@E11-Arief
Dibuat oleh: arief risaldi
Dalam kehidupan sehari-hari,
korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan
maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga,
besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini.Selain pada
perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada
komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga
komputer serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai
aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah
tangga.
Korosi merupakan salah satu
masalah utama dalam dunia industri.Tentunya karena korosi menyebabkan kegagalan
pada material yang berujung pada kerusakan pada peralatan atau kegagalan pada
operasi yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.(Sandega Ega,2015)
Penyebab
Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur
kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor
dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam
bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal
sebagai bahan korosif.Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa
bahan-bahan organik.Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak
digunakan dalam kegiatan industri.Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini
berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.Ammoniak dalam
kegiatan industri umumnya digunakan untuk sintesa bahan organik, sebagai bahan
anti beku di dalam alat pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan
pupuk.Bejana-bejana penyimpan ammoniak harus selalu diperiksa untuk mencegah
terjadinya kebocoran dan pelepasan bahan ini ke udara.
Embun pagi saat ini umumnya mengandung aneka partikel aerosol,
debu serta gas-gas asam seperti NOx dan SOx. Dalam batubara terdapat belerang
atau sulfur (S) yang apabila dibakar berubah menjadi oksida belerang. Masalah
utama berkaitan dengan peningkatan penggunaan batubara adalah dilepaskannya
gas-gas polutan seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx).
Walaupun sebagian besar pusat tenaga listrik batubara telah menggunakan alat
pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel kecil
dari asap batubara, namun NOx dan SOx yang merupakan senyawa gas dengan
bebasnya naik melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas. Di dalam udara,
kedua gas tersebut dapat berubah menjadi asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).Oleh
sebab itu, udara menjadi terlalu asam dan bersifat korosif dengan terlarutnya
gas-gas asam tersebut di dalam udara. Udara yang asam ini tentu dapat
berinteraksi dengan apa saja, termasuk komponen-komponen renik di dalam
peralatan elektronik. Jika hal itu terjadi, maka proses korosi tidak dapat
dihindari lagi.(salman hadi,2013)
Proses
Terjadinya Korosi
Proses Terjadinya Korosi
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logamakibat reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratanmerupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnyamerupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontaklangsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitukerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosimenimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi iondengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodikyang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodikbiasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungansekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya prosesreaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e}
x 2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)
+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel =+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrikdipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion inisehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.(gina indriany iskandar,2012)
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logamakibat reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratanmerupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnyamerupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontaklangsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitukerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosimenimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi iondengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodikyang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodikbiasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungansekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya prosesreaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e}
x 2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)
+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel =+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrikdipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion inisehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.(gina indriany iskandar,2012)
Macam-Macam
Bentuk Korosi
1. Uniform/General Corrosion
(Korosi Menyeluruh)
Pada korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang
terekspose dengan lingkungan, terkorosi secara merata.Jenis korosi ini
mengakibatkan rusaknya konstruksi secara total.
Mekanisme Uniform Corrosion : dengan distribusi seragam dari
reaktan katodik atas seluruh permukaan logam yang terekspose. Pada lingkungan
asam (pH < 7), terjadi reduksi ion hidrogen dan pada lingkungan basa
(pH > 7) atau netral (pH = 7), terjadi reduksi oksigen. Kedua berlangsung
secara "seragam" dan tidak ada lokasi preferensial atau lokasi untuk
reaksi katodik atau anodik.Katoda dan anoda terletak secara acak dan bergantian
dengan waktu.Hasil akhirnya adalah hilangnya kurang lebih yang seragam dimensi.
2. Galvanic Corrosion (Korosi
Galvanik)
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang
terjadi ketika dua macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam
media korosif.
Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses
elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia
(Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang
mulia berubah menjadi ion – ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion
positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit
menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan
metal sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau serangan
karat permukaan.
3. Selective Leaching Corrosion
Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih
komponen dari paduan larutan padat.Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif
atau serangan selektif.Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi,
decobaltification, denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.
Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan
memiliki potensial yang berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang
sama. Paduan modern mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan
potensial korosi yang berbeda.Beda potensial antara elemen paduan menjadi
kekuatan pendorong untuk serangan preferensial yang lebih "aktif" pada
elemen dalam paduan tersebut.
Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut
dari paduan tembaga-seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos
dan rapuh.
4. Crevice Corrosion (Korosi
Celah)
Korosi celah mengacu pada serangan lokal pada permukaan logam
pada, atau berbatasan langsung dengan, kesenjangan atau celah antara dua
permukaan bergabung.Kesenjangan atau celah dapat terbentuk antara dua logam
atau logam dan bahan non-logam.Di luar kesenjangan atau tanpa celah, kedua
logam yang tahan terhadap korosi.Kerusakan yang disebabkan oleh korosi celah
biasanya dibatasi pada satu logam di wilayah lokal dalam atau dekat dengan
permukaan yang bergabung.
Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi
beberapa kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel
elektrokimia (perbedaan sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah
(katoda), kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.
5. Pitting Corrosion (Korosi
Sumuran)
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang
dibatasi pada satu titik atau area kecil, dan membentukn bentuk rongga.Korosi
sumuran adalah salah satu bentuk yang paling merusak dari korosi.
Mekanisme Pitting Corrosion : Untuk material bebas cacat, korosi
sumuran disebabkan oleh lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur
kimia agresif seperti klorida. Klorida sangat merusak lapisan pasif (oksida)
sehingga pitting dapat terjadi pada dudukan oksida.Lingkungan juga dapat mengatur
perbedaan sel aerasi (tetesan air pada permukaan baja, misalnya) dan pitting
dapat dimulai di lokasi anodik (pusat tetesan air).
6. Intergranular Corrosion
Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut
"intercrystalline korosi" atau "korosi interdendritik".
Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang batas butir dan
jenis korosi ini seringdisebut "intergranular retak korosi tegangan
(IGSCC)" atau hanya "intergranular stress corrosion cracking".
Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali
dari beda potensial dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui
dalam paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida
dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam
korosi intergranular.
7. Stress Corrosion Cracking (SCC)
Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan
aksi secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan
tegangan tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat
gagal oleh patahan cepat.Hal ini juga termasuk intercrystalline atau
transkristalin korosi, yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang
diberkan atau tegangan sisa.Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi
dengan penggetasan hidrogen.
Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor
komponen, yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit
(lingkungan) dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan
terhadap senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja
tahan karat rentan terhadap klorida.
8. Erosion Corrosion
Erosi Korosi mengacu pada tindakan gabungan yang melibatkan erosi
dan korosi di hadapan cairan korosif yang bergerak atau komponen logam yang
bergerak melalui cairan korosif, yang menyebabkan percepatan terdegradasinya
suatu logam.
Mekanisme erosion corrosion : efek mekanik aliran atau kecepatan
fluida dikombinasikan dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan
hilangnya dari logam. Tahap awal melibatkan penghapusan mekanik film pelindung
logam dan kemudian korosi logam telanjang oleh cairan korosif yang
mengalir. Proses siklus ini sampai pelubangan komponen terjadi.(muhamad
furqon.2013)
Cara
pencegahan korosi
Berikut adalah cara – cara pencegahan korosi yang di dasarkan pada
dua sifat tersebut :
1. Mengecat : Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri Dengan Oli atau Gemuk : cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut Dengan Plastik : berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik dapat mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin Plating ( pelapisan dengan timah ) : kaleng – kaleng kemasan terbuat dari besi yang di lapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan dengan cara elektrolisis, yang disebut electroplating .timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen ( udara ) dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh ( tanpa cacat ) . apabila lapisan lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores , maka timah justru mendorong atau mempercepat korosi besi . hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu , besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian , timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal itu yang justru diharapkan sehingga kaleng – kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi ( pelapisan dengan zink ) : Pipa besi , tiang telpon, badan obil,dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif di bandingkan zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian , besi terlindung dari dan zink yang mengalami oksidasi .
6. Cromium plating ( pelapisan dengan kromium ) : besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberikan lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil . cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink.Kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang cacat atau rusak.
7. Sacrifical Protection ( pengorbanan anode ) : magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif ( berarti lebih mudah berkarat ) daripada besi , maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara in digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik , batang magnesium harus diganti.
Daftar pustaka:
Dikputra.2014.cara pencegahan korosi http://oninfoku.blogspot.co.id/2014/01/7-cara-pencegahan-korosi-besi.html
Diakses 24 maret 2017
Gina indriany iskandar.2012.proses terjadinya korosi. https://ginaindrianyiskandar.wordpress.com/2012/04/04/proses-terjadinya-korosi-karat/
Diakses 24 maret 2017
muhamad furqon.2013.macam-macam bentuk korosi. http://m10mechanicalengineering.blogspot.co.id/2013/11/macam-macam-bentuk-korosi.html
Diakses 24 maret 2017
Sandega Ega.2015.makalah Korosi. http://wwwmakalahkimiadasar.blogspot.co.id/2015/10/makalah-korosi.html
Diakses 24 maret 2017
Salman hadi.2013.korosi dan pencegahanya https://hadiman88.wordpress.com/2013/03/14/korosi-dan-pencegahan/
Diakses 24 maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.