.

Kamis, 03 Desember 2015

KONDISI LINGKUNGAN PURWOKERTO


OLEH : LIFIA CITRA RAMADHANTI


Saat ini Indonesia hidup dalam segitiga krisis dalam konsep lingkungan, yaitu kelebihan penduduk, pengurasan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan, disamping krisis multidimensional pasca reformasi. Ketiga sudut segitiga krisis itu akan saling mempengaruhi.

Salah satunya kota yang akan saya bahas di artikel ini adalah kota purwokerto.
Purwokerto saat ini berstatus sebagai ibukota Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sampai saat ini kota yang meliputi empat kecamatan tersebut belum berstatus otonom, padahal sebelumnya sudah menyandang status sebagai Kota Administratif (Kotif). Sementara beberapa Kotif lain seperti Cilegon, Depok, Cimahi dan Batu saat ini sudah berstatus sebagai kota otonom.  Sudah sejak lama muncul wacana pembentukan Kota Otonom Purwokerto dengan luas wilayah sekitar 2,91 persen dari luas wilayah Kabupaten Banyumas, dan dengan jumlah penduduk 15,13 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Banyumas.
Kecamatan
Penduduk
Luas (Km2)
Kepadatan
Purwokerto Selatan
73.266
13,75
5.328
Purwokerto Barat
50.716
7,40
6.854
Purwokerto Timur
58.148
8,42
6.906
Purwokerto Utara
60.330
9,01
6.696




Purwokerto
242.460
38,58
6.285
Kab Banyumas
1.603.037
1.327,59
1.207

Purwokerto terkenal dengan keindahan berbagai macam wisatanya, namun sebenarnya kota purwokerto itu masih banyak di liputi permasalahan-permasalahan lingkungan. Di antaranya adalah
 1. Sungai Pelus di Kelurahan Arcawinangun. Pasalnya, hampir 99 persen masyarakat membuang sampah di kawasan ini. Termasuk mereka yang tinggal di kawasan sekitar sungai. Apalagi dari hasil penelitian yang dilakukannya, tanah dan air di sini sudah tercemar polusi.
2.  Bukan hanya di daerah itu saja, melainkan di kawasan banyumas pun masih terdapat hutan hutan yang di tebang secara sembarang sehingga menyebabkan tanah longsor yang berakibat kepada warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
3. Akibat meningkatnya penduduk yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai menyebabkan pencemaran sungai juga meningkat, khususnya pencemaran limbah rumah tangga. Hampir semua kota yang dilalui sungai dan tidak ada industrinya maka pencemaran sungainya berasal dari limbah rumah tangga. Demikian pula dengan kondisi sungai di Banyumas yang pada dasarnya menjadi pusat atau ibu kota dari purwokerto.
Secara garis besar, permasalahan yang terjadi di kota purwokerto ini adalah pencemaran sungai. Karena, kota ini banyak sekali terdapat sungai sungai kecil atau pun sungai besar yang menjadi andalan para masyarakat untuk mandi, minum, ataupun mencuci. Namun disi lain, masyarakat sendiri cuek terhadap lingkungannya, terutama limbah rumah tangga yang banyak sekali terdapat di sungai atau kali kali di purwokerto. Ini semua sebenarnya akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan terutama kesehatan air di sungai yang menjadi pokok kehidupan mereka karena sulitnya di dapat air di daerah perkampungan sana.
Bukan hanya itu saja, kota purwokerto juga memiliki penduduk yang cukup banyak. Dengan luas kota yang tidak cukup besar. Sehingga menyebabkan kepadatan penduduk yang cukup signifikan.
Lalu, juga sudah mulai terdengar issue ataupun fakta bahwa alun alun kota purwokerto akan di buat hotel dan mall. Wow ? dengan begitu akan membuat kota purwokerto semakin hancur lingkungannya. Karena tanah tanah yang indah tersebut akan mudah tercemar karena kurangnya resapan air dan juga banyaknya bangunan yang membuat kota itu akan semakin terasa sempit dan penat. Dampak lain yang akan terjadi jika terdapat mall atau hotel di sekitar alun alun yaitu kawasan kota ini akan semakin menimbulkan kemacetan lalu lintas, dari kemacetan itu akan membuat POLUSI UDARA yang berakibat buruk bagi tubuh. Sungguh jahatnya orang orang yang akan membangun mall dan hotel tersebut. Cukup kota Jakarta yang penuh dengan kemacetan lalu lintas.

Lalu kita sebagai generasi bangsa harus bisa mencegah tindakan tersebut. Banyak hal yang dapat kita lakukan, seperti :
1. Menggerakan para pemuda bangsa untuk bersama sama membuat lahan terbuka hijau di setiap sudut kota khususnya kota purwokerto
2. Menyadarkan warga agar tidak membuang sampah atau limbah RT lagi ke sungai
3. Memberikan sanksi kepada pelaku penebangan hutan secara liar
4. Mengadakan kerja sama kepada pemerintah khusunya mahasiswa yang ada di kota purwokerto agar tidak mengizinkan pembangunan mall dan hotel disekitar kawasan alun alun purwokerto.
5. Mengadakan gotong royong setiap seminggu sekali dengan membersihkan selokan selokan atau kali yang penuh dengan sampah tersebut
6. Menjaga hutan dan pegunungan serta sungai yang masih suci dari sampah sampah atau limbah.

Kesimpulannya, kota purwokerto secara garis besar tidak memiliki permasalahan lingkungan yang sangat serius, melainkan hanya memiliki permasalahan yang cukup serius namun harus di tangani secara serius agar tidak berdampak serius terhadap lingkungan. Permasalahannya hanya terdapat di pencemaran air pada sungai, penebangan hutan secara liar dan juga polusi tanah akibat pembangunan gedung gedung tinggi.


LINK SUMBER :
http://banyumaskab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=7http://id.wikipedia.org/wiki/Purwokerto
http://fatahilla.blogspot.com/2009/01/pengelolaan-sampah-perkotaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.