Oleh: Rofiqoh Awaliyah (@H13-ROFIQOH) |
Abstrak Masalah
sampah teknologi ini semakin lama semakin parah. Hampir semua sampah-sampah
tidak terdaur ulang oleh bumi adalah produk manusia. Namun sebenarnya sampah
dapat diolah kembali menjadi suatu hal yang berguna bagi kehidupan.
Kata Kunci: Sains dan Teknologi, Sampah dan Teknologi Alternatif
Masalah sampah ini
semakin parah dan dapat di temukan seluruh belahan dunia lain bahkan di laut. Sampah
yang tidak terkelola dengan baik tersebut yang pada akhirnya mengambang di
lautan dan membahayakan kehidupan laut serta menumpuk dan menjadi sebuah pulau
sampah sedangkan sampah yang ada didaratan akan membayakan kesehatan manusia
dan makhluk hidup lainnya.
Teknologi
merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan manusia. Pada era globalisasi
ini, hal tersebut menjadi perhatian dan pembicaraan masyarakat dunia karena
terkait dan menentukan keberlangsungan hidup manusia. Disadari atau tidak, kita
sering mengabaikan akibat proses teknologi sudah menjadi masalah yang mendunia.
Fakta membuktikan bahwa permasalahan lingkungan semakin lama semakin
memburuk. Oleh karena itu, harus dicari cara untuk mengatasinya, salah
satunya dengan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi Hijau
adalah salah satu jawaban untuk permasalahan ini.
Teknologi hijau di era globalisasi adalah teknologi yang
bermanfaat bagi banyak umat manusia dan teknologi tersebut pertama, ramah lingkungan,
contohnya minim polusi atau bahkan tidak menimbulkan polusi. Kedua, bersifat
sustainable atau berkesinambungan sehingga pemanfaatan teknologinya dapat
dirasakan untuk waktu yang lama, dan Ketiga teknologi dapat diterapkan
(applied). (Hidayat dan Kholil, 2017)
Sandra (2013) dalam Cahyono (2013) mengatakan pada saat ini dunia sedang
mengalami krisis energi. Ketersediaan sumber energi untuk mencukupi berbagai
kebutuhan, baik skala kecil dan besar, sangat terbatas. Hal ini dikarenakan
masih diandalkannya sumber energi dari fosil, yaitu minyak bumi. Sifat minyak
bumi yang non-renewable atau tidak dapat diperbaharui membuat keadaan semakin
sulit. Untuk itu diperlukan suatu pemikiran kreatif dengan menciptakan energi
alternatif yang bersifat renewable, ramah lingkungan dan memiliki ketersediaan
yang melimpah.
UU No. 18 /2008
tentang pengelolaan sampah, Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
adalah suatu pendekatan pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan
permintaan masyarakat, direncanakan, dilaksanakan (jika feasible), dikontrol
dan dievaluasi bersama masyarakat.
Peningkatan jumlah
penduduk dan laju pertumbuhan industry yang semakin pesat akan memberikan
dampak pada jumlah sampah yang dihasilkan antara lain sampah plastic, kertas,
produk kemasan yang mengandung B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Jumlah dan jenis
sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis material yang kita konsumsi
semakin meningkat perekonomian dalam rumah tangga maka semakin bervariasi jumlah
sampah yang dihasilkan. Selain kondisi tersebut masih dijumpai timbulan atau
buangan sampah di sungai sehingga memberikan dampak negative pada lingkungan
yang akhirnya menganggu kesehatan manusia. (Subekti, 2010)
Menurut Kurniawan
(2012), masalah pengatasan lingkungan itu berkaitan dengan bagaimana kita
merencanakan dan melakukan upaya untuk mengatasi lingkungan kita yang telah
tercemar. Selain masalah lingkungan, masalah kekurangan energi di dunia juga
sangat memprihatinkan, masalah ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak
dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti karbondioksida,
menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan beracun di sekitar
kita. Untuk masalah kekurangan energi ini Green chemistry dapat menjadi
pendorong dalam pembuatan energi alternative.
Untuk mengatasi
kedua masalah tersebut Indonesia telah menerapkan teknologi alternative,
tepatnya di Bali. Teknologi tersebut adalah teknologi landfill. Prosesnya, menjadikan
biogas yang didapat dari sampah melalui gas engine dikonservasikan menjadi
energi listrik. Mula-mula seluruh sampah ditimbun dengan tanah, lalu lewat pipa
yang dipasang di dalamnya, lalu gas methan ditangkap dan digunakan untuk
mengeringkan sampah. Dengan demikian tumpukan sampah itu akan mengering. Cairan
yang keluar selama proses itu ditampung dan dikelola dalam instalasi khusus
atau water treatment supaya tidak menimbulkan pencemaran. Kemudian untuk sampah
yang baru, prosesnya dipilah dulu. Sampah basah seperti kayu, daun, kertas
dicacah dulu, kemudian dimasukkan dalam digester (pengering) yang nantinya
menghasilkan biogas dan kompos.
Sedangkan sampah kering semacam plastik akan
diolah dengan teknologi pirolisis dan gassfication, yakni dengan pemanasan
tinggi tanpa oksigen yang menghasilkan gas dan digunakan untuk menggerakkan
turbin. Pirolisis cepat (fast
pyrolysis) merupakan teknik yang relatif baru untuk menghasilkan energi
terbarukan. Dibandingkan dengan pembakaran dan gasifikasi serta karbonisasi,
yang juga merupakan proses pirolisis lambat yang telah dipraktekkan secara luas
dan komersial, pirolisis biomassa terutama pirolisis cepat masih berada dalam
tahap pengembangan awal. (Poerwanto (2009) dalam Cahyono (2013))
Penelitian dan
pengembangan proses pirolisis cepat bahan organik dengan suplai kalor
konvensional telah banyak dilakukan. Dengan teknologi alternative tersebut kita dapat mencegah
pencemaran lingkungan dikarenakan penumpukan limbah dan memiliki sumber energi
alternative lewat teknologi tersebut.
Kesimpulan
Banyak sekali pengaruh
negative sampah pada bumi dan isinya, hal tersebut harusnya membuat kita sadar
bahwasanya kita sebagai manusia harus mengelola sampah dengan baik dan benar,
karena sampah tersebut ada tidak lain adalah karena manusia di bumi. Tidak hanya
mengelola dengan baik, disamping itu kita juga dapat memanfaatkan kembali
sampah-sampah tersebut.
Daftar Pustaka
Kurniawan, Ade. 2012.
Mengelola Sampah Menjadi Energi Alternatif. http://www.neraca.co.id/article/12014/mengolah-sampah-menjadi-energi-alternatif
Subekti, Sri. 2010. Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim
Semarang . https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/PROSIDING_SNST_FT/article/download/326/411
Cahyono, M. Sigit. 2013. Pengaruh Jenis
Bahan pada Proses Pirolisis Sampah Organik
menjadi Bio-Oil sebagai Sumber Energi Terbaruka. Jurnal Sains dan
Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227. Vol. 5, No.2, Juni 2013 Hal. 67-76 https://media.neliti.com/media/publications/129571-ID-pengaruh-jenis-bahan-pada-proses-pirolis.pdf
Hidayat, Atep Afia., dan Kholil, M.
2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau.
Jakarta. Pantona Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.