuntutan kehidupan manusia yang semakin meningkat, stres sangat menghantui kehidupan manusia. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi stres yang dialami manusia agar dapat teratasi dengan baik.

G.    METODE
Metodelogi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.      Metode pengembangan pengukuran
2.      Metode penelusuran
3.      Metode pengujian
4.      Metode korelasi dan  variabel.


H.    HASIL PENELITIAN
Alat ukur berupa kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan teori serta penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya  menggunakan skala interval untuk menangkap kecenderungan persepsi responden terhadap kondisi yang ditanyakan.  Pengukuran persepsi kesehatan, digunakan SF- quality life scale, dan untuk beban kerja digunakan skala pengukuran kualitatif yang mengacu pada Visual Audio Cognitive Psycomotor (VACP) scale Kedua skala ini digunakan cukup luas dan memiliki realibilitas alat ukur yang baik.  Kuesioner SF-36 standar adalah yang dikembangkan dari sebuah set kuesioner yang digunakan di US Medical Outcomes Study di pertengahan tahun 80an (Ware and Sherbourne, 1992).
SF-36 ini menjadi salah satu alat yang digunakan secara luas untuk mengukur kesehatan yang berkaitan dengan kualitas hidup berdasarkan persepsi diri mengenai status kesehatan dan fungsi tubuhnya. Hasil penelitian yang sudah dilakukan menggunakan SF-36, menunjukkan bahwa nilai SF-36 ini meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan keluarga (pada sebagian skala) dan hal ini lebih berpengaruh terhadap pria dibandingkan terhadap perempuan. Hasil penilaian kondisi kesehatan seseorang yang bekerja juga lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan yang tidak
bekerja.


I.       REVIEW/KOMENTAR
Hasil pengembangan pengukuran, penelusuran, pengujian, korelasi dan variabel, dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait antara lain:
-      Beberapa teori menyatakan bahwa apa yang diterima seseorang diproses secara berbeda mengacu pada beberapa persepsi serta dimensi kognitif (seperti visual, atau audio, modality, dan lain -lain).
-      Multiple resources theory menyatakan bahwa orang memiliki memisahkan resources yang dimiliki dalam menerima suatu rangsangan, dan setiap resources memiliki keterbatasan kapasitas yang bisa jadi digunakan melebihi kapasitasnya.
-     Hasil skala VACP dan SF-36 serta deskripsi diri mengenai persepsi dampak shift kerja terhadap kepuasan kerjanya kemudian dapat digunakan untuk mempetakan kondisi stress karyawan serta dihitung korelasi antar ketiganya serta korelasi dengan fasilitas manajemen yang diterima oleh seorang karyawan.

Selain kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan untuk mengatasi stress adalah:
-   Stressor pada dasarnya dapat dikendalikan ataupun dikurangi jika karyawanvmemperoleh dukungan dari prusahaan tempatnya bekerja. Dukungan berupa fasilitas manajemen ini berupa dukungan atasan bawahan, dan dukungan pemberian pelatihan untuk meningkatkan keahlian atau skill yang diperlukan serta keahlian karyawan itu sendiri.




J.      ABSTRAK JURNAL
Kerja shift malam yang dilakukan karyawan beresiko mengalami peningkatan stress, peningkatan beban kerja serta menerima konsekuensi kesehatan yang berbeda dengan karyawan yang bekerja pada shift normal di siang hari. Untuk mengatasi stress tersebut diperlukan dukungan berupa fasilitas manajemen yang terdiri dari dukungan atasan bawahan, dan dukungan pemberian pelatihan untuk meningkatkan keahlian atau skill yang diperlukan serta keahlian karyawan itu sendiri.
Untuk persepsi kesehatan kerja, digunakan SF-36 untuk mengukur persepsi kualitas kesehatan diri. Sedangkan untuk beban kerja, digunakan pengukuran empat resource diri dalam bekerja menggunakan visual, audiotory, cognitive, psycomotor skala sebagai alat ukurnya. Implikasinya adalah bahwa skala pengukuran stressor ini perlu diuji coba untuk melihat realibilitas dan validitasnya pada lingkungan kerja di Indonesia, serta untuk menguji korelasi antar variabel yang digunakan dengan Fasilitas manajemen yang diterima karyawan.


K.    DAFTAR PUSTAKA
Eisenberger, R., Stinglhamber, F., Vandenberghe, C., Sucharski, I. L., & Rhoades, L. (2002). Perceived supervisor support: Contributions to perceived organizational support and employee retention. Journal of Applied Psychology, 87, 565–573.

Horrey, W. J. and Wickens, C. D. (2005). Multiple resource modeling of taskinterference in vehicle control hazard awareness and in-vehicle task performance. Proceedings of the Second  ernational riving Symposium on Human Factors in Driving Assessment, Training, andVehicle Design, Iowa City, Iowa: University of Iowa.

Kroemer,  K. H. (2009).  Fitting   the Human,  Introduction to Ergonomics. Florida:  CRC Press.

Lerman, D. C., & Vorndran, C. M. (2002). On the status of knowledge for using punishment: implications for treating behaviour disorders. Journal of Applied Behavior Analysis, 35 (4), 431 – 464.

Ismar, R. Amri, Z., dan Sostrosumihardjo, D. (2011). Stres kerja dan berbagai faktor yang berhubungan pada pekerja call center PT X di Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia, 61 (1), Januari 2011.

Snipes, R. L., Oswald, S. L., LaTour, M., & Armenakis, A. A. (2005). The effects of specific job satisfaction facets on customer perceptions of service quality: an employee-level analysis.
Journal of Business Research, 58 (10), 1330 – 1339.

Van Mark, A., Spallek, M., Kessel, R., and Brinkmann, E. (2006). Shift work and pathological
conditions. Journal of Occupational Medicine and Toxicology, 1, 25.

Wangenheim, F. V., Evanschitzky, H., & Wunderlich, M. (2007). Does the employee customer
satisfaction link hold for all employee groups? Journal of Business Research, 60, 690 – 697.
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.