.

Sabtu, 08 April 2017

Review Jurnal: PERBAIKAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME KOMPONEN PRODUK MAIN FLOOR SIDE LH PADA PT.GAYA MOTOR

Judul Penelitian:
PERBAIKAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME KOMPONEN PRODUK MAIN FLOOR SIDE LH PADA PT.GAYA MOTOR
Volume & Halaman :  Vol.14 & Hal. 66-77
Tahun       : 2015
Penulis     :  Bella Suciana Istiqomah1, Iveline Anne Marie 2
Reviewer  : Iwan Saputro(41615120084)
Tanggal     : 8 April 2017

1.Latar belakang :
Perusahaan menggunakan sistem produksi just in time, dimana sistem produksi seperti ini mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem pengendalian persediaan yang adaptif terhadap laju permintaan, agar tidak terjadi stock out ataupun kelebihan bahan baku. Persediaan yang optimal adalah persediaan yang menjamin tersedianya sumber daya pada waktu dan jumlah yang tepat, serta dengan pengalokasian biaya total persediaan yang minimum.
Saat ini, perusahaan menggunakan metode kanban supplier dalam siste persediaan. Metode kanban supplier merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai kondisi just in time pada persediaan, karena pada metode ini pemesanan dilakukan sejumlah kartu kanban yang telah terpakai. Kondisi aktual di gudang bahan baku tidak menunjukkan kondisi just in time, karena terjadi penumpukan bahan baku di gudang. Penumpukan bahan baku disebabkan karena kesalahan perhitungan jumlah kartu kanban yang beredar, yang disebabkan adanya penambahan konstanta terkait sifat perusahaan yang bukan pengambil resiko dan adanya safety stock tambahan diluar kanban sebesar 0,5 hari untuk setiap bahan baku. Penumpukan bahan baku juga diperburuk dengan terjadinya kesalahan prosedur pengambilan kanban yang membuat pengadaan terhadap bahan baku berlebih.
Terjadinya kesalahan pada kontrol keadaan persediaan saat ini memberikan dampak adanya penumpukan sejumlah bahan baku di gudang. Investasi bahan baku dalam persediaan mengakibatkan adanya nilai uang yang terkait dalam bentuk persediaan (Venkatesh, dkk., 1996). Hal ini menimbulkan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pengaman. Pengalokasian persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan memperbesar penyusutan karena rusak, sehingga berpengaruh terhadap kualitas barang jadi yang dihasilkan.

2.Tujuan Penelitian :
Tujuan utama Penelitian ini melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian persediaan perusahaan saat ini dan mengusulkan sistem pengendalian persediaan untuk meminimasi biaya persediaan dengan membandingkan sistem persediaan perusahaan saat ini dengan sistem persediaan usulan.

3.Subjek penelitian :
Pengamatan dilakukan dengan cara observasi langsung ke PT. Gaya Motor dan melakukan wawancara dengan pihak pihak terkait untuk mendukung orisinalitas data. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke gudang bahan baku Daihatsu dan office logistic. Data pengamatan yang dilakukan pengolahan adalah data bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014. Adapun data-data yang dibutuhkan adalah demand produk, BOM produk, lead time order, quantity perkanban, biaya pesan, biaya simpan, dan biaya pembelian.

4.Metode penelitian :
metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode kanban supplier secara teoritis dan menggunakan metode two bin replenishment untuk menentukan jumlah persediaan. Adapun untuk perhitungan biaya persediaan, dilakukan dengan menggunakan metode continuous review dan metode periodic review. metode kanban supplier dan metode two bin replenishment untuk analisis kondisi persediaan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan. Adapun analisis dengan metode continuous review dan periodic review, dilakukan untuk menghitung biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan. usulan perbaikan pada kedua metode persediaan yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu metode kanban supplier dan metode two bin replenishment.

5.Hasil penelitian  :
Permintaan produk yang digunakan adalah periode Januari 2014 sampai dengan Maret 2014. Dari total jumlah permintaan produk perbulan dapat dicari jumlah kebutuhan bahan baku part penyusun produk per bulan. Tabel 1 menunjukkan jenis part yang membentuk produk main floor side lh. Tiap jenis main floor side lh memiliki susunan kebutuhan part yang berbeda-beda bergantung dari jenis mobilnya. Setelah dilakukan pemerataan dari demand per bulan maka didapatkan jumlah kebutuhan bahan baku per bulan.

6.Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah penumpukan bahan baku yang
diakibatkan dari kesalahan perhitungan jumlah kartu kanban supplier, alokasi safety stock ekstra diluar kanban sebesar 0,5 hari (8 jam) yang tidak tepat guna dan kesalahan prosedur pengambilan material yang menyebabkan pengadaan bahan baku tidak pada waktunya. Dari perhitungan kanban supplier perusahaan saat ini didapatkan jumlah kartu kanban sebesar 253 buah dengan total biaya persediaan sebesar Rp 318.861.462,00.
2. Metode persedian kanban supplier teoritis dihitung dengan 5 kondisi safety stock kanban, yaitu safety stock kanban 0,5 hari, 0,4 hari, 0,3 hari, 0,2 hari dan 0,1 hari. Kodisi terbaik dicapai pada perhitungan kanban supplier teoritis dengan safety stock 0,1 hari yaitu dengan jumlah kartu kanban sebanyak 146 buah dengan total biaya persediaan sebesar Rp 158.703.378,00. Usulan pembuatan prosedur pengambilan material dan optimalisasi design rak kanban dibuat untuk mendukung kelancaran prosedur metode persediaan kanban. Dari optimalisasi design rak yang diusulkan akan didapatkan reducing area bahan baku sebesar 28% dan kapasitas rak bertambah sebesar 35 % dari design rak sebelumnya.
3. Metode persediaan two bin replenishment terpilih sebagai metode terbaik bagi
perusahaan, dengan total biaya persediaan sebesar Rp 98.497.214,00, yang mengusung konsep sistem persediaan just in time yang cocok dengan konsep perusahaan saat ini. Penggunaan sistem dua buah bin dengan quantity bin yang disesuaikan dengan penggunaan bahan baku pada periode tersebut membuat jumlah bahan baku yang disimpan hanya sebesar satu buah bin atau sebesar kebutuhan bahan baku selama satu shift. Untuk kelancaran prosedur pengambilan bahan baku dan proses replenishment maka diusulkan pembuatan rak untuk metode two bin replenishment, yaitu dengan optimalisasi penggunaan rak kanban perusahaan saat ini dengan penambahan panjang sebesar 50 cm dan penambahan
fungsi roll dengan sudut kemiringan 5 derajat.
Kelebihan penelitian : kelebihan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu ada metode terbaik yang dapat digunakan perusahaan sehingga memperlancar proses  pengambilan bahan baku yang ada. Optimalisasi dari metode ini pada penggunaan rak kanban dengan penambahan panjang dan fungsi roll.
Kelemahan penelitian : kelemahan dari penelitian yang dilakukan ini metode yang digunakan terlalu banyak sehingga ada pendekatan-pendekatan yang seharusnya tidak perlu dilakukan dan dapat dilakukan dengan metode yang terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.