@E13-ELGI
oleh Elgi Riskiana
Perkembangan
pendidikan sains didorong oleh pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menurut Heddy
Shri Ahimsa-Putra(2003) dalam Harida
, persoalan pengembangan teknologi
yang lebih didasarkan pada
kehidupan masyarakat di Indonesia mulai banyak
mendapat perhatian
pada akhir tahun 1970an, ketika pembangunan yang banyak dilakukan di Indonesia
ternyata lebih diwarnai oleh impor teknologi tinggi dari
Barat menimbulkan dampak yang merugikan, antaralain:
1. terabaikannya
pengetahuan dan teknologi
etnik/lokal yang selama
ini menjadi tumpuan sebagian
besar masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dengan
lingkungannya.
2. terdesaknya pengetahuan dan teknologi etnik/lokal oleh pengetahuan
dan teknologi dari luar.
Seiring perkembangan masyarakat dan
teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam, manusia semakin berbuat seenaknya
terhadap lingkungan karena keinginan dan kebutuhannya, hal ini memicu terganggunya
keseimbangan alam.
Menurut Arif S
(2001) dalam Harida, kerusakan lingkungan
yang disebabkan manusia, jika diidentifikasi umumnya
disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
akan akibat dari tindakannya, misalnya kebiasaan masyarakat desa memanfaatkan sungai
sebagai kakus, desakan kebutuhan
hidup, kurang-nya pengetahuan
tentang keseimbangan komponen
dalam ekosistem, kepedulian terhadap kelestarian lingkungan yang
kurang.
Dalam hal ini seharusnya
pembelajaran pendidikan sains bisa membuat kepedulian terhadap lingkungan,
karena pendidikan sains sarat akan nilai-nilai kearifan budaya masyarakat
Indonesia.
Dalam pembelajaran sains,
transfer pengetahuan apapun bentuknya
harus mempertimbangkan latar
belakang budaya siswa (Wahyudi, 2003)
dam Harida. Hal ini
sejalan dengan pendapat Cobern
(1994) bahwa cara
seseorang memahami hubungan
seseorang dengan dunianya (lingkungannya) dan juga cara pandang seseorang
terhadap hubungan sebab akibat,
ruang, dan waktu adalah sangat
dipengaruhi oleh asal-usul budayanya.
Menurut
Cobern dan Aikenhead (1998) dalam Harida, Pengaruh
latar belakang budaya yang dimiliki
siswa terhadap proses pembelajaran IPA
ada dua macam. Pertama,
pengaruh positif akan muncul
jika materi pada pembelajaran IPA
di sekolah yang sedang dipelajari selaras
dengan pengetahuan (budaya) siswa
sehari-hari.Pada keadaan ini
proses pembelajaran mendukung cara pandang siswa terhadap alam sekitarnya. Proses pembelajaran yang seperti ini
disebut dengan proses inkulturasi (enculturation).Sebaliknya,
yang kedua,
proses pembelajaran IPA di
kelas menjadi ‘pengganggu’ ketika
materi pelajaran IPA tidak
selaras dengan latar belakang budaya yang sudah mengakar pada
diri siswa, serta
guru berusaha untuk ‘memaksakan’ kebenaran materi
pelajaran IPA (budaya Barat)
dengan cara memarjinalisasikan pengetahuan (budaya) siswa
sebelumnya. Proses pembelajaran seperti
ini disebut asimilasi.
Dalam proses
pembelajaran sains, guru memegang
peranan utama sebagai perantara dalam penyampaian antara budaya
barat (sains barat)
danbudaya lokal dengan
siswanya. Sehubungan dengan
proses ini, Snively dan
Corsiglia (2001) dalam Harida mengidentifikasi
peran guru sains yaitu
:
1. Memberi kesempatan
pada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya, untuk
mengakomodasi konsep-onsep
atau keyakinan yang dimi-iki siswa
yang berakar pada budaya
local.
2. Menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan yang sebenarnya hal biasa menurut
konsep-konsep sains Barat.
3. Berperan
untuk mengidentifikasi batas
budaya yang akan dilewatkan serta menuntun siswa melintasi batas budaya,
sehingga membuat masuk
akal bila terjadi konflik
budaya yang muncul.
4. Mendorong siswa
untuk aktif bertanya.
5. Memotivasi siswa
agar menyadari akan pengaruh
positif dan negatif sains Barat
dan teknologi bagi kehidupan dalam dunianya.
Daftar Pustaka
Harida, 2010. PEMANFAATAN BUDAYA DAN TEKNOLOGI LOKAL DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SAINS, Jurnal PMIPA Vol 1, No 1 (2010), dalam
Daftar Pustaka
Harida, 2010. PEMANFAATAN BUDAYA DAN TEKNOLOGI LOKAL DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SAINS, Jurnal PMIPA Vol 1, No 1 (2010), dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=33530&val=2343
title=PEMANFAATAN%20BUDAYA%20DAN%20TEKNOLOGI%20LOKAL%20%2
%20DALAM%20RANGKA%20PENGEMBANGAN%20SAINS
Di akses 18 maret 2017
title=PEMANFAATAN%20BUDAYA%20DAN%20TEKNOLOGI%20LOKAL%20%2
%20DALAM%20RANGKA%20PENGEMBANGAN%20SAINS
Di akses 18 maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.