Oleh : Jessica Siahaan
A. JUDUL
PENELITIAN
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS: STUDI
KASUS 2013 PADA SUATU AIRLINES
B. NAMA PENULIS
Nugroho Soebandrija, Khristian Edi (Industrial
Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University)
Nurlatifah, Raisa (Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University)
Nurlatifah, Raisa (Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University)
C.
NAMA JURNAL
JURNAL INASEA
Vol ume 15, No. 1,
April 2014
Fakultas Teknik Universitas
Bina Nusantara
Jl. K.H. Syahdan
No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
D.
LATAR BELAKANG MASALAH
Arus
lalu lintas udara yang semakin ramai merupakan lampu hijau bagi
maskapai-maskapai untuk turut memasuki pasar dan bersaing memperebutkan
penumpang. Pertumbuhan ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara
tentu ikut meningkatkan pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal
(Angkasa Pura II, 2012). Meski demikian, masih ada beberapa wilayah di
Indonesia yang masih memiliki konektivitas yang rendah bahkan dapat dikatakan
tidak ada (Kementrian Perhubungan, 2012).
Untuk
mengatasi hal ini, maka pemerintah diwajibkan untuk menyelenggarakan angkutan
udara perintis seperti yang tertera pada pasal 104 Undang Undang Nomor I tahun
2009 (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2009). Dalam
pasal ini disebutkan bahwa penerbangan perintis dilakukan oleh badan usaha
angkutan udara niaga nasional berdasarkan perjanjian dengan pemerintah yang
menyediakan subsidi dalam penerbangan perintis. Pelaksanaan perjanjian ini akan
dievaluasi oleh pemerintah setiap tahunnya. Dengan kata lain, jangka waktu
kontrak dalam penerbangan perintis hanya berlaku selama satu tahun.
E.
MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
Ada pun
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Rute apa saja
yang dijadikan sasaran pengembangan proyek penerbangan perintis?
(2) Bagaimana
hasil perhitungan uji kelayakan proyek pengembangan penerbangan perintis pada
kedua alternatif?
(3) Alternatif apa
yang dipilih sebagai pengembangan proyek penerbangan perintis?
(4) Berapa
laba-rugi yang diproyeksikan untuk proyek penerbangan perintis?
F.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengatasi arus lalu lintas udara yang semakin
ramai yang merupakan lampu hijau bagi maskapai-maskapai untuk turut memasuki
pasar dan bersaing memperebutkan penumpang, dengan membahas Perencanaan
Pengembangan Penerbangan Perintis, dalam lingkup studi kasus 2013 pada suatu
maskapai di Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait
penyusunan diagram perputaran pesawat, penyusunan rencana anggaran biaya,
evaluasi kelayakan proyek, dan penyusunan laporan laba-rugi. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tidak tertutup kemungkinan acuan
terhadap penelitian lain dan selanjutnya, terutama bagi perkembangan dan
kontribusi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
G.
METODE PENELITIAN
Metodologi dalam
penelitian ini dilakukan melalui :
(1) Teori
(2) Evaluasi Investasi
(3) Aliran Khas
(4) Metode Net Present Value (NPV)
(5) Pemilihan Alternatif
(6) Pemilihan Alternatif dengan
Metode Net Present Value (NPV)
(5) Proyeksi Laba-Rugi
(6) Penjadwalan dan Perputaran
Pesawat
(7) Proses Penjadwalan
Penerbangan
(8) Perputaran Pesawat Udara
H.
HASIL PENELITIAN
Menyambut pelaksanaan tender penerbangan perintis
tahun anggaran 2013, PPA berencana untuk mengembangkan cakupan rute penerbangan
dengan menambah satu armada C-212. Dalam menentukan rute penerbangan, berikut
adalah beberapa hal yang dijadikan pertimbangan:
(1) Kemampuan armada.
(2) Panjang landasan bandar udara atau pesawat (aircraft) yang
dibutuhkan.
