.

Minggu, 27 Desember 2015

Benchmarketing dan Pengukuran Performansi

Abstrak

Kinerja merupakan salah satu aspek yang dapat diukur dalam Supply Chain Management SCM). Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka untuk melakukan perbaikan yang
berkelanjutan dalam suatu rantai pasokan.
Pada Tugas Akhir ini dilakukan pengukuran
performa yang dilakukan dengan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) dengan Analytichal Hierarchy Processs (AHP). Metode SCOR dalam penelitian digunakan untuk mendefinisikan metrik-metrik yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Metrik-metrik ini terdefinisikan dalam tiga level dimana selanjutnya metrik akan diolah guna mendapatkan nilai kinerja. Perhitungan metrik akan dilakukan pada level 1 hingga 3. Setelah didapat nilai kinerja selanjutnya akan dilakukan benchmark. AHP akan digunakan untuk melihat performance attributes mana yang dipentingkan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa nilai kinerja Supply Chain di PT. Indofarma Global Medika serta mengetahui performance attribute mana yang paling dipentingkan oleh PT.Indofarma Global Medika.



                                         I. Pendahuluan

Latar Belakang
Ukuran kinerja yang diunakan dalam manajemen tradisional adalah ukuran keuangan. Kinerja lain, seperti peningkatan kepercayaan customer terhadap layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen personel, kedekatan hubungan kemitraan perusahaan dengan pemasok, dan peningkatan produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis yang digunakan untuk melayani customer, diabaikan oleh manajemen karena sulit pengukurannya. Dalam manajemen modern, konsep manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) dapat mewakili sebagai salah satu konsep yang bisa digunakan sebagai Landasan pengukuran kinerja. Untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan SCM, dapat dilakukan dengan dengan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang mengukur reability, responsiveness, flexibility, cost dan asset. Dalam penelitian akan dilakukan sebuah pengukuran kinerja dengan menggunakan metode SCOR pada PT. Indofarma Global Medika Yogyakarta. Metode SCOR digunakan dalam penelitian dengan pertimbangan metode SCOR membreakdown proses yang ada pada metrik-metrik. yang dapat digunakan untuk pengukuran performa. Scorecard yang ada pada metode SCOR berbentuk metrik-metrik pengukuran. AHP akan digunakan untuk melihat performance attributes mana yang dipentingkan oleh perusahaan (pada level 1). Setelah didefinisikan metrik-metrik SCOR yang sesuai dengan perusahaan dan didapatkan nilai performa, maka selanjutnya dilakukan benchmark antara hasil pengukuran performa dengan target perusahaan.


Rumusan Masalah
1. Berapa besar nilai pengukuran performa supply chain di PT.Indofarma Global Medika?
2. Performance Attribute mana yang menjadi prioritas oleh PT.Indofarma Global Medika?



Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa nilai performa Supply Chain di PT. Indofarma Global
Medika apabila diukur dengan metode Supply Chain SCOR (Supply Chain
Operations Refference).
2. Mengetahui performance attribute mana yang paling dipentingkan oleh PT.Indofarma Global Medika.
Manfaat penelitian
1. Mampu menerapkan ilmu yang diperoleh pada bangku perkuliahan dan mengetahui
masalah-masalah yang sebenarnya terjadi di lapangan.
2. Mengetahui nilai performa Supply Chain di PT. Indofarma Global Medika apabila
diukur dengan metode Supply Chain SCOR (Supply Chain Operations Refference).

Batasan Penelitian

1. Pengukuran performa dengan model Supply Chain Operation Reference (SCOR)
mencakup level 1-3.
2. Benchmarking dilakukan dengan membandingkan nilai pengukuran performa
perusahaan dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Pengukuran performa dilakukan berdasarkan produk komoditi PT. IGM.
II. Landasan Teori
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai SCOR telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang telah memaparkan penelitian dengan SCOR dan mengintergrasikannya dengan metode AHP ataupun ANP. Perbedaan penelitian Luthfiana (2012) dengan penelitian lainnya adalah adanya perhitungan nilai performa pada level 1 hingga 3 sehingga didapati nilai performa yang lebih detail sebagai bahan analisis.

Supply Chain Management

Menurut Simchi-Levi et al. (2000), supply chain management adalah serangkaian pendekatan yang digunakan untuk menintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan took sehingga barang yang akan diproduksi dan didistribusikan ada pada jumlah dan waktu yang tepat untuk meminimalisasikan baiaya ketika memuaskan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi biaya produksi serta pemenuhan kebutuhan.
Pengukuran Performa Rantai Pasokan Seperti halnya keuangan, manajer rantai pasokan memerlukan standar (atau metric sebagai mana sering disebut) untuk mengevaluasi kinerjanya. Evaluasi terhadap rantai pasokan penting bagi manajer rantai pasokan karena menghabiskan sebagian besar uang perusahaan. Terlebih lagi, mereka membuat jadwal dan keputusan yang menentukan jumlah aset yang berbentuk persediaan. Hanya dengan metrik yang efektif, seorang manajer dapat menentukan seberapa baik kinerja rantai pasokan dan seberapa baik aset-asetnya dimanfaatkan (Haizer dan Render, 2008).
Menurut Pujawan (2005), salah satu aspek fundamental dalam manajemen rantai pasokam adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja rantai pasokan secara holistik. Sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk :

a. Melakukan pengawasan dan pengendalian
b. Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasokan.
c. Mengetahui posisi suatu organiasasi terhadap pesaing maupun terhadap tujuan yang hendak dicapai.
d. Menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Supply Chain Operation Reference (SCOR) SCOR merupakan salah satu model dari operasi supply chain. Metode SCOR ini dikemukakan oleh Supply Chain Council pada tahun 1996. Supply Chain Council merupakan sebuah not-for-profit corporation yang didirikan oleh enam puluh sembilan pendiri baik perusahaan maupun perseorangan . Supply Chain Operation Reference (SCOR) adalah satu model acuan dari operasi rantai pasokan. Model SCOR mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process reengineering, benchmarking, dan process measurement kedalam kerangka lintas fungsi supply chain. Ketiga elemen tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Business process reengineering pada hakekatnya menerapkan proses kompleks yang terjadi saat ini dan mendefinisikan proses yang diinginkan.
2. Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis.
3. Process measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses-proses supply chain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.