Judul Penelitian : USULAN PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA
FASILITAS POWER PT. H3I UNTUK PENINGKATAN KETERSEDIAAN JARINGAN
Nama Penulis :
- Rizqon Robie ( Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Batik, Jawa Tengah
Jurnal PASTI
Volume VIII No 2, 251 - 265
Tahun terbit 2015
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax: +62215871335
p-ISSN: 2085-5869
http://journal.mercubuana.ac.id/index.
LATAR BELAKANG MASALAH
Persaingan layanan telekomunikasi dalam memberikan layanan terbaik, dimana hal ini hanya dapat diberikan jika ketersediaan jaringan adalah maksimal namun kualitas listrik di beberapa daerah belum stabil dan sering mengalami gangguan. Agar ketersediaan jaringan bisa maksimal, maka untuk menangani masalahgangguan listrik pada lokasi jaringan tertentu diberikan fasilitas perangkat Back up Power. Namun perangkat Back up Power/ kelistrikan juga sering menemui kegagalan ketika mengambil alih fungsi power dari listrik utama PLN. Kegagalan tersebut masih menjadi kontributor besar bagi terganggunya ketersediaan jaringan. Hal ini menyebabkan HTI harus menanggung biaya penalty akibat tidak tercapainya ketersediaan jaringan sesuai level yang ditentukan oleh customer (H3I).
TUJUAN PENELITIAN
Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah teknik awalnya dikembangkan oleh maskapai penerbangan industri yang berfokus pada pencegahan kegagalan yang konsekuensinya yang paling mungkin untuk menjadi serius. RCM dikembangkan pada akhir 1960-an ketika jet berbadan lebar sedang diperkenalkan ke layanan. Karena peningkatan ukuran dan kompleksitas pesawat ini, penerbangan yang khawatir bahwa penggunaan terus metode perawatan tradisional akan membuat baru Pesawat tidak ekonomis. Sebelumnya, pemeliharaan preventif terutama berbasis waktu (misalnya, overhaul peralatan setelah sejumlah jam waktu terbang). Sebaliknya RCM adalah kondisi berbasis, dengan interval perawatan berdasarkan pada peralatan kekritisan dan kinerja data aktual. Setelah mengadopsi pendekatan ini, penerbangan menemukan bahwa biaya pemeliharaan tetap sekitar konstan, tetapi bahwa ketersediaan dan keandalan pesawat mereka meningkat karena upaya telah dihabiskan untuk pemeliharaan peralatan paling mungkin menyebabkan masalah serius. Akibatnya, RCM sekarang digunakan oleh sebagian besar penerbangan di dunia (IAEA, 2007). Proses analisis RCM berpusat pada fungsi pabrik dan peralatan, konsekuensi kegagalan dan langkah-langkah untuk mencegah atau mengatasi kegagalan fungsional (IAEA, 2007) Adapun proses tersebut harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut seperti Apa fungsi dan standar kinerja, dengan cara apa hal itu gagal memenuhi fungsinya?, apa yang menyebabkan setiap kegagalan fungsional?, apa yang terjadi ketika setiap kegagalan terjadi?, cara apa yang dilakukan setiap ada kegagalan?, apa yang bisa dilakukan untuk memprediksi atau mencegah setiap kegagalan untuk terjadi?, dan apa yang harus dilakukan jika tugas proaktif sesuai tidak dapat ditemukan. Pengenalan proses RCM akan melibatkan perubahan sesuai dengan working process yang telah dibentuk. Menurut IAIA (2007), keberhasilan RCM perubahan tersebut penting adanya bahwa manajemen menunjukkan komitmen mereka untuk perubahan, mungkin dalam bentuk pernyataan kebijakan dan keterlibatan pribadi dan memastikan bahwa orang-orang yanga akan terpengaruh oleh perubahan tersebut bersedia untuk komit mengikuti peraturan dan prosedur yang ada. RCM akan berfungsi dengan baik bila dilakukan sebagai proses bottom up, melibatkan mereka yang bekerja langsung di operasi pemeliharaan pabrik dan peralatan. Adapun langkah RCM adalah Persiapan, analisi, pemilihan Task, perbandingan task (task comparison), meninjau ulang perbandingan task (task comparison review), dan dokumentasi (record).
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah membuat langkah-langkah analisa RCM untuk menentukan komponenkomponen kritis dan tindakan perawatan yang optimal yang diperlukan agar kegiatan operasional tidak terus menerus terganggu karena gangguan yang sama (repetitive disturbance).
