.

Rabu, 02 November 2016

Review Jurnal





A.    Judul Penelitian
Usulan Perbaikan Postur Kerja Karyawan Cv Atham Toy’s Mainan Kayu (Atmk) Dengan Metode Quick Exposure Check

B.     Nama Penulis
Belia Perwitasari Maharani, Budi Aribowo, dan Nunung Nurhasanah Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia,

C.    Nama Jurnal
Volume IX No 3, 238 – 247, 2015, Jurnal PASTI Universitas Al Azhar Indonesia,
Jakarta, dalam Link

D.    Latar Belakang Masalah
Kegiatan produksi IKM sebagian besar dilakukan secara manual sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi postur kerja karyawan serta kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Jika kesehatan dan keselamatan kerja karyawan diabaikan, maka akan menimbulkan kelelahan bahkan cidera yang menyebabkan penurunan kinerja karyawan. Penurunan kinerja karyawan akan mempengaruhi tidak tercapainya target produksi, sehingga perlu dilakukan evaluasi kerja. Jurnal PASTI Postur kerja adalah posisi tubuh pekerja pada saat melakukan aktivitas kerja yang biasanya terkait dengan desain area kerja dan task requirement (Pulat, 1992). Salah satu penyebab gangguan MSDs adalah postur janggal (awkward posture). ATMK merupakan salah satu industri kecil menengah (IKM) yang turut serta dalam menjalankan optimasi metode kerja. Penanganan material oleh IKM sebagian besar dilakukan secara manual sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan analisis postur kerja karyawan (operator).

E.     Masalah / Pertanyaan Peneliti
Apakah dapat diatasi dengan melakukan analisis postur kerja karyawan
(operator) dengan menggunakan metode quality exposure check (QEC)?

F.     Tujuan Peneliti
untuk memperhatikan faktor risiko penting, seperti punggung tidak membungkuk, posisi tangan, kemudian frekuensi saat memutar tangan serta kekuatan tangan dan untuk bagian leher agar lebih rileks.

G.    Metode
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

H.    Hasil Penelitian
Hasil rekapitulasi jawaban kuesioner pengamat dan pekerja pada setiap stasiun kerja, akan dihitung nilai exposure score pada 4 bagian tubuh yang diamati seperti punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher. Penghitungan exposure score tiap stasiun kerja, sebagai contoh adalah stasiun kerja amplas mesin yang terdapat pada Gambar 3, yang merupakan salah satu contoh dari lembar skor QEC. Gambar 3 menjelaskan exposure score yang dihasilkan untuk bagian tubuh punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher, yang merupakan hasil penggabungan rekapitulasi hasil jawaban dari kuesioner observer dan operator.
punggung dihasilkan score 1 berdasarkan posisi punggung dan beban adalah 4, score 2 berdasarkan paparan pada punggung dan durasi adalah 8, score 3 sesuai durasi dan beban yaitu 6, untuk pekerjaan statis seperti amplas mesin, amplas manual serta assembly dan packaging, posisi statis (B) dan durasi (I) mengunakan score 4 dan nilai pada stasiun kerja amplas mesin adalah 6. Berdasarkan nilai yang sudah dihasilkan, maka didapatkan total exposure score pada bagian punggung sdengan nilai 24. Paparan pada bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher memiliki penjelasan yang sama seperti pada punggung.

I.       Review / Komentar
Berdasarkan pengolahan data yang sudah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai
berikut: nilai exposure score untuk setiap stasiun kerja dari pemotongan, pengecatan,
amplas mesin, amplas manual serta assembly dan packaging sebesar 96, 92, 100, 98 dan Hasil nilai tersebut berpengaruh terhadap hasil penghitungan exposure level, maka nilai exposure level untuk setiap stasiun kerja adalah 55%, 52%, 62%, 60% dan 54%.Berdasarkan presentase tersebut, seluruh stasiun kerja pada ATMK memerlukan penelitian lebih lanjut dan dilakukan perubahan. Hasil presentase exposure level tertinngi adalah pada stasiun kerja amplas mesin sebesar 62%, sehingga usulan rancangan perbaikan yang dilakukan akan berfokus pada pekerja stasiun kerja amplas mesin. Nilai exposure scoreyang dihasilkan untuk stasiun kerja tersebut untuk punggung sebesar 24 dengan level high,bahu/lengan sebesar 30 dengan level high, pergelangan tangan sebesar 32 dengan level high dan leher sebesar 14 dengan level high. Rancangan perbaikan postur kerja yang disarankan untuk memerhatikan faktor risiko penting, seperti punggung sebaiknya tidak membungkuk, untuk bagian pungung agar memerhatikan posisi tangan, kemudian pergelangan tangan agar memerhatikan frekuensi saat memutar tangan serta kekuatan tangan dan untuk bagian leher agar lebih rileks.

