.

Jumat, 07 April 2017

Review Jurnal:PERBAIKAN DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERINTEGRASI: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR







JUDUL JURNAL
PERBAIKAN DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERINTEGRASI: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

NAMA PENULIS
Ronald Sukwadi (Jurusan Teknik Industri,Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

NAMA JURNAL

Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)
Vol. 12 No.2, Oktober 2011: 81-93

LATAR BELAKANG MASALAH
      Untuk bisa terus berkembang dan bersaing dengan tetap berpedoman kepada visi dan misi perusahaan, suatu perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja,dimana pengkuran kinerja terebut juga berguna bagi internal perusahaan dan external perusahaan,sehingga dapat berimbas baik bagi kemajuan produktifitas dan mengetahui bagai mana tingkat kepuasan para konsumen terhadap produk yang ada di dalam perusahaan tersebut,karna dengan mengetahui tingkat kepuasan konsumen/pelanggan,suatu perusahaan dapat mengontrol dan meningkatkan mutu dan kualitas produk yang dimiliki nya.

MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
        PT XYZ merupakan sebuah perusahaan manufaktur penghasil logam alumunium profil. Untuk bisa terus berkembang dan bersaing dengan tetap berpedoman kepada visi dan misi perusahaan, PT. XYZ harus mengetahui sejauh mana perusahaan telah menjalankan visi dan misinya tersebut dengan melakukan pengukuran kinerja. Saat ini, perusahaan belum memiliki alat pengukuran kinerja yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan pada saat ini. Oleh karena itu, perusahaan ingin melakukan pengukuran kinerja guna melihat hasil kerja dengan melihat kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dari pelanggan dan pemasok dengan harapan dapat memperbaiki permasalahan yang ada.
        Selain untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dan pemasok (eksternal), perusahaan juga perlu mengetahui dan memenuhi keinginan dan kebutuhan dari segi karyawan dan pemilik perusahaan (internal). Perbaikan secara internal juga sangat berperan penting dan mendukung terhadap jalannya dan kesuksesan perusahaan tersebut.

TUJUAN PENELITIAN
       Metode integrated performance measurement systems (IPMS) , Metode pengukuran kinerja ini dinilai memiliki sistem pengukuran kinerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan yaitu ingin mengetahui apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari stakeholders baik internal maupun eksternal, karena penting bagi suatu perusahaan untuk memberi kepuasan terhadap stakeholders dan tentunya harus menjalin komunikasi yang baik bagi keduanya.

METODE
1.Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)
·         Aktivitas
·         Kebutuhan Stakeholder
2.Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indicators)
3.Tahap-Tahap Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi (IPMS)
HASIL PENELITIAN
       Dalam model IPMS, langkah pertama adalah mengidentifikasi level bisnis. Pengelompokan level bisnis di PT XYZ adalah: bisnis (business corporate): PT XYZ; (2) unit Perbaikan Daya Saing bisnis (business unit): departemen produksi PT XYZ; (3) proses bisnis (business process): proses produksi alumunium profil, dengan proses bisnis       pendukung pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan dan pemasok;(4) aktivitas: aktivitas yang terjadi pada proses bisnis.
        Selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap stakeholder requirement yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada para stakeholder. Stakeholders dalam penelitian ini adalah pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan dan pemasok. Kuesioner
disebarkan kepada pelanggan, karyawan dan pemasok, sedangkan untuk pemilik perusahaan dilakukan wawancara. Jenis-jenis pertanyaan yang terdapat pada kuesioner berisi mengenai suatu kondisi atau keadaan dan kebutuhan dari stakeholder yang bersangkutan. Tabel 1 menyajikan hasil identifikasi kebutuhan dari setiap stakeholder.
      Setelah mendapatkan kebutuhan dari tiap-tiap stakeholder, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi external monitor. Identifikasi ini dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada pelanggan yang bertujuan untuk mengetahui mengenai pandangan dari luar/eksternal terhadap PT XYZ. Tabel 2 menyajikan hasil dari penyebaran kuesioner external monitor.
Berdasarkan dari hasil kuesioner pandangan dari luar mengenai PT XYZ dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang yang sama, ternyata perusahaan memiliki kinerja yang sudah cukup baik, hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai total dari hasil kuesioner dengan nilai terbesar terdapat pada kolom (B = Baik) dan nilai terkecil terdapat pada kolom tidak baik. Hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar pelanggan memberikan nilai yang baik untuk semua kriteria yang ditanyakan mengenai PT XYZ.Setelah mengetahui kebutuhan dari masingmasing stakeholder maka langkah selanjutnya dapat dilakukan pengidentifikasian mengenai objective yang bertujuan untuk mengetahui tujuan dari masing-masing kebutuhan setiap stakeholder, sehingga hasilnya nanti dapat dijadikan parameter dari tiap-tiap nilai KPI. Contoh identifikasi objective untuk stakeholder pemilik perusahaan disajikan dalam Tabel 3. Dari hasil objective pada masing-masing kebutuhan stakeholder maka akan didapatkan nilai KPI yang dapat dijadikan sebagai acuan dari pengukuran kinerja perusahaan. Contoh penentuan KPI yang diturunkan dari objective untuk stakeholder pemilik perusahaan disajikan dalam Tabel 4. Pengujian validasi dilakukan pada setiap KPI dan kemudian dilakukan spesifikasi terhadap KPI yang telah diuji validasi. Tabel 5 sampai Tabel 8 adalah hasil spesifikasi KPI berdasarkan stakeholders.
     Setelah menentukan KPI yang sesuai dengan kebutuhan tiap stakeholder, dilakukan penyebaran kuesioner dan pembobotan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Saaty, 1998). Penilaian KPI didapatkan dari data perusahaan yang disesuaikan dengan target yang ingin di capai. Nilai KPI yang didapatkan berdasarkan skala penilaian (1-5) dan nilai yang ada disesuaikan dengan target yang ingin dicapai oleh perusahaan. Nilai-nilai inilah yang akan digunakan dalam perhitungan pengukuran kinerja pada PT. XYZ. Hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 9 berikut
Nilai performansi PT. XYZ adalah 3,526, hal tersebut menandakan bahwa performansi kinerja dari perusahaan sudah cukup baik walaupun belum maksimal.

