Judul Penelitian
ANALISIS PENETAPAN STRATEGI PENINGKATAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA KOMPONEN KOPLING
Nama Penulis
Hartono,
Gunawarman (
Binus University)
Santoso, Edi ( Binus University)
Identitas
Jurnal
INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88 dalam link http://download.portalgaruda.org/article.php?article=165104&val=5984&title=ANALISIS%20PENETAPAN%20STRATEGI%20PENINGKATAN%20TINGKAT%20KOMPONEN%20DALAM%20NEGERI%20(TKDN)%20PADA%20INDUSTRI%20MANUFAKTUR%20DI%20INDONESIA:%20STUDI%20KASUS%20PADA%20KOMPONEN%20KOPLING
INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88 dalam link http://download.portalgaruda.org/article.php?article=165104&val=5984&title=ANALISIS%20PENETAPAN%20STRATEGI%20PENINGKATAN%20TINGKAT%20KOMPONEN%20DALAM%20NEGERI%20(TKDN)%20PADA%20INDUSTRI%20MANUFAKTUR%20DI%20INDONESIA:%20STUDI%20KASUS%20PADA%20KOMPONEN%20KOPLING
Latar Belakang
Masalah
dalam jurnal tersebut latar belakang masalahnya adalah Perusahaan industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan pada perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat grafik kemerosotan ketimbang peningkatannya. Industri lainpun mengalami hal sama karena adanya kesulitan dalam persaingan di pasar global akibat kualitas produk. Melemahnya permintaan terhadap produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor akibat melemahnya daya beli masyarakat di negara tujuan ekspor utama. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus tanpa adanya upaya yang menyeluruh dan bersifat terpadu dari berbagai pihak terkait, seperti masyarakat, pemerintah, dan pengusaha, industri nasional pelanpelan akan mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Untuk itu, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas produk terutama tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). TKDN didefinisikan sebagai suatu batasan atau nilai yang mereprentasikan berapa tingkat kandungan lokal dalam negeri dalam suatu produk barang/jasa (Permen Perindustrian, 2011).
dalam jurnal tersebut latar belakang masalahnya adalah Perusahaan industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan pada perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat grafik kemerosotan ketimbang peningkatannya. Industri lainpun mengalami hal sama karena adanya kesulitan dalam persaingan di pasar global akibat kualitas produk. Melemahnya permintaan terhadap produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor akibat melemahnya daya beli masyarakat di negara tujuan ekspor utama. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus tanpa adanya upaya yang menyeluruh dan bersifat terpadu dari berbagai pihak terkait, seperti masyarakat, pemerintah, dan pengusaha, industri nasional pelanpelan akan mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Untuk itu, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas produk terutama tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). TKDN didefinisikan sebagai suatu batasan atau nilai yang mereprentasikan berapa tingkat kandungan lokal dalam negeri dalam suatu produk barang/jasa (Permen Perindustrian, 2011).
Tujuan
Penelitian
Dalam rangka mempercepat peningkatan penyerapan komponen lokal dalam suatu produk, dilakukan penelitian berupa Analisis Faktor Dominan untuk Meningkatkan Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) yang selanjutnya akan ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan untuk menetapkan Strategi untuk meningkatkan TKDN. Penelitian untuk mendapatkan Faktor Dominan yang akan digunakan sebagai dasar penentuan Strategi Peningkatan TKDN sangat diperlukan, karena produk-produk luar mulai menguasai pasar. Penelitian ini dilakukan dalam lingkup industri manufaktur otomotif di sekitar BekasiJabodetabek dengan mengambil sampel produk tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan daya saing produk-produk dalam negeri di pasar global dengan menggunakan komponen lokal dan meminimalisir biaya produksi; (2) menumbuhkan usaha-usaha baru dalam rangka memenuhi kebutuhan komponen-komponen produk; (3) menyingkirkan segala hal yang berhubungan dengan impor.
Dalam rangka mempercepat peningkatan penyerapan komponen lokal dalam suatu produk, dilakukan penelitian berupa Analisis Faktor Dominan untuk Meningkatkan Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) yang selanjutnya akan ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan untuk menetapkan Strategi untuk meningkatkan TKDN. Penelitian untuk mendapatkan Faktor Dominan yang akan digunakan sebagai dasar penentuan Strategi Peningkatan TKDN sangat diperlukan, karena produk-produk luar mulai menguasai pasar. Penelitian ini dilakukan dalam lingkup industri manufaktur otomotif di sekitar BekasiJabodetabek dengan mengambil sampel produk tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan daya saing produk-produk dalam negeri di pasar global dengan menggunakan komponen lokal dan meminimalisir biaya produksi; (2) menumbuhkan usaha-usaha baru dalam rangka memenuhi kebutuhan komponen-komponen produk; (3) menyingkirkan segala hal yang berhubungan dengan impor.