(3) Memiliki kualifikasi rute (route qualification).
(4) Nilai estimasi Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun
anggaran 2013.
(5) Tidak adanya positioning (penempatan pesawat).
Berdasarkan pengembangan rute dan penjabaran
mengenai pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan rute apa yang akan
dijadikan sasaran pengembangan rute penerbangan perintis untuk tahun 2013, maka
dengan menambah satu buah pesawat udara C-212, rute yang ditambahkan dalam
daftar rute penerbangan perintis PPA adalah sebanyak dua KPA dengan 10 rute
penerbangan yang memiliki total estimasi nilai DIPA sebesar Rp34 miliar. Untuk
area Ternate, rute yang dipilih mencakup Ternate-Gebe, Ternate-Mangole,
Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana dengan
nilai sebesar Rp19 miliar. Untuk area Palu, rute yang dipilih mencakup
PaluBuol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda.
Pada dasarnya, keseluruhan penghitungan nilai
proyek dipengaruhi oleh biaya operasional yang ditawarkan.Keputusan penggunaan
nilai TOC sebesar Rp15.000.000,00 per jam adalah berdasarkan pertimbangan yang
ada, yakni memenuhi batasan-batasan yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun,
perlu diketahui bahwa proyek penerbangan perintis adalah bukan tanpa
kompetitor.Tentu saja penawaran nilai proyek harus mempertimbangkan persaingan
yang ada sehingga PPA dapat memenangkan tender penerbangan perintis.
Pada perhitungan periode bulanan, satu bulan
terdiri dari empat minggu. Sehingga dalam satu tahun, jumlah minggu yang ada
adalah sebanyak 48 minggu. Sedangkan dalam penghitungan proyeksi laba-rugi
periode tahunan, jumlah minggu kerja dalam satu tahun sebanyak 52 minggu dengan
40 INASEA, Vol. 15 No.1, April 2014: 28-41 perhitungan 365/7 hari.
Membandingkan keduanya, maka hasil penghitungan nilai laba-rugi yang digunakan
adalah proyeksi laba-rugi dengan nilai tahunan. Sebab, dalam praktiknya,
pelayanan penerbangan perintis dilakukan dalam siklus mingguan dengan total 7
hari kerja. Dengan kata lain, dalam satu tahun, satu pesawat mengalami 52
siklus. Oleh karena itu, proyeksi total laba yang diraih pada proyek
penerbangan perintis dengan menambah armada C-212 melalui penyewaan dengan
sebuah perusahaan leasing adalah Rp29.507.504.000,00.
I.
REVIEW/KOMENTAR
Dari
hasil pengumpulan dan pengolahan data, serta analisa dan hasil, dalam
penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal terkait dan juga saran yang perlu
dilakukan. Adapun Kesimpulan dalam penelitian ini mengacu pada:
(1) Rute yang
dijadikan sasaran pengembangan perintis mencakup KPA Ternate dengan rute
Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha, Ternate-Morotai, Ternate-Galela,
dan Mangole-Sanana, serta KPA Paludengan rute Palu-Buol, Palu-Tolitoli,
PaluTarakan, dan Palu-Samarinda.
(2) Hasil uji
kelayakan proyek dengan perbaikan pesawat C-212 sebesar Rp10.975.127.116,00 dan
uji kelayak proyek dengan penyewaan pesawat C-212 sebesar Rp16.794.681.084,00.
(3) Alternatif
yang terpilih adalah pengembangan penerbangan perintis dengan melakukan
penyewaan pesawat C-212.
(4) Laba-rugi yang
diproyeksikan pada penerbangan perintis dengan alternatif penyewaan pesawat
C-212 adalah laba sebesar Rp29.507.504.000,00.
