.

Sabtu, 04 November 2017

PENGELOLAAN ARGOINDUSTRI BIOENERGI UNTUK KELESTARIAN LINGKUNGAN



Judul Jurnal     : MODEL KEBIJAKAN PENELOLAAN ARGOINDUSTRI                                   
                           BIOENERGI DALAM PERSPEKTIF KELESTARIAN                                           
                           LINGKUNGAN (SOFT SYSTEM METHODOLOGY SEBAGAI                            
                           SESUATU PENDEKATAN)
Nama Penulis  : Petir Papilo dan M. Syamsul Maarif
Publisher         : Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Reviewer         : Hanung Rasitama
Link                 : http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/article/view/464/405




A. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis yang dipengaruhi oleh peningkatan populasi di seluruh dunia menimbulkan permasalahan baru khususnya dalam upaya mewujudkan ketahanan energi nasional dari masing masing negara. Hingga kemudian setiap negara berlomba lomba untuk memanfaatkan bioenergi dengan memanfaatkan lahan pertanian dan  memperluas lahan pertanian. Sehingga dampaknya akan mempersempit lahan hutan sehingga dapat meningkatkan efek gas rumah kaca dan tentunya ini akan menimbulkan permasalahan baru.

Beberapa dampak yang ditimbulkan dari perluasan lahan adalah sebagai berikut :
a. Berkurangnya keanekaragaman hayati (biodiversity)
b. Hilangnya kandungan organik di dalam tanah
c. Meningkatnya kadar karbon diudara.

Sehingga dalam kajian ini akan dibahas mengenai langkah langkah untuk menentukan format terbaik dalam upaya memenuhi kebutuhan energi melalui pemanfaatan sumber daya hayati yang nantinya dapat diolah menjadi bioenergi. Melalui pendekatan Soft System Metodologi (SSM), akan dilakukan perancangan model pengelolaan yang memperhatikan hubungan peran antar berbagai pihak berkepentingan demi terwujudnya keseimbangan antara ketahanan energi dan kelestarian lingkungan.

 

B. Metode Penelitian
Dalam kajian ini, digunakan metodologi sistem lunak (Soft System Methodologi atau SSM). SSM merupakan sebuah pendekatan soft system thinking yang telah dikembangkan Cheklan (1989). Berbeda dengan metode metode sebelumnya yang termasuk ke dalam kelompok Hard System Methodology, seperti halnya rekayasa sistem ataupun riset operasi, munculnya SSM disebabkan oleh adanya kesadaran bahwa tujuan dari suatu sistem yang akan dibangun merupakan sesuatu yang problematis yang penuh dengan ketidakjelasan ( Purnomo, 2012 )
SSM merupakan pendekatan melalui penerapan 7 langkah sebagai berikut ;
a. Problem situation considered problematic
Analisi situasional terhadap konteks permasalahan yang ada, dalam hal ini adalah permasalahan pengembangan argo industri bioenergi yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
b. Problem situation expressed
Mengetahui permasalahan apa saja yang yang ada pada berbagai pihak berkepentingan dilihat dari kebutuhan , peran aktivitas serta tanggung jawab masing masing.

c. Root definition of relevant
Mendefinisikan setiap peran kelompok ke dalam suatu pendekatan yang disebut CATWOE (Client or Customer, Actors, Transformations, Weltanschauung, Owner, dan Environment Constrain)

d. Actions to improve the problem situation
Melakukan tindakan perbaikan terutama terhadap model yang telah dibangun

e. Comparison models of the real world
Menyusun agenda kegiatan yang akan dilakukan secara nyata di lapangan dan sekaligus melakukan perbandingan antara dunia nyata dan dengan model konseptual yang telah dirancang sebelumnya

f. Conseptual Model of System named in root definitions
Merancang model konseptual yang menjelaskan hubungan keterkaitan antar aktivitas.

g. Change : Sistematicly Desirable Culturally Feasible
Mendefinisikan perubahan perubahan yang mungkin untuk dilaksanakan.

C. Hasil dan Pembahasan
A.    Analisis Situasional
Akibat dari upaya pemenuhan kebutuhan energy nasional, muncul berbagai permasalahan diantaranya :
a.       Terjadi diforestasi akibat perluasan lahan
b.      Hilangnya keanekaragaman hayati
c.       Terjadi peningkatan temperature panas bumi
d.      Konflik antara petani dan pemerhati lingkungan

B.     Root Definition Permasalahan
Metode CATWOE dapat dijadikan sebagai sebagai pendekatan  untuk melihat dan mendiskripsikan kepentingan masing masing pihak terlibat.
a.       CLIENTS, Adalah para petani penggarap lahan, konsumen energy
b.      ACTORS, Adalah kelompok agroindustry pangan, agroindustry bioenergy, LSM pemerhati lingkungan
c.       TRANSFORMASI PROSES, Adalah terwujudnya system pengelolaan agroindustry bioenergy yang mementingkan aspek lingkungan
d.      WELTANSCHAUUNG, Adalah terwujudnya regulasi dan kebijakan yang memberikan keberpihakan kepada aspek energy dan lingkungan.
e.       OWNER, Adalah pemerintah,
f.       ENVIRONMENT CONSTRAINT, Adalah Pemahaman dan penerapan regulasi yang mengatur pengelolaan industry berbasis lingkungan.

C.     Model Konseptual
a.       Peningkatan permintaan dan keterbatasan lahan
b.      Penyusunan regulasi
c.       Upaya pemenuhan
d.      Upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya energy
e.       Penyediaan dan penambahan lahan pertanian
f.       Pembebasan hutan melalui deforestasi
g.      Praktek pengelolaan agroindustry pangan dan pengawasan dampak lingkungan
h.      Pengawasan Dampak Lingkungan

D.    Perbandingan Model dan Realita
Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Membuat catatan atas perbedaan yang ditemukan
b.      Menetapkan kriteria perbandingan
c.       Pengoperasian system secara simulative
d.      Review model apakah memberi jawaban tentang permasalahan yang ada.

E.     Perbaikan Model
Setelah melihat perbandingan model dan dengan realita maka akan dilaukan perbaikan perbaikan mana yang kurang sesuai.

F.      Implementasi Model
Proses pengimplementasian model adalah sebagai berikut :
a.       Memberikan pemahaman pada pihak berkepentingan
b.      Dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan
c.       Aksi


D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari Jurnal ini adalah :
a.       Berbagai pihak memiliki peran dan kebutuhan yang berbeda satu sama lainnya.
b.      Perluasan lahan merupakan langkah yang telah diambil untuk memenuhi tingkat permintaan dari kedua pihak.
c.       Dari langkah ini menimbulkan dampak seperti deforestasi, diversity tanaman, efek rumah kaca, penurunan kualitas lingkungan dan tanah.

Saran dari Jurnal ini adalah :
a.       Pengelola agroindustry bioenergy harus memperhatikan aspek lingkungan,
b.      Diperlukan pihak ketiga sebagai pengawas.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.