@E19-Samsul Oleh : Samsul Hadi - Tahukah anda jika pembangunan di bumi ini tak pernah berhenti? Bahkan cenderung meningkat tajam setiap tahunnya, untuk membuat sebuah
bangunan yang layak baik itu tempat tinggal maupun infrastruktur
lainnya, diperlukan bahan yang kuat serta dapat menopang bangunan tersebut
dengan baik. Sejak jaman manusia mengenal hunian, banyak jenis material yang
diaplikasikan ke dalam bangunan mulai dari tanah, pasir, berbagai jenis batuan,
bahkan di era ini muncul bahan - bahan alternatif yang
dapat membuat
bangunan lebih kuat, kokoh, ramah lingkungan serta memiliki kesan
yang futuristik.
Penggunaan material dasar berupa batu bata dan batako yang umum
masyarakat gunakan telah merubah tempat yang dijadikan eksplorasi pembuatan
kedua material tersebut menjadi tidak harmonis dengan bumi, banyak limbah yang
ditimbulkan baik saat proses pembuatan maupun setelah pengaplikasian. bangunan
yang baik ialah bangunan yang dapat melindungi penghuninya dari panas, angin,
dingin, cuaca, serta meminimalisir kehancuran akibat gempa, banjir serta
kebakaran.
Batako dan bata
memang memiliki berat yang ideal untuk menghalau angin, dingin serta panas,
namun tidak terlalu baik jika terkena banjir, terbakar ataupun terkena gempa,
sehingga sangat rentan jika di aplikasikan pada bangunan yang berdekatan maupun
bangunan dengan konstruksi yang tinggi, apalgi jika tempat berdirinya bangunan
tersebut berada di daerah langganan banjir dan dilalui patahan bumi seperti
kebanyakan tempat di Indonesia.
Sejalan dengan
kedua permasalahan tersebut, berbagai ahli dari bidang lingkungan, konstruksi,
maupun ahli sains berlomba lomba mencari material dasar suatu bangunan yang
kuat, tahan lama, ringan serta yang paling utama adalah mudah diperbaharui atau
tidak mudah punah. Di Indonesia sendiri penelitian ini dilakukan oleh IDEAS,
yaitu sekumpulan anak muda lintas disiplin ilmu yang melakukan penelitian
terhadap jamur sebagai perekat limbah pertanian untuk dijadikan material masa
depan yang berkelanjutan.
Mereka menamakan
material untuk masa depan tersebut dengan julukan Mycotech. Mycotech ini berupa
material pengganti bahan bangunan seperti kayu untuk furniture, pengganti
styrofoam, pengganti batu bata, dan sebagainya.
Menurut Arekha
Bentang mewakili IDEAS seperti dalam kutipan Kabarkampus.com (2015) “Pada
awalnya kami budidayakan jamur untuk makanan. Ternyata jamur yang dibudidaya
setelah dipanen malah menghasilkan banyak limbah. Kemudian kami coba riset
untuk mengubah limbah hasil budidaya jamur itu menjadi material bermanfaat,”
Tidak disangka
penelitian tim IDEAS selama 4 tahun belakangan membuahkan hasil yang cukup
mengejutkan, dengan bantuan jamur misella dan pengeringan yang tepat maka
terciptalah bahan yang lebih kuat dan tidak menyisakan masalah bagi lingkungan.
Kita kitahui Misellium merupakan jamur multiseluler yang dibentuk dari beberapa
hifa. Miselium berfungsi menyerap makanan dan mengubah organisme-organisme yang
lain (Sukarno, 2014).
Mengejutkan,
setelah berbagai pengujian seperti direndam, dibakar, dihantam, maupun
dijatuhkan dari ketinggian ternyata hasilnya lebih kuat dibanding batu bata
biasa. Mycotech sampa saat ini masih terus dikembangkan dan masih berwujud
prototype tetapi sudah diaplikasikan dalam pembuatan wc umum, namun kedepannya
bahan bangunan yang menyelesaikan dua permasalah sekaligus ini akan sangat
berguna karena menyelesaikan permasalah kesehatan dan lingkungan. Sesuai konsep
yang mereka usung selama ini yaitu membuat produk yang tidak menghasilkan
limbah.
Daftar refrensi
Lutfi. 2015. Mycotech
Rumah Jamur Untuk Manusia. [Online]. (http://teknopreneur.com/biotek/teknopreneur-mycotech-rumah-jamur-untuk-manusia, diakses
tanggal 16 Maret 2017)
Maharani kantri. 2016. Batu Bata Dari Jamur Sebagai Bahan Bangunan.
[Online]. (http://www.rumah.com/berita-properti/2016/9/134681/batu-bata-dari-jamur-sebagai-bahan-bangunan, diakses tanggal 16 Maret 2017)
Fauzan ahmad. 2015. Lewat Jamur Anak Muda Bandung Sulap Limbah
Pertanian Menjadi Bata. [Online]. (http://kabarkampus.com/2015/03/lewat-jamur-anak-muda-bandung-sulap-limbah-pertanian-menjadi-bata/, diakses tanggal 16 Maret 2017)
Sukarno, Dedi Fardias. Karakteristik Fungsional Protein Miselium Jamur
Tiram Merah Muda Dan Merang. [pdf]. (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/8305,
diakses tanggal 17 Maret 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.