Judul : Pengantar Teknik Industri
Pengarang : Amin Syukron, S.T., M.T.
Ir. H. Muhammad Kholil, M.T.
Penerbit : Graha Ilmu (Cetakan ke I, tahun
2014)
Cetakan : 1
Tahun Terbit : 2014
No.
ISBN
: 978-602-262-193-5
Jumlah Halaman : VII + 315
Riwayat Kepengarangan
Amin Syukron, S.T., M.T., lahir di Cilacap, 27 Desember 1983. Ia
telah menempuh pendidikan s1 Teknik Industri Institut Sain dan Teknologi
AKPRIND Yogyakarta (2005), dan s2 Teknik Industri ITS Surabaya (2009). Selain
mengajar di jurusan Teknik Industri di Universitas Mercu Buana, Jakarta, ia
juga aktif mengajar di Institut Agama Islam Imam Ghozali, Cilacap. Ia juga
aktif melakukan berbagai penelitiandi bidang kualitas dan strategi. Kini ia
menjadi pengurus Ikatan Sarjana Nahdlotul Ulama (ISNU), pengurus dalam lembaga
perekonomian Nahdlotul Ulama, dan aktif mendampingi usaha kecil menengah (UKM)
di kabupaten Cilacap.
Ir.H.Muhammad Kholil, M.T. lahir di jakarta, 23 Maret 1970. Ia
mendapatkan gelar Sarjana Teknik Industri dari Universitas Mercu Buana (1995),
dan gelar Magister Teknik Industri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya (1999) dan menjadi dosen tetap Teknik Industri UMB sejak 1999, dan
pernah mendapatkan penghargaan sebagai Kaprodi Terbaik dari Kopertis III
(2010). Kini ia aktif sebagai Kaprodi Teknik Industri Universitaas Mercu Buana
jakarta. Selain kesibukan sebagai Kaprodi Teknik Industri dan dosen, ia juga
aktif dalam kegiatan pendidikan pada bidang perencanaan dan pengendalian
produksi dan ekonomi teknik.
Sinopsis/ ringkasan isi buku
BAB 1 SEJARAH, PENGERTIAN, DAN PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI
1.1
Sejarah Teknik Industri
Perkembangan
peradaban manusia tidak lepas dari proses pembelajaran dalam memenuhi
kebutuhanya. Keterbatasan manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri
sendiri tanpa adanya interaksi dengan yang lain dalam hal apapun. Hal ini yang
mendasari manusia pada masa lalu untuk memenuhi kebutuhanya dengan cara barter
(tukar menukar barang). Dalam perjalananya, manusia menemukan alat pertukaran
yang dinamakan “uang” untuk memudahkan mereka mendapatkan barang yang di
inginkan.
Pada awalnya
pemenuhan permintaan manusia itu di kerjakan secara individu, tetapi karena
berkembangnya permintaan atas kebutuhan manusia yang selanjutnya disebut
sebagai konsumen, maka tidak lagi mampu dikerjakan oleh individu. Dari sinilah
awal bangkitnya dunia industri dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia secara
massal.
1.2
Pengertian Teknik Industri
Teknik
industri adalah disiplin teknik (rekayasa) dan bukan science yang disebabkan kerena teknik industri menangani pekerjaan
perancangan (design), perbaikan (improvement), dan penginstalasian (instalation) dan juga menangani masalah
manusianya. Bidang garapan teknik industri adalah sistem integral yang terdiri
dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi.
1.3
Perkembangan Teknik Industri
Revolusi
industri telah mengubah proses manual menjadi proses otomasi dengan eksploitasi
sumber daya besar-besaran. Pemikiran efisiensi, produktifitas, dan
efektifitasdari proses suatu produksi mulai di pikirkan para ilmuwan.
1.4
Program Pendidikan Teknik Industri
Peranan
lembaga pendidikan bagi perkembangan profesi atau disiplin teknik industri
tidak dapat di abaikan. Pendidikan teknik industri di indonesia mulai di
perkenalkan oleh Bapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan
studinya di Cornell University. Tahun 1960 ITB membuka jurusan Teknik Produksi
di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya teknik Industri. Baru pada
tahun 1971 berdiri jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan Teknik Mesin
kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.
1.5
Organisasi-Organisasi Teknik Industri
Organisasi-organisasi
yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri antara lain, American Society of Mechanical Engineer (ASME)
di Amerika Serikat. Organisasi ini merupakan forum yang pertama kali
mendiskusikan tentang konsep-konsep teknik industri dan merupakan persemaian
dari tumbuhnya konsep Teknik Industri.
