.

Rabu, 10 April 2019

Sampah dan Teknologi Alternative


Oleh: Rofiqoh Awaliyah (@H13-ROFIQOH)
Abstrak Masalah sampah teknologi ini semakin lama semakin parah. Hampir semua sampah-sampah tidak terdaur ulang oleh bumi adalah produk manusia. Namun sebenarnya sampah dapat diolah kembali menjadi suatu hal yang berguna bagi kehidupan.


Kata Kunci: Sains dan Teknologi, Sampah dan Teknologi Alternatif
Masalah sampah ini semakin parah dan dapat di temukan seluruh belahan dunia lain bahkan di laut. Sampah yang tidak terkelola dengan baik tersebut yang pada akhirnya mengambang di lautan dan membahayakan kehidupan laut serta menumpuk dan menjadi sebuah pulau sampah sedangkan sampah yang ada didaratan akan membayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Teknologi merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan manusia. Pada era globalisasi ini, hal tersebut menjadi perhatian dan pembicaraan masyarakat dunia karena terkait dan menentukan keberlangsungan hidup manusia. Disadari atau tidak, kita sering mengabaikan akibat proses teknologi sudah menjadi masalah yang mendunia. Fakta membuktikan bahwa permasalahan lingkungan semakin lama semakin memburuk. Oleh karena itu, harus dicari cara untuk mengatasinya, salah satunya dengan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi Hijau adalah salah satu jawaban untuk permasalahan ini. 

Teknologi hijau di era globalisasi adalah teknologi yang bermanfaat bagi banyak umat manusia dan teknologi tersebut pertama, ramah lingkungan, contohnya minim polusi atau bahkan tidak menimbulkan polusi. Kedua, bersifat sustainable atau berkesinambungan sehingga pemanfaatan teknologinya dapat dirasakan untuk waktu yang lama, dan Ketiga teknologi dapat diterapkan (applied). (Hidayat dan Kholil, 2017)

Sandra (2013) dalam Cahyono (2013) mengatakan pada saat ini dunia sedang mengalami krisis energi. Ketersediaan sumber energi untuk mencukupi berbagai kebutuhan, baik skala kecil dan besar, sangat terbatas. Hal ini dikarenakan masih diandalkannya sumber energi dari fosil, yaitu minyak bumi. Sifat minyak bumi yang non-renewable atau tidak dapat diperbaharui membuat keadaan semakin sulit. Untuk itu diperlukan suatu pemikiran kreatif dengan menciptakan energi alternatif yang bersifat renewable, ramah lingkungan dan memiliki ketersediaan yang melimpah.

UU No. 18 /2008 tentang pengelolaan sampah, Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan, dilaksanakan (jika feasible), dikontrol dan dievaluasi bersama masyarakat.
Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan industry yang semakin pesat akan memberikan dampak pada jumlah sampah yang dihasilkan antara lain sampah plastic, kertas, produk kemasan yang mengandung B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Jumlah dan jenis sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis material yang kita konsumsi semakin meningkat perekonomian dalam rumah tangga maka semakin bervariasi jumlah sampah yang dihasilkan. Selain kondisi tersebut masih dijumpai timbulan atau buangan sampah di sungai sehingga memberikan dampak negative pada lingkungan yang akhirnya menganggu kesehatan manusia. (Subekti, 2010)

Menurut Kurniawan (2012), masalah pengatasan lingkungan itu berkaitan dengan bagaimana kita merencanakan dan melakukan upaya untuk mengatasi lingkungan kita yang telah tercemar. Selain masalah lingkungan, masalah kekurangan energi di dunia juga sangat memprihatinkan, masalah ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan beracun di sekitar kita. Untuk masalah kekurangan energi ini Green chemistry dapat menjadi pendorong dalam pembuatan energi alternative.

Untuk mengatasi kedua masalah tersebut Indonesia telah menerapkan teknologi alternative, tepatnya di Bali. Teknologi tersebut adalah teknologi landfill. Prosesnya, menjadikan biogas yang didapat dari sampah melalui gas engine dikonservasikan menjadi energi listrik. Mula-mula seluruh sampah ditimbun dengan tanah, lalu lewat pipa yang dipasang di dalamnya, lalu gas methan ditangkap dan digunakan untuk mengeringkan sampah. Dengan demikian tumpukan sampah itu akan mengering. Cairan yang keluar selama proses itu ditampung dan dikelola dalam instalasi khusus atau water treatment supaya tidak menimbulkan pencemaran. Kemudian untuk sampah yang baru, prosesnya dipilah dulu. Sampah basah seperti kayu, daun, kertas dicacah dulu, kemudian dimasukkan dalam digester (pengering) yang nantinya menghasilkan biogas dan kompos.

Sedangkan sampah kering semacam plastik akan diolah dengan teknologi pirolisis dan gassfication, yakni dengan pemanasan tinggi tanpa oksigen yang menghasilkan gas dan digunakan untuk menggerakkan turbin. Pirolisis cepat (fast pyrolysis) merupakan teknik yang relatif baru untuk menghasilkan energi terbarukan. Dibandingkan dengan pembakaran dan gasifikasi serta karbonisasi, yang juga merupakan proses pirolisis lambat yang telah dipraktekkan secara luas dan komersial, pirolisis biomassa terutama pirolisis cepat masih berada dalam tahap pengembangan awal. (Poerwanto (2009) dalam Cahyono (2013))

Penelitian dan pengembangan proses pirolisis cepat bahan organik dengan suplai kalor konvensional telah banyak dilakukan. Dengan teknologi alternative tersebut kita dapat mencegah pencemaran lingkungan dikarenakan penumpukan limbah dan memiliki sumber energi alternative lewat teknologi tersebut.

Kesimpulan
Banyak sekali pengaruh negative sampah pada bumi dan isinya, hal tersebut harusnya membuat kita sadar bahwasanya kita sebagai manusia harus mengelola sampah dengan baik dan benar, karena sampah tersebut ada tidak lain adalah karena manusia di bumi. Tidak hanya mengelola dengan baik, disamping itu kita juga dapat memanfaatkan kembali sampah-sampah tersebut.

Daftar Pustaka
Kurniawan, Ade. 2012. Mengelola Sampah Menjadi Energi Alternatif. http://www.neraca.co.id/article/12014/mengolah-sampah-menjadi-energi-alternatif
Subekti, Sri. 2010. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi  2010   Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang  . https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/PROSIDING_SNST_FT/article/download/326/411
Cahyono, M. Sigit. 2013. Pengaruh Jenis Bahan pada Proses Pirolisis Sampah Organik  menjadi Bio-Oil sebagai Sumber Energi Terbaruka. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227. Vol. 5, No.2, Juni 2013 Hal. 67-76 https://media.neliti.com/media/publications/129571-ID-pengaruh-jenis-bahan-pada-proses-pirolis.pdf
Hidayat, Atep Afia., dan Kholil, M. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.