A. Judul
Penelitian
Usulan Perbaikan Postur Kerja
Karyawan Cv Atham Toy’s Mainan Kayu (Atmk) Dengan Metode Quick Exposure Check
B.
Nama
Penulis
Belia Perwitasari Maharani, Budi
Aribowo, dan Nunung Nurhasanah Program Studi Teknik Industri, Universitas Al
Azhar Indonesia,
C.
Nama
Jurnal
Volume IX No 3, 238 – 247, 2015, Jurnal
PASTI Universitas Al Azhar Indonesia,
Jakarta, dalam Link
D.
Latar
Belakang Masalah
Kegiatan
produksi IKM sebagian besar dilakukan secara manual sehingga dikhawatirkan akan
mempengaruhi postur kerja karyawan serta kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan. Jika kesehatan dan keselamatan kerja karyawan diabaikan, maka akan
menimbulkan kelelahan bahkan cidera yang menyebabkan penurunan kinerja
karyawan. Penurunan kinerja karyawan akan mempengaruhi tidak tercapainya target
produksi, sehingga perlu dilakukan evaluasi kerja. Jurnal PASTI Postur kerja
adalah posisi tubuh pekerja pada saat melakukan aktivitas kerja yang biasanya
terkait dengan desain area kerja dan task requirement (Pulat, 1992). Salah satu
penyebab gangguan MSDs adalah postur janggal (awkward posture). ATMK merupakan
salah satu industri kecil menengah (IKM) yang turut serta dalam menjalankan
optimasi metode kerja. Penanganan material oleh IKM sebagian besar dilakukan secara
manual sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan analisis postur kerja
karyawan (operator).
E.
Masalah
/ Pertanyaan Peneliti
Apakah dapat diatasi dengan melakukan
analisis postur kerja karyawan
(operator) dengan menggunakan metode
quality exposure check (QEC)?
F.
Tujuan
Peneliti
untuk memperhatikan faktor risiko
penting, seperti punggung tidak membungkuk, posisi tangan, kemudian frekuensi
saat memutar tangan serta kekuatan tangan dan untuk bagian leher agar lebih
rileks.
G.
Metode
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
H.
Hasil
Penelitian
Hasil
rekapitulasi jawaban kuesioner pengamat dan pekerja pada setiap stasiun kerja,
akan dihitung nilai exposure score pada 4 bagian tubuh yang diamati seperti
punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher. Penghitungan exposure
score tiap stasiun kerja, sebagai contoh adalah stasiun kerja amplas mesin yang
terdapat pada Gambar 3, yang merupakan salah satu contoh dari lembar skor QEC.
Gambar 3 menjelaskan exposure score yang dihasilkan untuk bagian tubuh
punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher, yang merupakan hasil
penggabungan rekapitulasi hasil jawaban dari kuesioner observer dan operator.
punggung
dihasilkan score 1 berdasarkan posisi punggung dan beban adalah 4, score 2
berdasarkan paparan pada punggung dan durasi adalah 8, score 3 sesuai durasi
dan beban yaitu 6, untuk pekerjaan statis seperti amplas mesin, amplas manual
serta assembly dan packaging, posisi statis (B) dan durasi (I) mengunakan score
4 dan nilai pada stasiun kerja amplas mesin adalah 6. Berdasarkan nilai yang
sudah dihasilkan, maka didapatkan total exposure score pada bagian punggung
sdengan nilai 24. Paparan pada bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher
memiliki penjelasan yang sama seperti pada punggung.
I. Review / Komentar
Berdasarkan
pengolahan data yang sudah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
nilai exposure score untuk setiap stasiun kerja dari pemotongan, pengecatan,
amplas
mesin, amplas manual serta assembly dan packaging sebesar 96, 92, 100, 98 dan Hasil
nilai tersebut berpengaruh terhadap hasil penghitungan exposure level, maka
nilai exposure level untuk setiap stasiun kerja adalah 55%, 52%, 62%, 60% dan
54%.Berdasarkan presentase tersebut, seluruh stasiun kerja pada ATMK memerlukan
penelitian lebih lanjut dan dilakukan perubahan. Hasil presentase exposure
level tertinngi adalah pada stasiun kerja amplas mesin sebesar 62%, sehingga
usulan rancangan perbaikan yang dilakukan akan berfokus pada pekerja stasiun
kerja amplas mesin. Nilai exposure scoreyang dihasilkan untuk stasiun kerja tersebut
untuk punggung sebesar 24 dengan level high,bahu/lengan sebesar 30 dengan level
high, pergelangan tangan sebesar 32 dengan level high dan leher sebesar 14
dengan level high. Rancangan perbaikan postur kerja yang disarankan untuk
memerhatikan faktor risiko penting, seperti punggung sebaiknya tidak membungkuk,
untuk bagian pungung agar memerhatikan posisi tangan, kemudian pergelangan
tangan agar memerhatikan frekuensi saat memutar tangan serta kekuatan tangan
dan untuk bagian leher agar lebih rileks.
