.

Sabtu, 16 September 2017

BIOGAS (KOTORAN YANG BERMANFAAT)


           

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobic digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana (Pambudi, 2008).
    
  Komposisi Biogas
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif (Pambudi, 2008).

 Reaktor Biogas
Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reaktor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), reaktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhir ini dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai reaktor sedehana dalam skala kecil (Shodikin, 2011) :

1.            Reaktor kubah tetap (Fixed-dome).          Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di China sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat kaerna menahan gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah. Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.
2.         Reaktor floating drum.         Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan. Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.

3.         Reaktor balon.          Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.

 Cara Pembuatan Biogas
1.         Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2.         Mengalirkan lumpur ke dalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3.         Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4.         Membuang gas yang pertama dihasilkan pada karena yang terbentuk adalah gas CO2, setelah itu baru terbentuk biogas. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5.         Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinyu sehingga dihasilkan biogas yang optimal Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui (Jaya, 2011).

PEMBAHASAN

    Tabung Digester
Penggunaan biogas saat ini sudah cukup populer dikalangan peternak sapi. Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif memang sangat efektif dan efisien dalam segi biaya dan pemanfaatan energi alam. Namun beberapa model tabung digester memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membuatnya. Dalam pembuatannya saat ini banyak yang tetap jadi setelah kotoran sapi terurai secara penuh dan sudah tidak menghasilkan biogas lagi maka untuk mengganti dengan kotoran sapi yang baru harus menggali dan memindahkan kotoran sapi yang lama dan hal ini sangat membutuhkan waktu dan energi. Maka diperlukan digester khusus agar saat penggantian kotoran sapi tidak  begitu susah. 

Model tabung digester yang ditanam di bawah tanah atau mirip dengan sapiteng tersebut jika kotoran sapi sudah penuh dan sudah terdegradasi maka jika mengeluarkannya dan untuk mengganti yang baru maka harus mengeluarkanya secara manual. Hal ini akan membutuhkan energi dan waktu yang cukup banyak selain itu proses penguraian selanjutnya akan memerlukan waktu juga (masa adaptasi bakteri).
Perombakan bakteri yang terdapat dalam digester menghasilkan gas metana yang digunakan untuk keperluan dan kebutuhan sehari-hari, yakni sebagai penerangan (listrik) dan penerapan energi panas (melalui pembakaran). Penerapan biogas ini tepatnya digunakan pada daerah – daerah yang terpencil dan jauh dari pusat kota sehingga mampu memanfaatkan hasil limbah menjadi barang yang berguna. Sedangkan hasil sisa perombakan kotoran sapi yang berupa padatan namun masih kaya akan sumber nitrogen digunakan menjadi pupuk pada tanaman. Pupuk tersebut dapat diterapkan di perkebunan masyarakat sekitar ataupun untuk tanaman yang akan digunakan sebagai pakan ternak.
Proses pembuatan biogas dalam digester menerapkan sistem continous feeding dimana input yang berupa kotoran sapi selalu ditambahkan sebagai feeding dan hasil dari proses perombakan berupa pupuk akan dikeluarkan dari digester. Proses penambahan kotoran sapid an pengeluaran hasil dari perombakan bakteri tersebut berlangsung secara berkelanjutan. Hal  ini akan mempercepat proses perombakan dan sehingga tidak memakan waktu yang lama dalam pembuatannya


PENUTUP

     Kesimpulan
Penggunaan biogas sebagai energi alternatif sangatlah menjanjikan karena energi yang ada saat ini semakin menipis dan didalam pasar harga gas terus merangkak naik. Model tabung digester kultur kontinyu sangat bagus untuk diterapkan namum dalam hal ini cukup membutuhkan biaya untuk membuat instalasinya.

            
DAFTAR PUSTAKA
  
Pambudi, N.Agung.2008. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif. http://kfcngalah.wordpress.com/2009/03/28/pemanfaatan-biogas-sebagai-energi-alternatif. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012. Pukul 20.15.
Shodikin, Ali. 2011. Memanfaatkan Limbah Menjadi Energi Biogas. http://aliandr4.blogspot.com/2011/10/memanfaatkan-limbah-menjadi-energi.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012. Pukul 20.05.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.