.

Jumat, 07 April 2017

Review Jurnal : PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS: STUDI KASUS 2013 PADA SUATU AIRLINES

@E30-JESSICA
Oleh : Jessica Siahaan















A. JUDUL PENELITIAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS: STUDI KASUS 2013 PADA SUATU AIRLINES
               
B. NAMA PENULIS

Nugroho Soebandrija, Khristian Edi (Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University)
Nurlatifah, Raisa (Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University)

C. NAMA JURNAL

JURNAL INASEA
Vol ume 15, No. 1, April 2014
Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara
Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

D. LATAR BELAKANG MASALAH

Arus lalu lintas udara yang semakin ramai merupakan lampu hijau bagi maskapai-maskapai untuk turut memasuki pasar dan bersaing memperebutkan penumpang. Pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal (Angkasa Pura II, 2012). Meski demikian, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih memiliki konektivitas yang rendah bahkan dapat dikatakan tidak ada (Kementrian Perhubungan, 2012).
Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah diwajibkan untuk menyelenggarakan angkutan udara perintis seperti yang tertera pada pasal 104 Undang Undang Nomor I tahun 2009 (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2009). Dalam pasal ini disebutkan bahwa penerbangan perintis dilakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga nasional berdasarkan perjanjian dengan pemerintah yang menyediakan subsidi dalam penerbangan perintis. Pelaksanaan perjanjian ini akan dievaluasi oleh pemerintah setiap tahunnya. Dengan kata lain, jangka waktu kontrak dalam penerbangan perintis hanya berlaku selama satu tahun.

E. MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN

Ada pun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Rute apa saja yang dijadikan sasaran pengembangan proyek penerbangan perintis?
(2) Bagaimana hasil perhitungan uji kelayakan proyek pengembangan penerbangan perintis pada kedua alternatif?
(3) Alternatif apa yang dipilih sebagai pengembangan proyek penerbangan perintis?
(4) Berapa laba-rugi yang diproyeksikan untuk proyek penerbangan perintis?

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi arus lalu lintas udara yang semakin ramai yang merupakan lampu hijau bagi maskapai-maskapai untuk turut memasuki pasar dan bersaing memperebutkan penumpang, dengan membahas Perencanaan Pengembangan Penerbangan Perintis, dalam lingkup studi kasus 2013 pada suatu maskapai di Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait penyusunan diagram perputaran pesawat, penyusunan rencana anggaran biaya, evaluasi kelayakan proyek, dan penyusunan laporan laba-rugi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tidak tertutup kemungkinan acuan terhadap penelitian lain dan selanjutnya, terutama bagi perkembangan dan kontribusi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

G. METODE PENELITIAN

Metodologi dalam penelitian ini dilakukan melalui :
(1) Teori
(2) Evaluasi Investasi
(3) Aliran Khas
(4) Metode Net Present Value (NPV)
(5) Pemilihan Alternatif
(6) Pemilihan Alternatif dengan Metode Net Present Value (NPV)
(5) Proyeksi Laba-Rugi
(6) Penjadwalan dan Perputaran Pesawat
(7) Proses Penjadwalan Penerbangan
(8) Perputaran Pesawat Udara

H. HASIL PENELITIAN

Menyambut pelaksanaan tender penerbangan perintis tahun anggaran 2013, PPA berencana untuk mengembangkan cakupan rute penerbangan dengan menambah satu armada C-212. Dalam menentukan rute penerbangan, berikut adalah beberapa hal yang dijadikan pertimbangan:
(1) Kemampuan armada.
(2) Panjang landasan bandar udara atau pesawat (aircraft) yang dibutuhkan.
(3) Memiliki kualifikasi rute (route qualification).
(4) Nilai estimasi Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2013.
(5) Tidak adanya positioning (penempatan pesawat).
Berdasarkan pengembangan rute dan penjabaran mengenai pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan rute apa yang akan dijadikan sasaran pengembangan rute penerbangan perintis untuk tahun 2013, maka dengan menambah satu buah pesawat udara C-212, rute yang ditambahkan dalam daftar rute penerbangan perintis PPA adalah sebanyak dua KPA dengan 10 rute penerbangan yang memiliki total estimasi nilai DIPA sebesar Rp34 miliar. Untuk area Ternate, rute yang dipilih mencakup Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana dengan nilai sebesar Rp19 miliar. Untuk area Palu, rute yang dipilih mencakup PaluBuol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda.
Pada dasarnya, keseluruhan penghitungan nilai proyek dipengaruhi oleh biaya operasional yang ditawarkan.Keputusan penggunaan nilai TOC sebesar Rp15.000.000,00 per jam adalah berdasarkan pertimbangan yang ada, yakni memenuhi batasan-batasan yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, perlu diketahui bahwa proyek penerbangan perintis adalah bukan tanpa kompetitor.Tentu saja penawaran nilai proyek harus mempertimbangkan persaingan yang ada sehingga PPA dapat memenangkan tender penerbangan perintis.
Pada perhitungan periode bulanan, satu bulan terdiri dari empat minggu. Sehingga dalam satu tahun, jumlah minggu yang ada adalah sebanyak 48 minggu. Sedangkan dalam penghitungan proyeksi laba-rugi periode tahunan, jumlah minggu kerja dalam satu tahun sebanyak 52 minggu dengan 40 INASEA, Vol. 15 No.1, April 2014: 28-41 perhitungan 365/7 hari. Membandingkan keduanya, maka hasil penghitungan nilai laba-rugi yang digunakan adalah proyeksi laba-rugi dengan nilai tahunan. Sebab, dalam praktiknya, pelayanan penerbangan perintis dilakukan dalam siklus mingguan dengan total 7 hari kerja. Dengan kata lain, dalam satu tahun, satu pesawat mengalami 52 siklus. Oleh karena itu, proyeksi total laba yang diraih pada proyek penerbangan perintis dengan menambah armada C-212 melalui penyewaan dengan sebuah perusahaan leasing adalah Rp29.507.504.000,00.

