.

Kamis, 06 April 2017

Review Jurnal : Pengendalian Peningkatan Kualitas Ban Dengan Metode PFMEA Pada Proses Building Mesin Exxium PT GAJAH TUNGGAL Tbk





A. Judul penelitian
Pengendalian dan peningkatan kualitas ban dengan metode pfmea pada proses building mesin exxium pt gajah tunggal tbk

B. Nama Penulis
Ryan Ganang Prasetyawa
Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Bandung


C.   Nama jurnal


D. Latar belakang masalah                               
          PT Gajah Tunggal Tbk. merupakan salah satu perusahaan sebagai produsen ban berkualitas yang memiliki daya saing tinggi diantara produsen ban lainnya. PT Gajah Tunggal Tbk. menyadari akan persaingan yang dihadapinya saat ini, untuk itu perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya agar fokus pada pelanggan melalui pengendalian dan peningkatan kemampuan proses. Terdapat banyaknya potensi-potensi kecacatan yang terjadi pada saat proses building, dan dipilihnya FMEA sebagai objek dalam penelitian ini, karena FMEA adalah salah satu metode untuk memecahkan suatu masalah terhadap potensi kecacatan dan meminimalisir biaya. RPN adalah sebuah teknik untuk menganalisa resiko yang berkaitan dengan masalah-masalah yang potensial yang telah diidentifikasikan selama pembuatan FMEA.


E. Masalah atau pertanyaan penelitian
1. bagaimana pengendalian kualitas ban yang dihasilkan dari mesin Exxium ?
2. bagaimanakah pengendalian kualitas ban dari mesin Exxium dengan metode PFMEA ?
      
      F. Tujuan Penelitian
            tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengendalian kualitas ban yang di hasilkan  Exxium    dengan metode PFMEA dan mengurangi scrap tyre mesin Exxium dengan Berpedoman pada dokumen FMEA.
                            
G. Metode        

 FMEA ( Failure Mode and Effect Analysis ) adalah suatu cara dimana suatu bagian atau suatu proses yang mungkin gagal memenuhi suatu spesifikasi, menciptakan cacat atau ketidaksesuaian dan dampaknya pada pelanggan bila mode kegagalan itu tidak dicegah atau dikoreksi. FMEA biasanya dilakukan selama tahap konseptual dan tahap awal desain dari sistem dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa semua kemungkina kegagalan telah dipertimbangkan dan usaha yang tepat untuk mengatasinya telah dibuat untuk meminimasi semua kegagalan-kegagalan yang potensial Kevin A.Lange (2011).


RPN ( Risk Priority Number )

Metode Risk Priority Number (RPN) merupakan sebuah teknik untuk menganalisa resiko yang berkaitan dengan masalah-masalah yang potensial yang telah diidentifikasikan selama pembuatan FMEA. Sebuah FMEA dapat digunakan untuk mengidentifikasi caracara kegagalan yang potensial untuk sebuah produk atau proses. nilai RPN dari setiap penyebab kegagalan di hitung dengan rumus :
             RPN  = Saverity x Occurance x Detection

Diagram pareto

Diagram Pareto (pareto chart) adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli dekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto pada abad XIX (Nasution, 2004:114). Diagram Pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar di sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut membantu menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji atau untuk mengetahui masalah utama proses. The Pareto analysis (Surhone et al., 2010), yang juga dikenal sebagai which 80–20 rule, dinamakan sesuai nama dari Ekonom Italia Vilfredo Pareto. Prinsip dari diagram ini adalah bahwa setiap event  atau permasalahan, 80% akibat berasal dari 20% penyebab. Pareto analisi membantu untuk meninjau lebih dalam pada problem yang paling penting daripada menghabiskan waktu dan energy untuk menyelesaikan masalah yang tidak signifikan atau kecil akibatnya (Jayswal et al, 2011).

Alur penelitian secara lengkap dapat dilihat pada flowchart penelitian dibawah ini dimulai dengan melakukan studi literatur dari berbagai jurnal dan sumber yang mendukung tentang penelitian ini, yang menjadi referensi dan acuan dalam penelitian, dilanjutkan dengan mengumpulkan data yang berupa data sekunder yaitu data kegagalan, data perbaikan, dan data perawatan selama alat beroperasi dalam kurun
waktu tertentu, dan menganalisis dengan tabel FMEA untuk mendapatkan rekomendasi perbaikan guna meminimalisi kegagalan produk. Estimasi biaya kegagalan dihitung untuk mengetahui seberapa besar biaya kegagalan yang bisa dihindari bila pengendalian kualitas terlaksana dengan baik.




Data dan Pengolahan
Dalam proses pembuatan ban ada banyak kendala yang dihadapi, baik dari variasi kualitas material maupun terkendala dari setiap proses itu sendiri. Scrap appearance berarti ban memiliki cacat yang dapat terlihat oleh mata, mayoritas scrap appearance diakibatkan oleh adanya udara yang terjebak di dalam setiap bagian dalam green tyre.