Metode
Penetapan komponen dalam Negeri Dalam mengukur TKDN untuk suatu produk, ada tiga aspek yang menjadi penilaian yaitu material, tenaga kerja dan overhead. Material dinilai berdasarkan daerah asal (country of origin) artinya material tersebut dibuat dan diproduksi di mana. Tenaga kerja yang digunakan dinilai berdasarkan kewarnegaraan. Overhead adalah alat kerja/mesin, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan produksi barang/jasa tersebut (Kurniawan, 2011). TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan antara harga barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri terhadap harga barang jadi. Harga barang jadi merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi barang (Kementerian Perindustrian, 2011). Biaya produksi meliputi biaya untuk bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead) (Gambar 2). Biaya produksi ini belum termasuk keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead), dan pajak keluaran. Perhitungan TKDN barang dilakukan terhadap setiap jenis barang. Jenis barang merupakan barang yang diproduksi berdasarkan proses produksi dan bahan baku (material) yang sama. Perhitungan TKDN barang ditelusuri sampai dengan barang tingkat dua yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri.
Penetapan komponen dalam Negeri Dalam mengukur TKDN untuk suatu produk, ada tiga aspek yang menjadi penilaian yaitu material, tenaga kerja dan overhead. Material dinilai berdasarkan daerah asal (country of origin) artinya material tersebut dibuat dan diproduksi di mana. Tenaga kerja yang digunakan dinilai berdasarkan kewarnegaraan. Overhead adalah alat kerja/mesin, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan produksi barang/jasa tersebut (Kurniawan, 2011). TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan antara harga barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri terhadap harga barang jadi. Harga barang jadi merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi barang (Kementerian Perindustrian, 2011). Biaya produksi meliputi biaya untuk bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead) (Gambar 2). Biaya produksi ini belum termasuk keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead), dan pajak keluaran. Perhitungan TKDN barang dilakukan terhadap setiap jenis barang. Jenis barang merupakan barang yang diproduksi berdasarkan proses produksi dan bahan baku (material) yang sama. Perhitungan TKDN barang ditelusuri sampai dengan barang tingkat dua yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri.
Hasil
Penelitian
Dalam penelitian ini obyek yang digunakan untuk analisis penetapan strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri pada industri manufaktur di indonesia, adalah kopling (clutch). Analisis Penetapan Strategi … (Gunawarman Hartono; Edi Santoso) 87 Dasar dari penetapan kopling sebagai obyek untuk contoh dalam strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri adalah karena kopling merupakan komponen penting pada kendaraan bermotor. Dari hasil penetapan nilai TKDN di atas terlihat bahwa perusahaan ini menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar. Nilai TKDN adalah 93,76% yang menunjukkan bahwa kopling tersebut adalah produk dengan komponen dalam negeri yang sangat tinggi, karena batas nilai TKDN yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 40%. Kondisi ini memberikan suatu harapan bahwa produk-produk manufaktur yang digunakan untuk menunjang industri otomotif dapat bersaing. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya bahwa penetapan nilai TKDN didasarkan kriteria: (1) untuk bahan material langsung berdasarkan negara asal barang; (2) untuk alat kerja/fasilitas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara asal; (3) untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan. Sementara itu, biaya bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung pabrik dihitung sampai di lokasi pengerjaan (pabrik workshop) untuk produk barang yang bersangkutan. Penetapan kriteria di atas sifatnya subyektif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini memungkinkan nilai TKDN yang berbeda untuk produk yang sama tapi diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.
Dalam penelitian ini obyek yang digunakan untuk analisis penetapan strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri pada industri manufaktur di indonesia, adalah kopling (clutch). Analisis Penetapan Strategi … (Gunawarman Hartono; Edi Santoso) 87 Dasar dari penetapan kopling sebagai obyek untuk contoh dalam strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri adalah karena kopling merupakan komponen penting pada kendaraan bermotor. Dari hasil penetapan nilai TKDN di atas terlihat bahwa perusahaan ini menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar. Nilai TKDN adalah 93,76% yang menunjukkan bahwa kopling tersebut adalah produk dengan komponen dalam negeri yang sangat tinggi, karena batas nilai TKDN yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 40%. Kondisi ini memberikan suatu harapan bahwa produk-produk manufaktur yang digunakan untuk menunjang industri otomotif dapat bersaing. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya bahwa penetapan nilai TKDN didasarkan kriteria: (1) untuk bahan material langsung berdasarkan negara asal barang; (2) untuk alat kerja/fasilitas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara asal; (3) untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan. Sementara itu, biaya bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung pabrik dihitung sampai di lokasi pengerjaan (pabrik workshop) untuk produk barang yang bersangkutan. Penetapan kriteria di atas sifatnya subyektif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini memungkinkan nilai TKDN yang berbeda untuk produk yang sama tapi diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.