Kemudian,
selain simpulan di atas, maka Saran dan masukan yang dapat disampaikan kepada
PPA berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Berdasarkan
hasil penelitian, maka PPA disarankan untuk melaksanakan pengembangan
penerbangan perintis pada tahun 2013 dengan menyewa sebuah pesawat C-212. Jika
proyek ini dilakukan maka PPA akan menghasilkan laba sebesar Rp 29,5 miliar.
(2) Penyediaan
lapangan kerja praktek akan lebih bermanfaat jika perusahaan dapat membantu
mengembangkan potensi mahasiswa kerja praktek secara efektif meski dalam waktu
singkat.
J.
ABSTRAK JURNAL
Pertumbuhan
ekonomi yang disertai pertumbuhan lalu lintas udara tentu ikut meningkatkan
pertumbuhan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Meski demikian, masih
ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih memiliki konektifitas yang rendah
bahkan dapat dikatakan tidak ada konektifitas. Untuk mengatasi hal ini, maka
pemerintah diwajibkan untuk menyelenggarakan angkutan udara perintis seperti
yang tertera pada pasal 104 Undang Undang Nomor I tahun 2009. Analisa dalam
penerbangan perintis ini mencakup Rute yang dijadikan sasaran pengembangan
perintis KPA Ternate dengan rute Ternate-Gebe, Ternate-Mangole, Ternate-Labuha,
Ternate-Morotai, Ternate-Galela, dan Mangole-Sanana, serta KPA Paludengan rute
Palu-Buol, Palu-Tolitoli, Palu-Tarakan, dan Palu-Samarinda. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tidak tertutup kemungkinan acuan
terhadap penelitian lain dan selanjutnya, terutama bagi perkembangan dan
kontribusi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
K.
DAFTAR PUSTAKA
Angkasa Pura II.
(2012). Statistik Angkutan Udara PT
Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2011. Angkasa Pura II.
Bae, K.-H. (2010).
Integrated Airline Operations: Schedule
Design, Fleet Assignment, Aircraft Routing, and Crew Scheduling. Virginia:
Virginia Polytechnic Institute and State University, Industrial and System
Engineering.
Bangs, D. H.,
& Pallechia, M. (1999). Financial
Troubleshooting. Glodhirsh Group Inc.
Barnhart, C.
(2008). CPAIOR '08: Integration of AI and OR Techniques in Constraint
Programming for Combinatorial Optimization Problems. 5th International Conference.
Bazargan, M.
(2010). Airline Operation and Scheduling
Second Edition. Burlington: Ashagate Publishing Company.
Dean, J. (1954).
The Concept and Economic Significance of Regularization of Business Investment.
National Bureau of Economic Research,
37-74
Grant, E. L.,
Ireson, W. G., Leavenworth, R. S. (1996). Dasar-Dasar
Ekonomi Teknik Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Giatman, M.
(2006). Ekonomi Teknik. Jakarta: Raja
Gravindo Perkasa.
Kabanni, N. M.,
Patty, B. W. (1992). Aircraft Routing at American Airlines. AGIFORS. Budapest.
Kementerian
Perhubungan. (2012). Studi Integrasi
Pengembangan Konektivitas Pelayanan Jasa Angkutan Udara di Koridor (Bali-Nusa
Tenggara) dan Koridor 6 (Papua - Maluku) dalam Upaya Mendukung MP3EI.
Jakarta: PT Amethys Utama.
Listriyarini, T.,
Bagus, W. (2012, Februari 29). Enam
Maskapai Peroleh Subsidi Perintis Rp265 Miliar, diakses November 12, 2012,
dari http://www.beritasatu.com/bisnis/34347-enammaskapai-peroleh-subsidi-perintis-rp-265-miliar.html
Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Penerbangan. Jakarta.
Merpati Nusantara.
(2007, November 1). Sejarah Singkat PT
Merpati Nusantara Airlines, diakses November 12, 2012, dari http://profilemerpati.blogspot.com/2008/01/sejarah-singkatptmerpati-nusantara.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.