Data FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

FMEA digunakan untuk melihat proses bagian mana yang paling dominan menghasilkan kegagalan-kegagalan proses. Yang dilakukan sekarang adalah membuat tabel FMEA yang berfungsi untuk memberikan pembobotan pada nilai saverity, occurance, dan detection berdasarkan potensi efek kegagalan, penyebab kegagalan dan proses kontrol saat ini untuk menghasilkan nilai Risk priority number (RPN). Tabel FMEA dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :




                                                    



H.  Hasil Penelitian
Dari diagram pareto mengenai total scrap tyre dari mesin building exxium diketahui 80% dari total scrap dihasilkan oleh 4 tipe defect, yaitu BL, BLP, SC dan CL. Dari perhitungan RPN diketahui bahwa failure mode yang harus diberi pengawasan lebih adalah : Satu. Area BT Drum yaitu keliling BT Drum tidak sesuai spec. Nilai detection 8, artinya deteksi oleh operator masih melalui visual/pendengaran. Dua. Area carcass drum yaitu material tidak center. saverity adalah 8, artinya menyebabkan hilangnya fungsi utama (kendaraan tidak bisa beroperasi, tidak ada efek keamanan pada operasi kendaraan). Tiga. Area carcass crum yaitu sambungan ply terbuka khususnya untuk monopoly. Nilai severity adalah 10, ini merupakan nilai terburuk untuk saverity. PFMEA merupakan acuan dalam pembuatan setiap checksheet maupun bahan training untuk operator dan leadernya. PFMEA memberikan informasi detail dari setiap step mesin beserta potensial failure nya, sehingga diharapkan operator dapat memahami setiap critical point dalam setiap proses produksi pada mesin Building Exxium.

Setelah implementasi PFMEA dilakukan pengamatan terhadap hasil proses produksi, baik quantity dan quantitynya dengan menggunakan sistem barcode. Dari sistem barcode dapat diketahui berapa jumlah ban yang dihasilkan dan bagaimanakah judgement dari team isnpeksi apakah OK atau NG. Untuk data perbandingannya dapat dilihat dibawah ini.





I. Review/ komentar
Adapun komentar/saran yang dapat diberikan untuk lebih meningkatkan penurunan scrap adalah: Satu. perlu adanya kajian tambahan mengenai penurunan defect berdasarkan total kerugian yang diakibatkan oleh jumlah scrap tyre yang dihasilkan. Dua. Perlu adanya modifikasi mesin untuk menambahkan kontrol untuk memberikan peringatan kepada operator bahwa terjadi kesalahan set up. Tiga. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam lagi guna mendapatkan prosentase yang lebih besar dalam hal penurunan defect.

J. abstrak
PT Gajah Tunggal Tbk merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di dalam pembuatan ban, baik ban motor maupun ban mobil. Suatu perusahaan akan berhasil meraih pasar apabila kualitas atau mutu produknya baik, akan tetapi tetap memperhatikan aspekaspek lainnya seperti harga jual yang dapat bersaing dan juga pelayanan terhadap konsumen. Pada laporan Tugas Akhir ini ditemukan dua jenis scrap yang dihasilkan oleh mesin exxium, yaitu scrap tyre appearance  yang akan berpengaruh dalam keamanan berkendara dan scrap tyre uniformity  yang akan berpengaruh ke dalam kenyamanan dalam berkendara. Scrap tyre appearance  yang dominan adalah Blister Linear (BL),Spread Cord(SC), Crack Linear (CL)dan Blown Ply (BLP). Dan scrap tyre uniformity  yang dominan adalah Radial Force Variation (RFV), Lateral Force Varation (LFV),Conisity (Con), dan Bumpy Side (BPS). Dari hasil diagram sebab akibat untuk menganalisa masalah yang terjadi, dilakukan rencana perbaikan masalah dengan metode PFMEA dengan cara menentukan nilai severity, occurance dan detection untuk mengetahui nilai RPN tertinggi. Dari aplikasi metode PFMEA diperoleh penurunan prosentase defect BL sebesar 46,49%, BLP sebesar 76,62%, SC sebesar 42,43% dan CL mengalami peningkatan sebesar 5,3%.


K. Daftar pustaka

Anonim. Pedoman Kerja Pembuatan PFMEA dan Process Flow Chart & Risk Assesment.
Bowles, J. B., Peláez, C. E. 1995. Fuzzy logic prioritization of failures in a system failure
mode, effects and criticality analysis. Reliability Engineering & System Safety, Vol.
50, Hal. 203–213.

Chen Liu, H., Liu, L., Liu, N. 2013. Risk evaluation approaches in failure mode and effects
analysis: A literature review. Journal Expert System of Application 40, Hal. 828-838.
Departemen Technical. 2014. Manufacturing Technical Standar, Departemen Technical
Plant D, Tangerang.

Dorothea, A. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Ghalia Indonesia:
Jakarta.

Ilham, MN. 2012. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan
Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Bosowa Media Grafika, skripsi, Jurusan

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makasar, Makasar.
Ishikawa, K. 1998. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Penerbit Mediyatama Sarana
Perkasa.

Jayswal, A., Li, X., Zanwar A., Lou, H., Huang, Y. 2011. A sustainability root cause
analysis methodology and its application. Journals Computers and Chemical
Engineering, Vol. 35, Hal. 2786-2798.

Nasution, MN. 2005. Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management. Graha
Indonesia: Bogor.

Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Industri. Penerbit Graha Ilmu: Yogyakarta.

Purwanto, A. 2009. Analisa Defect Report Untuk Produk Contact Series di PT. JST
Indonesia. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri., Universitas Mercu Buana: Jakarta.

Sankar, N. R., & Prabhu, B. S. (2001). Modified approach for prioritization of failures in a
system failure mode and effects analysis. International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 18, Hal. 324–336.

Surhone, L., Timpledon, M., & Marseken, S. 2010. Pareto analysis: Statistics, decision
making, Pareto principle, fault tree analysis, failure mode and effects analysis. Pareto
distribution. Wikipedia Betascript Publishing.
Tjiptono, F., Diana, A. 2001. Total Quality Management. Penerbit Andi: Yogyakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.