Review/
Komentar
Penguatan konten lokal ini tidak hanya diterapkan di Indonesia. Semua negara termasuk yang sudah kaya, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS), juga ada kewajiban untuk mengembangkan industri nasional. Bagaimana negara-negara tersebut melaksanakannya? Bisa 88 INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88 diperhatikan seperti di Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel) misalnya, tidak ada kendaraan operasionalnya yang tidak bermerk Hyundai. Begitu pun Kedubes Jepang, dapat dipastikan semua kendaraan operasionalnya adalah mobil Jepang, dan diplomatnya akan memilih tidur di hotel Jepang. Kalau kita bertandang ke Malaysia, hampir semua orang di sana menggunakan mobil merk Proton. Untuk membeli Proton, pembeli mendapat diskon. Produsen Proton juga dipacu untuk memperbaiki produknya. Sudah sewajarnya Indonesia juga mendorong penggunaan barang dan jasa dalam negeri, khususnya dalam kegiatan industri manufaktur. Pemerintah perlu memacu produsen dalam negeri untuk memperbaiki produknya, sehingga nantinya menjadi maju dan berkualitas setara produk impor.
Penguatan konten lokal ini tidak hanya diterapkan di Indonesia. Semua negara termasuk yang sudah kaya, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS), juga ada kewajiban untuk mengembangkan industri nasional. Bagaimana negara-negara tersebut melaksanakannya? Bisa 88 INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88 diperhatikan seperti di Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel) misalnya, tidak ada kendaraan operasionalnya yang tidak bermerk Hyundai. Begitu pun Kedubes Jepang, dapat dipastikan semua kendaraan operasionalnya adalah mobil Jepang, dan diplomatnya akan memilih tidur di hotel Jepang. Kalau kita bertandang ke Malaysia, hampir semua orang di sana menggunakan mobil merk Proton. Untuk membeli Proton, pembeli mendapat diskon. Produsen Proton juga dipacu untuk memperbaiki produknya. Sudah sewajarnya Indonesia juga mendorong penggunaan barang dan jasa dalam negeri, khususnya dalam kegiatan industri manufaktur. Pemerintah perlu memacu produsen dalam negeri untuk memperbaiki produknya, sehingga nantinya menjadi maju dan berkualitas setara produk impor.
Abstrak Jurnal
Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Dalam meningkatkan daya saing produk lokal, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan industri untuk menghasilkan produk atau komponen yang berkualitas. Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan dalam negeri telah meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam menghasilkan produk-produknya. Hasil penetapan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menunjukkan bahwa perusahaan yang memproduksi kopling menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar.
Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Dalam meningkatkan daya saing produk lokal, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan industri untuk menghasilkan produk atau komponen yang berkualitas. Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan dalam negeri telah meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam menghasilkan produk-produknya. Hasil penetapan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menunjukkan bahwa perusahaan yang memproduksi kopling menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar.
Sumber :
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003.
Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Ghalia Indonesia; Jakarta. pp
(6-14).
Boy Isma Putra 2010 Penerapan Metode Six
Sigma Untuk Menurunkan Kecacatan Produk Frypan Di Cv. Corning Sidoarjo Jurnal
Teknik Industri, Vol. 11, No. 2.
Ali. Muhammad, "Tugas Materi Pembelajaran"Manajemen
Proyek" . UNY: Yogyakarta. 2010.
Anonymous, "Manajemen Proyek," [Online]. Available:
library.upnvj.ac.id/pdf/2s1teknikindustri/080315005/bab2.pdf. [Diakses tanggal
29 09 2016]
Valentine, Kartika.,2015,. Makalah : Pemanfaatan Kulit Singkong
Menjadi Keripik Kulit Singkong.,
-Sika, Riko., 2014., Arsi Surya: Cara Mengolah Limbah Menjadi
Barang Ekonomis.,
-http://www.gen22.net/2013/04/cara-mengolah-kulit-singkong-menjadi.html
(Diakses pada 19 September 2016)
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=165104
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.