.

Selasa, 15 Desember 2015

Kondisi Fisik Kota Bengkulu

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Bengkulu mempunyai lingkungan pantai yang berhadapan dengan rezim energi (gelombang) kuat, yang dipengaruhi oleh swell dan diperkirakan menimbulkan erosi alami pantai akibat gelombang besar tersebut.
Erosi alami pantai atau abrasi pantai ini berpotensi untuk menimbulkan sedimen pada garis pantai dan hal ini akan diperparah oleh suplai sedimen dari das besar yang terletak di sekitar Kota Bengkulu.


Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara 0–100 m/dpl, dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota yang bergelombang. Lokasi dengan titik tertinggi (hingga 100 m/dpl) berada di bagian tenggara (Kec. Selebar). Sementara titik terendah (antara 0 m/dpl–10 m/dpl) di bagian Selatan, Utara dan Timur, sedangkan Pusat Kota Bengkulu sendiri berada pada ketinggian antara 10–25 m/dpl.

Kerusakan Hutan
Masalah utama lingkungan di Propinsi Bengkulu adalah masalah kerusakan hutan. Sebagai contoh di Kabupaten Lebong yang mempunyai hutan seluas 134.834,72 ha yang terdiri dari 20.777,40 ha hutan lindung dan 114.057,72 ha berupa hutan konservasi, sebanyak 7.895,41 ha hutan lindung dan 2.970,37 ha cagar alam telah mengalami kerusakan. Kerusakan hutan di kabupaten/kota lain di Propinsi Bengkulu lebih parah lagi. Pada dokumen tertulis pada tahun 2006, hutan di Propinsi Bengkulu hanya tinggal 46%, yang tentu saja semakin menurun pada tahun 2009. Bahkan saya khawatir data tersebut jauh lebih besar daripada fakta di lapangan. Ada indikasi bahwa data lapangan menunjukkan bahwa hutan di Propinsi Bengkulu di bawah angka 40%.


Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu antara lain adalah adanya peningkatan kegiatan pertanian seperti perkebunan, pertanian rakyat, perladangan, pemukiman, transmigrasi dll., terjadi secara alamiah seperti musim kemarau yang panjang, kecerobohan masyarakat dll. Dampak negatif kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu antara lain adalah penurunan keanekaragaman hayati (ekosistem, spesies dan genetik), habitat rusak, terganggunya keseimbangan biologis (flora, fauna, mikroba); gangguan asap, erosi, banjir, longsor, terbatas jarak pandang; meningkatnya gas-gas rumah kaca, CO dan hidrokarbon, gangguan metabolisme tanaman dan perubahan iklim. 



Pengaruh Industri
Meskipun industri di Bengkulu masih belum banyak tetapi perencanaan pembangunan industri selanjutnya harus memperhatikan aspek lingkungan. Selama ini, pembangunan industri kurang memperhatikan aspek lingkungan. Aktivitas industri yang paling besar di Propinsi Bengkulu adalah penambangan batubara dan indutri pertanian (perkebunan). Penambangan batubara mempengaruhi mutu air di DAS Bengkulu-Lemau, DAS Seluma Atas dan DAS Dikit Seblat. Pengaruh industri batubara antara lain meningkatkan zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air yang dapat menurunkan pH. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara pengolahan limbah yang standard dan minimisasi kebakaran.
Perkebunan di Bengkulu terutama karet dan kelapa sawit. Akibat aktivitas ini terjadi peningkatan senyawa organik pada air, adanya sisa-sisa pestisida di DAS, peningkatan zat pada tersuspensi dan terlarut, peningkatan kadar amonia, peningkatan kadar minyak dan lemak, mempengaruhi pH dll. DAS yang terkena aktivitas ini adalah DAS Dikit Seblat, DAS Bengkulu-Lemau, badan sungai Pisang (Ipuh), sungai Betung (Muko-muko), sungai Simpang Tiga (Tais), sungai Bengkulu, dan sungai Sinaba (Ketahun).

Polusi Udara
Tingkat polusi udara dan air di Bengkulu Tengah, meskipun tidak terus naik secara signifikan beberapa tahun terakhir, namun tetap mengkhawatirkan.
Data kupasbengkulu.com mencatat bahwa angka polusi udara di Bengkulu Tengah mencapai angka 67,92 mikrogram/M3/24 jam, jumlah itu berada di ambang batas yang dipatok diangka 0-50 mikrogram/M3/24 jam. Menilik ke Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) bahwa angka 51-100 ialah melebihi ambang batas, namun dikategorikan sebagai pencemaran sedang.


Dengan angka tersebut, kemungkinan efeknya tidak begitu berpengaruh pada manusia dan hewan secara masif, namun akan mempengaruhi tumbuhan-tumbuhan yang sensitif. Hal ini sangat ironis, mengingat segi perkebunan adalah bidang yang digadang-gadang sebagai sektor andalan Bengkulu Tengah.


Tingkat pencemaran udara Bengkulu Tengah, yang diyakini berasal dari asap pengolahan pabrik di Bengkulu Tengah. Tercatat, ada tiga pabrik Kelapa Sawit, dua pabrik karet dan beberapa pertambangan batubara disinyalir ikut andil dalam pencemaran udara.

Kerusakan Pesisir Pantai
Kerusakan pesisir pantai bengkulu sudah mengalami di ambang batas yang tidak bisa kita pandang sebelah mata. Lama kelamaan dari aktifitas ini dapat penyempitan kawasan yang dapat merugikan kita sediri, Propinsi bengkulu memeliki lima kabupaten dan satu kota yang memiliki kawasan pesisir pantai yang memiliki kawasan CA dan TWA.


Kerusakan hutan pantai, kerusakan terjadi dalam betuk abrasi yang memangkas daratan sampai 1 Km pertahun, abrasi terparah terjadi di kabupaten mukomuko mulai dari CA air rami sampai CA muko-muko 1 dan CA Mukomuko 2 daerah air punggur ,di kabupaten Mukomuko di perkirakan kawasan CA Mukomuko sudah tak ada lagi ini bearti penyempitan kawasan pesisir muko-muko.



Sungai
Hampir semua sungai di Bengkulu Tengah tercemar dan dari catatan pihak terkait, rata-rata semuanya diatas ambang batas. Kondisi ini semakin diperparah dengan polusi udara, baik berupa zat racun yang bertebaran diatas langit Bengkulu Tengah, maupun bau yang tidak sedap. Ditambah lagi, pepohonan yang sudah mulai gundul. Alhasil, bila hujan deras mengguyur selama satu hari, maka daerah persawahan yang dekat dengan bantaran sungai, harus bersiap-siap menjadi genangan air. Seperti kejadian sore Senin (21/4/2014) ketika beberapa hektar areal persawahan warga yang dekat dengan sungai, sudah hampir tidak bisa dibedakan dengan sungainya.


 LINK SUMBER : 

http://uripsantoso.wordpress.com/2009/02/25/pengelolaan-lingkungan-hidup-di-propinsi-bengkulu-dan-konsep-pengendaliannya/ 
http://kupasbengkulu.com/polusi-udara-di-bengkulu-tengah-diatas-ambang-normal/
http://www.walhibengkulu.org/2011/09/kerusakan-pesisir-pantai-bengkulu.html
http://www.walhibengkulu.org/2011/09/kerusakan-pesisir-pantai-bengkulu.html
http://kupasbengkulu.com/refleksi-hari-bumi-dan-kerusakan-lingkungan-hidup-bengkulu-tengah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.