1.6
Evolusi Bidang Garap Teknik Industri
Perkembangan
bidang garap teknik industri pada tahun 1960-an sampai dengan tahun 1970-an.
Periode tahun 1960 sampai tahun 1965 bidang garap lebih banyak pada masalah
penyederhanaan kerja dan pengembangan metode kerja, tataletak pabrik, dan
standarisasi tenaga kerja langsung. Periode lima tahun berikutnya bidang garap
teknik industri menambah pada standar tenaga kerja tidak langsung dan rekayasa
proyek. Selama periode tahu 1970-an terjadi perubahan yang cukup dramatisdengan
pendekatan kuantitatif dan model komputer.
Era 1980-an
sampai sekarang bidang garap teknik industri meluas sampai bidang perancangan
dan integrasi manufacturing dan sistem pelayanan.
1.7
Evolusi Peranan Profesi Teknik industri
Pada periode
1980-an profesi teknik indistri lebih banyak memainkan peranan dalam
pengintegrasian sistem produksi dan otomasi persoalan yang di hadapi pada waktu
itu adalah situasi komponen-komponen perusahaan dengan komputer, robot, dan
mesin-mesinfleksibel tidak sesuai dengan komponen-komponen tersebut. Era
1990-an selain berperan dalam pengitegrasian sistem produksi dan sistem
otomasijuga pengembangan perpendekan waktutenggang prpses produksi, knowledge
sharing, pengintegrasian proses keputusan manufacturing, integrasi perusahaan,
dan koordinasi aktivitas produksi denagn lingkungan sekitar.
1.8
Tantang Masa Depan
Perkembanagn
yang cukup pesat di bidang ekonomi, sosial, politik, dan munculnya model-model
baru dalam menjalankan bisnis mengubah dunia secara dramatis. Teknik industri
sebagai suatu sistem integrator pada masa mendatang akan lebihbesar lagi
perananya dengan semakin dikembangkanya konsep Computer Integerated
Manufacturing (CIM).
1.9
Ilmu Dasar Disiplin Teknik Industri
Dasar adari
disiplin teknik industri adalah ilmu operasional yang meliputi analisis,
perancangan operasi, pengawasan operasi, dan manajemen operasi. Tiga kriteria
yang harus dilakukan agar aplikasi dari ilmu teknik industri berhasil adalah
Kualitas, waktu, dan biaya ssuai dengan tujuan dari teknik industri.
1.10
Profil Lulusan
Pendidikan
sarjana (strata 1) prodi teknik industri bertujuan untuk membentuk sarjana yang
memiliki kompetens yang tinggi dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
pengoprasian, dan pengedalian sistemidustri yang luas dan kompleks, mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, maupun produktifitas
sistem industri.
BAB 2 ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI
2.1 Perancangan dan Analisis
Kerja
Pada proses produksi, perancangan stasiun
kerja dan metode kerja bukan hal yang mudah, kesalahan dalam perancangan maupun
metode kerja akan berdampak buruk pada proses secara keseluruhan. Teknik
sistematis dalam merancang dan perbaikan metode kerja di sebut Method Engineering. Tujuan dari Method Engineering adalah melakukan
metode kerja di setiapbagian untuk meningkatkan produktifitas kerja dan
meningkatkan fleksibilitas system kerj, mampu beradaptasi dengan pasar dan
mempunyai kemampuan berkembang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Method Engineering menyangkut dua hal
yaitu, Method Study dan Work Measurement.
2.2 Pengukuran Kerja
Beberapa
hal yang di bahas dalam pengukuran kerja (work measurement) antara lain adalah
pengukuran waktu standart atau waktu baku. Tujuan dari pengukuran kerja yaitu
untuk mengukur waktu karyawan dalam melakukan kegiatan kerja kondisidari tempo
yang normal. Fungsi dari waktu standart:
- 1. Penentuan jadwal dan perencanaan kerja
- 2. Penentuan biaya
- 3. Estimasi biaya
- 4. Penentuan efektifitas mesin
- 5. Penentuan waktu standar sebagai dasar upah tenaga kerja secara langsung
- 6. Penentuan waktu standar sebagai dasar upah tenaga kerja secara tidak langsung
- 7. Penentuan waktu standar sebagai dasar untuk pengawasan biaya tenaga kerja
2.3 Pengujian Data
2.3.1 Uji Kecukupan Data
Kegiatan
pengujian dimulai dari analisis atas jumlah data yang seharusnya di kumpulkan
sampai dengan analisis atas konsistensi kerja operator. Pengujian data yang
pertama adalah uji kecukupan data, di perlukan untuk memastikan data yang
dikumpulkan cukup secara objektif. Idealnya pengukuran dalam jumlah yang cukup
banyak, namun juga melihat dari keterbatasan tenaga, biaya, waktu. Sebaliknya
pengumpulan data dengan ala kadarnya juga kurang baik
.