Langkah Implementasi RCM
1. MULAI
2. PEMBUATAN HIRARKI FUNGSI SISTEM PERALATAN
3. ANALISA KEGAGALAN FUNGSI
4. PENENTUAN ITEM SIGNIFIKAN
5. PENENTUAN MODUS KEGAGALAN DAN EFEK NYA (FMEA)
6. PEMBUATAN IDT
7. PENYUSUNAN LOGIC TREE ANALYSIS (LTA)
8. PENENTUAN PROPOSED MAINTENANCE TASK DAN PROACTIVE TASK
9. SELESAI
HASIL PENELITIAN
Langkah 1, pembuatan Hirarki Fungsional subsistem ATS/ AMF yang dipakai di dalam sistem Genset Back up di jaringan telekomunikasi H3I agar memahami fungsi dari masing-masing komponen dalam sub-sistem ATS/ AMF. Langkah 2, yaitu pembuatan Analisis Kegagalan fungsi berdasarkan studi literature mengenai fungsi-fungsi komponen ATS dan observasi lapangan mengenai kemungkinankemungkinan kegagalan komponen-komponen ATS, Dari analisa FMEA ada beberapa komponen yang menjadi komponen signifikan yaitu komponen yang apabila terjadi kegagalan akan mengakibatkan dampak sistemik yang besar, yaitu komponen: Contactor, AMF Module dan Lighnting Arrester. Langkah 4, Pembuatan Intermediate Decision Tree (IDT) yaitu analisa untuk mengetahui kegagalan yang nampak atau tersembunyi. Dengan intermediate decision tree ini, tiap mode kegagalan yang telah dianalisa dikategorikan kedalam, kategori A (masalah keselamatan) yang merupakan prioritas tertinggi, kategori B (masalah sistem berhenti/ berpengaruh kepada operasi) yang merupakan prioritas kedua, kategori C (masalah minor/ tidak berpengaruh terhadap operasi) yang diklasifikasikan menjadi RTF, dan kategori D (masalah kegagalan tersembunyi). Dari hasil penilaian menggunakan alur pemikiran IDT, maka beberapa komponen memiliki Dampak Tersembunyi karena tidak dapat terdeteksi oleh operator saat sistem sedang beroperasi. Langkah 5, yaitu pembuatan Logic Tree Analysis Subsistem ATS dan Pemilihan Maintenance Task, LTA terdiri dari sekelompok urutan pertanyaan yang memiliki jawaban Ya atau Tidak berdasarkan pertanyaan-pertanyaaan hasil pemikiran IDT, ini bertujuan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Sesuatu ini bisa berupa fakta atau kejadian, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan gambaran nyata tentang kekritisan dari suatu kegagalan, yang mungkin berbeda dengan masing-masing mode kegagalan dan apakah ada tugas-tugas perawatan yang applicable dan effective.
REVIEW ATAU KOMENTAR
Dari penelitian yang dilakukan jurnal tersebut didapatkan hasil rekomendasi tindakan perawatan/ maintenance task yaitu berupa pemilihan interval waktu pelaksanaan perawatan yaitu Inspeksi Berkala (dua mingguan) dilakukan untuk Lightning Arrester, Condition Monitoring (bulanan) dilakukan untuk Incoming PLN Terminal, Incoming Genset Terminal, Outgoing MDP Terminal, Quarterly (tiga bulanan) dilakukan untuk Crank Relay, Fuel Relay, Alarm Relay. Kemudian dari hasil analisa juga didapatkan informasi bahwa ada beberapa komponen dalam subsistem ATS yang perlu dilakukan pemilihan tindakan berupa pergantian komponen sistem secara berkala yaitu komponen Contactor. Simpulan terakhir berupa beberapa komponen diberikan peluang RTF (Run To Failure) dikarenakan lebih reliable dan relatif mudah penggantiannya.
ABSTRAK JURNAL
Persaingan antar operator telekomunikasi dalam menawarkan tarif kompetitif dan kualitas yang lebih baik, kualitas bisa didapatkan salah satunya ketika ketersediaan jaringan memadai tanpa adanya gangguan, akan tetapi kenyataannya ketersediaan jaringan ini sering mengalami gangguan akibat kegagalan fungsi sistem power back up ketika sistem power utama dari PLN mengalami gangguan. Usulan penelitian penerapan metode Reliability Centered Maintenance pada Perangkat Power Back Up PT. H3I yaitu sistem Genset Back Up menggunakan langkah-langkah RCMdengan harapan dapat memberikan hasil dan rekomendasi yang diperlukan guna meningkatkan keandalan sistem genset back up. Kelebihan RCM dibandingkan metode maintenance lain adalah karena metode ini lebih mengedepankan failure consequence daripada karakteristik teknisnya. Kata kunci: Perawatan, Reliability Centered Maintenance, sistem Genset, ATS.
DAFTAR PUSTAKA
Afefy, I, H. 2010. Reliability Centered Maintenance Methodology and Application: A
Case Study. Journal of Engineering 2.
Ben-Daya, M. 2000. You May Need RCM to Enhance TPM Implementation. Journal of
Quality in Maintenance Engineering, Vol. 6, No. 2.
Corder, A, S. 1996. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.
Ebelling, C, E. 1997. An introduction to Reliability and Maintainability Engineering. New
York: The Mc.Graw Hill Companier inc.
El-Haram, M, A, et al. 2002. Practical application of RCM to local authority housing: a
pilot study. Journal of Quality in Maintenance Engineering, Vol. 8, No. 2.
Kurniawan, F. 2000. Manajemen Perawatan Industri: Teknik dan Aplikasi.
Lindley R. Higgis, et al. 2002. Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition.
New York: McGraw-Hill.
Modarres, M, et al. 2010. Reliability Engineering and Risk Analysis. United State of
America: Taylor & Francis Group.
Moubray, J. 1997. Reliability Centered Maintenance II. New York: Industrial Press Inc.
O'Connor, P. 1991. Practical Reliability Engineering, 3rd Edition. New York: John Willey
& Sons.
Pintelon, L, et al. 1999. Case study : RCM - yes, no or maybe?. Journal of Quality in
Maintenance Engineering, Vol. 5, No. 3.
Puspitasari, P, D. 2010. Implementasi Reliability Centered.
Smith, A, M, et al. 2004. RCM-Gateway to World Class Maintenance. United Kingdom:
Elsevier Inc.
Smith, D, J. 2005. Reliability, Maintainablity and Risk. United Kingdom: Elsevier
Butterworth-Heinemann.
Wing, N. 2010. Perencanaan Sistem Perawatan Mesin dengan Pendekatan Reliability
Centered Maintenance dan Maintenance Value Stream - Studi Kasus di PT.
Industri Karet Nusantara (Skripsi). S1 Teknik Industri, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Zulkani, Y. 2008. Penerapan Metode Reliability Centered Maintenance Pada Sistem
Penukar Panas Sekunder Reaktor TRIGRA MARK 2000 (Skripsi). S1 Mechanical
Engineering. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.