J.
Abstrak
Jurnal
ATMK
merupakan salah satu industri kecil menengah (IKM) yang juga menjalankan
optimasi metode kerja. Penanganan material oleh IKM sebagian besar dilakukan
secara manual sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan
analisis postur kerja karyawan (operator) dengan menggunakan metode quality
exposure check (QEC). Penelitian diawali dengan mengamati postur kerja operator
setiap stasiun kerja, pengumpulan data dengan pengisian lembar kuesioner oleh
observer dan operator. Langkah berikutnya merekapitulasi data kuesioner dalam
lembar skor QEC; menentukan exposure score dengan metode QEC; penghitungan
exposure level. Langkah tersebut dilakukan untuk setiap operator stasiun kerja.
Maka diperoleh exposure level tertinggi pada operator stasiun kerja amplas
mesin dengan presentase 62%, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dan
dilakukan perubahan. Usulan rancangan perbaikan postur kerja yang disarankan
untuk memperhatikan faktor risiko penting, seperti punggung tidak membungkuk,
posisi tangan, kemudian frekuensi saat memutar tangan serta kekuatan tangan dan
untuk bagian leher agar lebih rileks.
K.
Daftar
Pustaka
·
Brown R. & Li G. 2003. The Development
of Action Levels For the ‘Quick Exposure Check’ (QEC) System, In Contemporary
Ergonomics. McCabe. P.T. Ed. Taylor & Francis, London. pp. 41-46.
·
Ilman A, Yuniar, Helianty Y. 2013.
Rancangan perbaikan sistem kerja dengan metode Quick Exposure Check (QEC) di
bengkel sepatu X di Cibaduyut. Reka Integra. 2:120-128.
·
Laraswati H. 2009. Analisis Risiko
Musculosketal Disorders (MSDs) pada Pekerja aundry. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.
·
Li G., & Buckle P. 1998. A Practical
Method for Assesment of Work-RelatedMusculosketal Risk-Quick Exposure Check
(QEC). In: Proceedins of Humans Factors and Ergonomics Society 42ndAnnual
Meeting, October 5-9. Chicago.
·
Li G. & Buckle P. 1999. Evaluating
Change in Exposure to Risk for Musculosketal Disorders-A Practical Tool.
Sudbury. Suffolk; Report No: 251/1999.
·
Manuaba A. 2000. Ergonomi, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Editor: Sritomo Wignyosubroto dan Stefanus Eko Wiranto.
Proceeding Seminar Nasional Ergonomi. Guna Widya. Surabaya : 1-4.
·
Nurmianto E. Ergonomi: Konsep Dasar dan
Aplikasinya.Surabaya: Guna Widya.1996.Oktavia G. 8 Dasar Prinsip Ergonomi untuk
Menciptakan Performansi yang Lebih Baik di Tempat Kerja. Laboraturium Analisis
Perancangan Kerja dan Ergonomi: Telkom University.2012.
·
OSHA. 2000, Ergonomics : Study of Work,
United State: US Department of Labours
·
Rezia E., Yuniar, & Desrianty A. 2014.
Usulan Perbaikan Stasiun Kerja pada PT. Sinar Advertama Serviceindo (SAS)
Berdasarkan Hasil Evaluasi Menggunakan Metode Quick Exposure Check (QEC).
·
Reka Integra. 4:108-120. 2014. Straker L
M. 2000. An Overview of Manual Handling Injury Statistic in Western Australia. Pert:
International Ergonomics Association, Curtin University Technology.2000.
·
Staton N et al. 2005. Handbook of Human
Factors and Ergonomic Methods. USA: CRC Press.2005
·
Wignjosoebroto S. 2003. Ergonomi Studi
Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja.
Surabaya: Guna Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.