2.3.2 Keseragaman Data
Untuk
memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama maka di
lakukan pengujian terhadap keseragaman data.
2.4 Ergonomi
Ergonomi
berasal dari dua kata bahasa yunani yaitu, ergon
dan nomos. Ergon bererti kerja, nomos
berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang kegiatan orang dengan lingkungan kerjanya. Ergonomi
secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusiadalam berinteraksi
dengan teknologi dan produk-produk buatan-nya.
BAB 3 SISTEM PRODUKSI
3.1 Pendahuluan
Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan rangkaian
kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi merupakan
sekumpulan dari sub sistem yamg saling berinteraksi yang bertujuan
mentrasnformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini
berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output
produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya. Seperti
limbah, informasi dan sebagainya.
3.2 Siklus Ativitas Manufaktur
Berbeda
dengan system produksi, system
manufaktur mempunyai cangkupan yang lebih luas dari sekedar input, proses, dan
output. Akan tetapi, meliputi serangkaian proses dari mulai konsumen sampai
pemasok. Prosesnya sebagai berikut:
- 1. Pemasaran dan Penjualan
- 2. Perancangan Produk
- 3. Teknik Industri
- 4. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
- 5. Proses Manufakturing
- 6. Pengendalian Kualitas
- 7. Pengiriman dan pengendalian kualitas
3.3 Just In Time (JIT)
Terdapat
banyak definisi dari JIT. Diantaranya definisi pertama, The Technology Transfer
Council of Australia (1987) JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan
perbaikan secara terus menerus berdasarkan pada penghpusan segala bentuk waste.
3.4 Pull Production System
Konsep diatas
sangat berbeda dengan sistem tarik (pull system) karena dalam sistem tarik
proses sesudah atau (subsequant process) akan meminta atau menarik material
dari proses sebelum (proceding process) berdasarkan kebutuhan aktual dari
proses sesudah itu.
3.5 Sistem produksi berdasarkan
kanban
Kanban dalam
bahasa jepang berarti “visual record or signal” . sistem produksi JIT
menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentu kartuatau peralatan
lainya seperti bendera, lampu, dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem
informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan
dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses
manufakturing dan juga diantara perusahaan.
BAB 4 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
4.1 Peramalan
Peramalan
merupakan suatu langkah awal dalam melakukan langkah pengambilan keputusan dan
perencanaan. Dengan dasar peramalan ini, maka akan di dapatkan data untuk sekaran
maupun masa depanmelalui pengujian dengan data di masa lalu. Setiap pengambilan
keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan datang, maka pasti ada
peramalan yang melandasi pengambilan keputusan tersebut. (Sofyan Assauri, 1984)
4.2 Persediaan
Persediaan
adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih
lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan
produksi pada sistem manufaktur, kegiatan berupapemasaran pada sistem
distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
4.3 Material Requirement Planning
(MRP)
Metode MRP (Material Requirement
Planning) adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk produksi atau
Master Production Schedule (MPS)
menjadi kebutuhan bersih (Net Requirement)
material untuk semua item komponen produk.
BAB 5 PRODUKTIVITAS
5.1 Konsep
Produktivitas
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang
mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatan
sebagai suatu proses yang terstruktur guna menggalimpotensi yang ada dala
sebuah komoditi/ objek. Produktivitas sangat berkaitan erat dengan keberhasian
dan pemberdayagunaan serta kemampuan dalam sebuah perusahaan jika diukur pada
tingkat mikro seadangkan untuk tingkat makro, produktivitas lebih sering di
gunakan untuk perbandingan kekuatan ekonomi suatu bangsa.
5.2 Pengertian
Produktivitas
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Suatu
perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sring di batasi dengan
masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam bentuk satuan fisikbentuk
dan nilai. (Siagian, 2003)
5.3 Unsur-unsur
Produktuvitas
Unsur-unsur
produktivitas menurut Gasperz (1998) terdiri dari Efisiensi, Efektivitas,
Kualitas .
