JUDUL JURNAL
PERBAIKAN DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI
SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERINTEGRASI: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
NAMA PENULIS
Ronald Sukwadi (Jurusan Teknik Industri,Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya)
NAMA JURNAL
Industrial and Systems Engineering
Assessment Journal (INASEA)
Vol. 12 No.2, Oktober 2011: 81-93
LATAR BELAKANG MASALAH
Untuk bisa terus berkembang dan bersaing
dengan tetap berpedoman kepada visi dan misi perusahaan, suatu perusahaan perlu
melakukan pengukuran kinerja,dimana pengkuran kinerja terebut juga berguna bagi
internal perusahaan dan external perusahaan,sehingga dapat berimbas baik bagi
kemajuan produktifitas dan mengetahui bagai mana tingkat kepuasan para konsumen
terhadap produk yang ada di dalam perusahaan tersebut,karna dengan mengetahui
tingkat kepuasan konsumen/pelanggan,suatu perusahaan dapat mengontrol dan
meningkatkan mutu dan kualitas produk yang dimiliki nya.
MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
PT XYZ merupakan sebuah perusahaan manufaktur penghasil logam alumunium
profil. Untuk bisa terus berkembang dan bersaing dengan tetap berpedoman kepada
visi dan misi perusahaan, PT. XYZ harus mengetahui sejauh mana perusahaan telah
menjalankan visi dan misinya tersebut dengan melakukan pengukuran kinerja. Saat
ini, perusahaan belum memiliki alat pengukuran kinerja yang dapat menggambarkan
kinerja perusahaan pada saat ini. Oleh karena itu, perusahaan ingin melakukan
pengukuran kinerja guna melihat hasil kerja dengan melihat kebutuhan-kebutuhan
dan keinginan-keinginan dari pelanggan dan pemasok dengan harapan dapat
memperbaiki permasalahan yang ada.
Selain untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dan pemasok (eksternal),
perusahaan juga perlu mengetahui dan memenuhi keinginan dan kebutuhan dari segi
karyawan dan pemilik perusahaan (internal). Perbaikan secara internal juga
sangat berperan penting dan mendukung terhadap jalannya dan kesuksesan
perusahaan tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Metode integrated performance measurement systems (IPMS) , Metode
pengukuran kinerja ini dinilai memiliki sistem pengukuran kinerja sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh perusahaan yaitu ingin mengetahui apa saja yang
menjadi keinginan dan kebutuhan dari stakeholders baik internal maupun
eksternal, karena penting bagi suatu perusahaan untuk memberi kepuasan terhadap
stakeholders dan tentunya harus menjalin komunikasi yang baik bagi keduanya.
METODE
1.Integrated Performance Measurement
Systems (IPMS)
·
Aktivitas
·
Kebutuhan Stakeholder
2.Indikator Kinerja Kunci (Key Performance
Indicators)
3.Tahap-Tahap Sistem Pengukuran Kinerja
Terintegrasi (IPMS)
HASIL PENELITIAN
Dalam model IPMS, langkah pertama adalah mengidentifikasi level bisnis.
Pengelompokan level bisnis di PT XYZ adalah: bisnis (business corporate): PT
XYZ; (2) unit Perbaikan Daya Saing bisnis (business unit): departemen produksi
PT XYZ; (3) proses bisnis (business process): proses produksi alumunium profil,
dengan proses bisnis pendukung
pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan dan pemasok;(4) aktivitas: aktivitas
yang terjadi pada proses bisnis.
Selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap stakeholder
requirement yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada
para stakeholder. Stakeholders dalam penelitian ini adalah pelanggan, pemilik
perusahaan, karyawan dan pemasok. Kuesioner
disebarkan kepada pelanggan, karyawan dan
pemasok, sedangkan untuk pemilik perusahaan dilakukan wawancara. Jenis-jenis
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner berisi mengenai suatu kondisi atau
keadaan dan kebutuhan dari stakeholder yang bersangkutan. Tabel 1 menyajikan
hasil identifikasi kebutuhan dari setiap stakeholder.
Setelah
mendapatkan kebutuhan dari tiap-tiap stakeholder, maka langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi external monitor. Identifikasi ini dilakukan dengan
melakukan penyebaran kuesioner kepada pelanggan yang bertujuan untuk mengetahui
mengenai pandangan dari luar/eksternal terhadap PT XYZ. Tabel 2 menyajikan
hasil dari penyebaran kuesioner external monitor.
Berdasarkan dari hasil kuesioner pandangan
dari luar mengenai PT XYZ dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang bergerak
dalam bidang yang sama, ternyata perusahaan memiliki kinerja yang sudah cukup
baik, hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai total dari hasil kuesioner
dengan nilai terbesar terdapat pada kolom (B = Baik) dan nilai terkecil
terdapat pada kolom tidak baik. Hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar
pelanggan memberikan nilai yang baik untuk semua kriteria yang ditanyakan
mengenai PT XYZ.Setelah mengetahui kebutuhan dari masingmasing stakeholder maka
langkah selanjutnya dapat dilakukan pengidentifikasian mengenai objective yang
bertujuan untuk mengetahui tujuan dari masing-masing kebutuhan setiap
stakeholder, sehingga hasilnya nanti dapat dijadikan parameter dari tiap-tiap
nilai KPI. Contoh identifikasi objective untuk stakeholder pemilik perusahaan
disajikan dalam Tabel 3. Dari hasil objective pada masing-masing kebutuhan
stakeholder maka akan didapatkan nilai KPI yang dapat dijadikan sebagai acuan
dari pengukuran kinerja perusahaan. Contoh penentuan KPI yang diturunkan dari
objective untuk stakeholder pemilik perusahaan disajikan dalam Tabel 4.