J.      Abstrak Jurnal
ATMK merupakan salah satu industri kecil menengah (IKM) yang juga menjalankan optimasi metode kerja. Penanganan material oleh IKM sebagian besar dilakukan secara manual sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan analisis postur kerja karyawan (operator) dengan menggunakan metode quality exposure check (QEC). Penelitian diawali dengan mengamati postur kerja operator setiap stasiun kerja, pengumpulan data dengan pengisian lembar kuesioner oleh observer dan operator. Langkah berikutnya merekapitulasi data kuesioner dalam lembar skor QEC; menentukan exposure score dengan metode QEC; penghitungan exposure level. Langkah tersebut dilakukan untuk setiap operator stasiun kerja. Maka diperoleh exposure level tertinggi pada operator stasiun kerja amplas mesin dengan presentase 62%, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dan dilakukan perubahan. Usulan rancangan perbaikan postur kerja yang disarankan untuk memperhatikan faktor risiko penting, seperti punggung tidak membungkuk, posisi tangan, kemudian frekuensi saat memutar tangan serta kekuatan tangan dan untuk bagian leher agar lebih rileks.

K.    Daftar Pustaka
·         Brown R. & Li G. 2003. The Development of Action Levels For the ‘Quick Exposure Check’ (QEC) System, In Contemporary Ergonomics. McCabe. P.T. Ed. Taylor & Francis, London. pp. 41-46.

·         Ilman A, Yuniar, Helianty Y. 2013. Rancangan perbaikan sistem kerja dengan metode Quick Exposure Check (QEC) di bengkel sepatu X di Cibaduyut. Reka Integra. 2:120-128.


·         Laraswati H. 2009. Analisis Risiko Musculosketal Disorders (MSDs) pada Pekerja aundry. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.

·         Li G., & Buckle P. 1998. A Practical Method for Assesment of Work-RelatedMusculosketal Risk-Quick Exposure Check (QEC). In: Proceedins of Humans Factors and Ergonomics Society 42ndAnnual Meeting, October 5-9. Chicago.


·         Li G. & Buckle P. 1999. Evaluating Change in Exposure to Risk for Musculosketal Disorders-A Practical Tool. Sudbury. Suffolk; Report No: 251/1999.

·         Manuaba A. 2000. Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Editor: Sritomo Wignyosubroto dan Stefanus Eko Wiranto. Proceeding Seminar Nasional Ergonomi. Guna Widya. Surabaya : 1-4.


·         Nurmianto E. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.Surabaya: Guna Widya.1996.Oktavia G. 8 Dasar Prinsip Ergonomi untuk Menciptakan Performansi yang Lebih Baik di Tempat Kerja. Laboraturium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi: Telkom University.2012.

·         OSHA. 2000, Ergonomics : Study of Work, United State: US Department of Labours


·         Rezia E., Yuniar, & Desrianty A. 2014. Usulan Perbaikan Stasiun Kerja pada PT. Sinar Advertama Serviceindo (SAS) Berdasarkan Hasil Evaluasi Menggunakan Metode Quick Exposure Check (QEC).
·         Reka Integra. 4:108-120. 2014. Straker L M. 2000. An Overview of Manual Handling Injury Statistic in Western Australia. Pert: International Ergonomics Association, Curtin University Technology.2000.
·         Staton N et al. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomic Methods. USA: CRC Press.2005

·         Wignjosoebroto S. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.