5.4
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pada suatu perusahaan yaitu:
- 1. Jumah investasi
- 2. Perbandingan modal investasi dengan jumlah tenaga kerja
- 3. Penelitian dan pengembangan
- 4. Peraturan pemerintah
- 5. Kapasitas Terpakai
- 6. Umur pabrik dan peralatan
- 7. Harga energi
- 8. Semangat kerja dan lingkungan
- 9. Peran manajemen
5.5 Pengukuran
Produktiviitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di
semua tingkatan ekonomi. Pada tingkat perusahaan pengukuran produktivitas terutama
di guanakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi
produksi.
5.6 Model
Pengukuran Produktivitas Dalam Sistem Industri
Menurut Gaspersz (1998)terdapat beberapa model yang relevan untuk di
pilih oleh manajemen industri guna dijadikan sebagai model pengukuran sistem
industri yang sedang berjalan, yaitu:
1.
Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Rasio
Output/ Input
2.
Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan
Pendekatan Angka Indeks
3.
Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
5.7 Penyebab
Penurunan Produktivitas Perusahaan
Menurut Gaspersz (1998) pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab
penurunan perusahaan, antara lain:
- 1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur
- 2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan penghargaan
- 3. Pengiriman produk yang sering terlambat
- 4. Peningkatan biaya-biaya produksi dan pengiriman
- 5. Pemborosan penggunaan sumberdaya material, tenaga kerja, dan lain-lain
- 6. Terdapat konflik-konflik dan hambatan –hambatan dalam tim kerjasama yang tidak dapat terpecahkan
- 7. Ketiadaan sistem pendidikan bagi karyawan
- 8. Ketidakmampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri
BAB 6 PERMODELAN SISTEM
6.1 Konsep
Sistem
Banyak mengenal beberapa macam sistem di lingkungan kita, misalkan
pabrik ada sistem produksi, di bank ada sistem antrian, di dalam tibuh manusia
ada proses pencernaan. Konsep ssistem dapat di gunakan pada gejala-gejala yang
abstrak dan dinamis seperti yang di jumpaidalam ekonomi. Sehingga dikatakan
bahwa sistem harus dapat di interprestasikan untuk dapat menyatakan sistem
fisik, biologi, ekonomi dan sebagainya.
Pengertian
Sistem
Sistem dapat bersifat abstrak maupun fisik. Sebuah sistem abstrak adalah
suatu susunan teraturgagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sebagai
contoh sebuah sistem teologi adalah sebuah susunan gagasan mengenai tuha,
manusia, dan sebagainya.
6.2 Simulasi
Simulasi digunakan sebelum sistem yang ada diubah atau sistem yang baru
dibangun , untuk mengurangi kemungkina kegagalan dalam pemenuhan spesifikas,
untuk menghilangkan error yang tidak terduga untuk mencegah pemanfaatan
sumberdaya sistem yang berlebihan serta untuk mengoptimalkan kinerja sistem.
Pengertian
Simulasi
Silmulasi merupakan teknik menirukan atau memperagakan kegiatan
bebrbagai macam proses atau fasilitas yang ada di dunia nyata. Fasilitas atau
proses yang disebut dengan sistem yang dimana di dalam keilmuan digunakan untuk
membuat asumsi-asumsibagaimana sistem tersebut bekerja.
BAB 7 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TATA
LETAK FASILITAS
7.1 Konsep Dasar Tara Letak Pabrik
Perancangan tata letak pabri pada dasarnya merupakan proses pengurutan
dari suatu perencanaan tata letak yang sistematis yaitu Pemilihan Lokasi, Operation
Process Chart (OPC), Routing Sheet, Multi Product Process Chart (MPPC),
Menentuka Gudang, Ongkos Material Handling (OMH), Form To Chart (FTC),
Outflow-Inflow, Tabel Skala Prioritas (TSP), Activity Relatioship Diagram
(ARD), Activity Relatioship Chart (ARC), Area Alocation Diagram (AAD),
Tempalate.
7.2 Definisi
Pabrik Dan Indistri
Pabrik yang dalam istilah asingnya di kenal sebagai factory atau plant
adalah setiap tempat dimana faktor-faktor seperti manusia, mesin, dan peralatan
(fasilitas) produksi lainya material, energy, uang, informasi dan sumber daya
alam di kelola bersama-sama dalam suatu sistem produksiguna menghasilkan suatu
produkatau jasa secara efektif, efisian, dan aman.
7.3 Plant
Design
Istilah atau pengertian design suatu pabrik (plant deaign) pan
peratutan tata letak pabrik (plant layout) seringkali dianggap membingungkan
dan sama.