I. REVIEW/KOMENTAR

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, serta analisa dan hasil, dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal terkait dan juga saran yang perlu dilakukan. Adapun Kesimpulan dalam penelitian ini mengacu pada:
(1) Rute yang dijadikan sasaran pengembangan perintis mencakup KPA Ternate dengan rute Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana, serta KPA Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli, PaluTarakan, dan Palu-Samarinda.
(2) Hasil uji kelayakan proyek dengan perbaikan pesawat C-212 sebesar Rp10.975.127.116,00 dan uji kelayak proyek dengan penyewaan pesawat C-212 sebesar Rp16.794.681.084,00.
(3) Alternatif yang terpilih adalah pengembangan penerbangan perintis dengan melakukan penyewaan pesawat C-212.
(4) Laba-rugi yang diproyeksikan pada penerbangan perintis dengan alternatif penyewaan pesawat C-212 adalah laba sebesar Rp29.507.504.000,00.

Kemudian, selain simpulan di atas, maka Saran dan masukan yang dapat disampaikan kepada PPA berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Berdasarkan hasil penelitian, maka PPA disarankan untuk melaksanakan pengembangan penerbangan perintis pada tahun 2013 dengan menyewa sebuah pesawat C-212. Jika proyek ini dilakukan maka PPA akan menghasilkan laba sebesar Rp 29,5 miliar.
(2) Penyediaan lapangan kerja praktek akan lebih bermanfaat jika perusahaan dapat membantu mengembangkan potensi mahasiswa kerja praktek secara efektif meski dalam waktu singkat.

J. ABSTRAK JURNAL

Pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Meski demikian, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih memiliki konektifitas yang rendah bahkan dapat dikatakan tidak ada konektifitas. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah diwajibkan untuk menyelenggarakan angkutan udara perintis seperti yang tertera pada pasal 104 Undang Undang Nomor I tahun 2009. Analisa dalam penerbangan perintis ini mencakup Rute yang dijadikan sasaran pengembangan perintis KPA Ternate dengan rute Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana, serta KPA Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tidak tertutup kemungkinan acuan terhadap penelitian lain dan selanjutnya, terutama bagi perkembangan dan kontribusi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

K. DAFTAR PUSTAKA

Angkasa Pura II. (2012). Statistik Angkutan Udara PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2011. Angkasa Pura II.

Bae, K.-H. (2010). Integrated Airline Operations: Schedule Design, Fleet Assignment, Aircraft Routing, and Crew Scheduling. Virginia: Virginia Polytechnic Institute and State University, Industrial and System Engineering.

Bangs, D. H., & Pallechia, M. (1999). Financial Troubleshooting. Glodhirsh Group Inc.

Barnhart, C. (2008). CPAIOR '08: Integration of AI and OR Techniques in Constraint Programming for Combinatorial Optimization Problems. 5th International Conference.

Bazargan, M. (2010). Airline Operation and Scheduling Second Edition. Burlington: Ashagate Publishing Company.

Dean, J. (1954). The Concept and Economic Significance of Regularization of Business Investment. National Bureau of Economic Research, 37-74

Grant, E. L., Ireson, W. G., Leavenworth, R. S. (1996). Dasar-Dasar Ekonomi Teknik Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Giatman, M. (2006). Ekonomi Teknik. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa.

Kabanni, N. M., Patty, B. W. (1992). Aircraft Routing at American Airlines. AGIFORS. Budapest.

Kementerian Perhubungan. (2012). Studi Integrasi Pengembangan Konektivitas Pelayanan Jasa Angkutan Udara di Koridor (Bali-Nusa Tenggara) dan Koridor 6 (Papua - Maluku) dalam Upaya Mendukung MP3EI. Jakarta: PT Amethys Utama.

Listriyarini, T., Bagus, W. (2012, Februari 29). Enam Maskapai Peroleh Subsidi Perintis Rp265 Miliar, diakses November 12, 2012, dari http://www.beritasatu.com/bisnis/34347-enammaskapai-peroleh-subsidi-perintis-rp-265-miliar.html

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Jakarta.

Merpati Nusantara. (2007, November 1). Sejarah Singkat PT Merpati Nusantara Airlines, diakses November 12, 2012, dari http://profilemerpati.blogspot.com/2008/01/sejarah-singkatptmerpati-nusantara.html.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.