Pengujian validasi dilakukan pada setiap KPI dan kemudian dilakukan spesifikasi
terhadap KPI yang telah diuji validasi. Tabel 5 sampai Tabel 8 adalah hasil
spesifikasi KPI berdasarkan stakeholders.
Setelah
menentukan KPI yang sesuai dengan kebutuhan tiap stakeholder, dilakukan
penyebaran kuesioner dan pembobotan dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) (Saaty, 1998). Penilaian KPI didapatkan dari data perusahaan yang
disesuaikan dengan target yang ingin di capai. Nilai KPI yang didapatkan
berdasarkan skala penilaian (1-5) dan nilai yang ada disesuaikan dengan target
yang ingin dicapai oleh perusahaan. Nilai-nilai inilah yang akan digunakan
dalam perhitungan pengukuran kinerja pada PT. XYZ. Hasil rekapitulasinya dapat
dilihat pada tabel 9 berikut
Nilai performansi PT. XYZ adalah 3,526, hal
tersebut menandakan bahwa performansi kinerja dari perusahaan sudah cukup baik
walaupun belum maksimal.
REVIEW/KOMENTAR
Kinerja perusahaan selalu memiliki
pengaruh yang besar terhadap penentuan strategi perusahaan, Di dalam jurnal ini
di jelaska bagaimana cara untuk selalu berpedoman pada visi dan misi perusahaan
dengan cara melakukan pengukuran kinerja yang terintegrasi(IPMS), pengukuran
kinerja memiliki tujuan untuk mengukuran kinerja suatu perusahaan,sehingga dapat
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan yaitu ingin mengetahui apa
saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari stakeholders baik internal
maupun eksternal, karena penting bagi suatu perusahaan untuk memberi kepuasan
terhadap stakeholders dan tentunya harus menjalin komunikasi yang baik bagi
keduanya.
ABSTRAK JURNAL
Kinerja perusahaan selalu memiliki pengaruh yang besar terhadap
penentuan strategi perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan metode dan alat yang
akurat untuk mengukur kinerja ini dianggap semakin penting bagi perusahaan
maupun kalangan akademisi. Dalam rangka memberikan gambaran menyeluruh dari
kinerja perusahaan, peneliti telah mencoba menggabungkan lebih dari satu aspek
kinerja melalui sistem pengukuran kinerja terintegrasi (IPMS). Dalam penelitian
ini, perancangan dan analisis sistem pengukuran ini ditunjukkan melalui contoh
studi empiris di sebuah perusahaan manufaktur logam. Penelitian dimulai dengan
memilih tingkat bisnis dalam pengukuran kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan
menentukan kebutuhan dari kedua pemangku kepentingan, baik internal maupun
eksternal. Kebutuhan yang dikembangkan berdasarkan IPMS ini, dapat digunakan
untuk mengidentifikasi dan menetapkan indikator kinerja kunci (KPI) dari
masing-masing pemangku kepentingan. Akhirnya, nilai sebenarnya dari setiap
pengukuran kinerja dapat ditentukan, dan area perbaikan untuk masa depan dapat
disarankan.
DAFTAR PUSTAKA
Artley, W. (1993). The
performance-based management handbook: Establishing an integrated performance
measurement systems. Tennessee: Oak Ridge Associated Universities.
Bititci, U. S. (1995). Modeling
of performance measurement systems in manufacturing enterprises. International
Journal Production Economic 42: 137-147.
Bititci, U. S., Carrie, A. S.,
& McDevitt, L. (1997). Integrated performance measurement systems: a
development guide. International Journal of Operations & Production
Management 17: 522-534.
Chiesa, V., Frattini, F., Lazzarotti, V., & Manzini, R. (2008).
Designing a performance measurement system for the research activities: a
reference framework and an empirical study. Journal Engineering Technology
Management 25: 213-226.
Cokroaminoto. (2007). Membangun kinerja: memaknai kinerja karyawan.
Diakses 6 Mei 2008 dari http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/05/23/memaknai-kinerja-karyawan/
Folan, P., & Browne, J.
(2005). A review of performance measurement: towards performance management.
Journal of Computers in Industry 56: 663–680
.
Henri, J. F. (2006). Organizational
culture and performance measurement systems. Journal of Accounting,
Organizations and Society 31: 77-103.
Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan manajemen kinerja di lingkungan
perusahaan dan industri, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Neely, A., Mills, J., Platts, K., Gregory, K., & Richards, H.
(1996). Performance measurement system design: should process based approaches
be adopted? International Journal Production Economic 46-47: 423-431.
Saaty, T. L. (1998). Multi criteria decision making: the analytical
hierarchy process. Beccles, Suffolk: ETA Service Ltd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.