7.4 Tujuan Dan
Perana PTLP
Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang bisa di
dapatkan dari tata letak pabrikyang direncanakan dengan baik, ada 6 tujuan
sebagai berikut:
- 1. Integrasi secara menyeluruh daris emua faktor yang mempengaruhi proses produksi
- 2. Pemindahan karak seminimal mungkin
- 3. Aliran kerja berklangsung secara lancarmelalui pabrik
- 4. Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien
- 5. Keputusan kerja dan rasa aman dari pekerja di jaga sebaik baiknya
- 6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel
7.5 Dasar-Dasar
Pemilihan Lokasi Pabrik
Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan
lokasi pabrik, yaitu pemiliha daerah atau tetorial secara umum dan pemilihan
berdasarkan size dari jumlah penduduk serta lahan khusus.
7.6
Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Dalam Penentuan Lokasi Pabrik
Banyak faktor yang di pertimbangkan dalam penentuan lokasi di mana
sebaiknya pabrik di dirikan. Dalam kaitan ini faktor-faktor dapat di jelaskan
sebagai berikut :
- · Lokasi Pasar
- · Lokasi sumber bahan baku
- · Alat angkutan
- · Sumber energi
- · Iklim
- · Buruh dan tingkat upahnya
- · Undang- undang dan sistem perpajakan
- · Sikap masyarakat setempat
- · Air dan limbah industri
7.7 Metode
Penentuan Lokasi Pabrik
Untuk menentukan alternatif lokasi pabrik yang yang sebaiknya di pilih
maka ada 2 metode pendekatan yang dikenal, yaitu :
- · Metode Kualitatif (Ranking Procedure)
- · Metode Kualitatif (analisa pusat gravitasi dan analisa metode transportasi)
BAB 8 OPERASIONAL RISET
Operasional riset adalah metode untuk memformulasikan dan merumuskan
permasalahan sehari-hari baik mengenai bisnis, ekonomi, sosial maupun bidang
lainya ke dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal.
8.1 Linear
Programming
Modul ini di
gunakan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pengalokasian sumber daya
perusahaan secara optimal untuk mencapai keuntungan maksimal atau biaya
minimum.
8.2 Masalah Transportasi
Perkembangan aktivitas
bisnis berkembang sangat pesat. Pemenuhan kebutuhan akana barang mengharuskan
para pelaku bisnis memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Tidak
terkecuali dalam hal pengiriman (delivery). Karena masalah pengiriman inilah
yang akhirnyapara pelaku bisnis harus memiliki perhitungan matang dalam mengestimasikan
biaya produksi.
8.3 Assignment (Penugasan)
Assignment
termasuk dalam model traansportasi, yakni metode analisis mengenai masalah
pendistribusian sejumlah produk atau komoditas dari beberapa sumber distribusi
(supply) kepada beberapa daerah tujuan (demand) dengan berpegang pada prinsip
biaya distribusi minimal, ataupun juga untuk mencari pendapatan maksimal dari
strategi distribusi komoditi yang mempunyai keuntungan tertentu.
8.4 Sistem Antrean
Suatu antrean
merupakan formasi baris-baris pengungguan dari pelanggan (satuan) yang
memerlukan pelayanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas layanan).
Peristiwa antrean merupakan fenomena yang terbiasa terjadi bila kebutuhan akan
pelayanan melebihi kemampuan pelayanan, sehingga pelanggan yang tiba tidak
dapat segera mendapat pelayanan dan membentuk formasi baris-baris penungguan.
BAB 9 PENGENDALIAN KUALITAS
9.1 Grafik Pengendali
Grafik
pengendali adalah alat untuk menggambarkan dengan cara yang tepat apa yang di
maksudkan dengan pengendalian statistic, dengan itu dapat digunakan dalam
berbagai cara. Dalam banyak penerapan, ini di gunakan untuk mengawasi proses
pada jalur. Yakni, data sampel dikumpulkan dan digunakan untuk membentuk grafik
pengendali, dan apabila nilai sampel jatuh di dalam batas-batas pengendali, dan
tidak memperlihatkan sesuatupola sistematik, kita katakan proses dalam keadaan
terkendalipada tingkat yang di tunjukan oleh grafik.
9.2 Pemilihan Batas-Batas
Pengendali
Menentukan
batas pengendali adalah salah satu putusan yang penting harus dibuat dalam
merancang grafik pengendali. Dalam memindahkan batas pengendalilebih jauh dari
garis tengah , kita menurunkan resiko kesalahan tipe.