REVIEW/KOMENTAR
         Kinerja perusahaan selalu memiliki pengaruh yang besar terhadap penentuan strategi perusahaan, Di dalam jurnal ini di jelaska bagaimana cara untuk selalu berpedoman pada visi dan misi perusahaan dengan cara melakukan pengukuran kinerja yang terintegrasi(IPMS), pengukuran kinerja memiliki tujuan untuk mengukuran kinerja suatu perusahaan,sehingga dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan yaitu ingin mengetahui apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari stakeholders baik internal maupun eksternal, karena penting bagi suatu perusahaan untuk memberi kepuasan terhadap stakeholders dan tentunya harus menjalin komunikasi yang baik bagi keduanya.

ABSTRAK JURNAL
      Kinerja perusahaan selalu memiliki pengaruh yang besar terhadap penentuan strategi perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan metode dan alat yang akurat untuk mengukur kinerja ini dianggap semakin penting bagi perusahaan maupun kalangan akademisi. Dalam rangka memberikan gambaran menyeluruh dari kinerja perusahaan, peneliti telah mencoba menggabungkan lebih dari satu aspek kinerja melalui sistem pengukuran kinerja terintegrasi (IPMS). Dalam penelitian ini, perancangan dan analisis sistem pengukuran ini ditunjukkan melalui contoh studi empiris di sebuah perusahaan manufaktur logam. Penelitian dimulai dengan memilih tingkat bisnis dalam pengukuran kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kebutuhan dari kedua pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Kebutuhan yang dikembangkan berdasarkan IPMS ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menetapkan indikator kinerja kunci (KPI) dari masing-masing pemangku kepentingan. Akhirnya, nilai sebenarnya dari setiap pengukuran kinerja dapat ditentukan, dan area perbaikan untuk masa depan dapat disarankan.

DAFTAR PUSTAKA
               Artley, W. (1993). The performance-based management handbook: Establishing an integrated performance measurement systems. Tennessee: Oak Ridge Associated Universities.

              Bititci, U. S. (1995). Modeling of performance measurement systems in manufacturing enterprises. International Journal Production Economic 42: 137-147.

              Bititci, U. S., Carrie, A. S., & McDevitt, L. (1997). Integrated performance measurement systems: a development guide. International Journal of Operations & Production Management 17: 522-534.

             Chiesa, V., Frattini, F., Lazzarotti, V., & Manzini, R. (2008). Designing a performance measurement system for the research activities: a reference framework and an empirical study. Journal Engineering Technology Management 25: 213-226.

             Cokroaminoto. (2007). Membangun kinerja: memaknai kinerja karyawan. Diakses 6 Mei 2008 dari  http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/05/23/memaknai-kinerja-karyawan/  

             Folan, P., & Browne, J. (2005). A review of performance measurement: towards performance management. Journal of Computers in Industry 56: 663–680
.
            Henri, J. F. (2006). Organizational culture and performance measurement systems. Journal of Accounting, Organizations and Society 31: 77-103.

            Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan manajemen kinerja di lingkungan perusahaan dan industri, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

           Neely, A., Mills, J., Platts, K., Gregory, K., & Richards, H. (1996). Performance measurement system design: should process based approaches be adopted? International Journal Production Economic 46-47: 423-431.


           Saaty, T. L. (1998). Multi criteria decision making: the analytical hierarchy process. Beccles, Suffolk: ETA Service Ltd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.