9.3 Ukuran Sampel dan Frekuensi
Pengambilan Sampel
Dalam
merancang grafik pengendali, orang harus menentukan ukuran sampelyang digunakan
dan frekuensi pengambilan sampel. Umumnya, makin besar sampel akan makin mudah
menyidik pegeseran kecil pada proses itu. Apabila pergeseran proses relatif
besar, maka kita gunakan ukuran sampel yang lebih kecil daripada yang kita
gunakan apabila pergeseran yang pmenjadi perhatian kita relatif kecil.
9.4 Grafik Pengendali Sifat
Variable
Suatu
karakteristik yang dapat di ukur seperti dimensi, berat, atau volume dinamakan
variabel. Pengendalian rata-rata proses mean tingkat kualitas biasanyadengan
grafik pengendaliuntuk mean atau grafik x-bar.
9.5 Grafik Pengendali Sifat
Atribut
Karakteristik
kualitas yang tidak dapat dinyatakan secara numerik, sesuai klasifikasi dan
tidak sesuai klasifikasi atau cacat dan tidak cacat. Karakteristik kualitas
seperti ini dinamakan sifat atribut. Grafik pengendalian sifat iyang banyak di
gunakan:
- 1. Yang berhubungan dengan bagian produk yang tak sesuai atau cacat yang diproduksi, dinamakan grafik pengendali bagian tak sesuai ataun grafik p.
- 2. Yang berhubungan dengan banyaknya cacat atau ketidaksesuaian disebut grafik pengendali ketidaksesuaian atau grafik c.
- 3. Yang berhubungan dengan rata-rata banyak ketidaksesuaian perunit disebut grafik pengendali ketidak sesuaian per unit adalah grafik u, merupakan dasar yang lebih baik untuk pengendalian proses.
KELEBIHAN BUKU
- Tema yang ada di dalam buku ini sangat lengkap, mulai dari sejarah teknik industri, analisis, sistem, perencanaan, produktivitas, pemodelan, perancangan, opersional, dan pengendalian kualitas.
- Buku ini sangat membantu bagi mahasiswa baru maupun mahasiswa senior yang mengambil jurusan teknik industri.
KEKURANGAN BUKU
- Masih ada kata-kata yang salah ketik sehingga mungkin dapat membingungkan pembacanya.
- Kurangya ilustrasi atau gambar sehingga cukup sulit untuk memahami isi buku ini
@B24-SEPTI
BalasHapusDalam meresensi sebuah buku seharusnya tidak usah memaparkan semua yang ada didalam isi buku tersebut hanya menuliskan kritik kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut agar kita tertarik untuk membacanya . Terima kasih
@B30-SUHENDRA
BalasHapusSalah satu tujuan membuat resensi buku menurut saya adalah untuk menarik calon pembaca dengan membaca kelebihan dan kekurangan dalam buku tersebut. Resensi yang dibuat ini terlalu panjang, sehingga dapat mengurangi ketertarikan calon pembaca buku tersebut.
@B27-WILLY
BalasHapusResensi buku ini terlalu panjang, pembaca pemula seperti saya akan cepat bosen jikalau seperti ini. Alangkah baiknya jika resensi ini lebih kompleks dan diperjelas maksud rangkuman dari resensi ini. Semoga kedepannya dapat dibuat lebih tepat
@B21-DJARWOTO
BalasHapusUlasan bukunya terlalu panjang,sebaiknya dipersingkat sesuai inti sari buku tersebut
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAkibat resensi buku terlalu panjang, membuat para pembaca merasa bosan. Butuh perbaikan dalam penulisan resensi dengan cara mengambil makna dari resensi buku tersebut.
BalasHapusresensi ini bisa tidak di perjelas dalam rangkuman terlalu panjang
BalasHapusresensi ini bisa tidak di perjelas dalam rangkuman terlalu panjang
BalasHapus@B18-Nova
BalasHapusKomentar : Artikel diatas memberikan informasi tentang buku pengantar Teknik Industri dimana mahasiswa baru teknik industri dapat memahami pelajaran mengenai teknik industri.
Saran : Tetapi penjelasan artikel tersebut terlalu panjang, untuk lebih dipersingkat lagi agar mudah dipahami.
@B29-RIVALDI
BalasHapusBuku ini wajib dipelajari khususnya bagi mahasiswa teknik industri, namun dalam resensi ini terlalu panjang sehingga sangat membosankan untuk dibaca