(sumber,
penulis 2020)
ABSTRAK
Pendidikan merupakan sebagian
dari kehidupan masyarakat dengan nilai pembelajaran . sebagian orang tidak
mengerti tentang pendidikan sehingga terjadi keterbelakngan pendidikan yang
mempengaruhi masa depan. Konsekuensinya, dunia pendidikan terbiasa dengan
ketidakmampuan atau bahkan memang tidak siap menghadapi kemungkinan
perubahan-perubahan yang melingkari esensinya, sebab setiap tataran perubahan
akan membawa nilai-nilai baru. Nilai-nilai baru ini ada yang sejalan dengan
nilai-nilai yang berlaku, tetapi banyak yang justru berlawanan dengan
nilai-nilai yang tertata serta menjadi nilai baku. Salah satu contohnya adalah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan di
hampir semua aspek kehidupan manusia. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di
satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan
global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka
bangsa Indonesia yang pasti mengikuti arus perhelatan kompetisi antarbangsa,
perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
khususnya generasi penerus bangsa.
PENDAHULUAN
Peningkatan Sumber Manusia (SDM) harus dilakukan secara
terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses, agar bangsa ini
kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.Untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut pembekelan di bidang pendidikan dititik beratkan pada
pembangunan kualitas fisik dan mental generasi muda yang merupakan penerus yang
disiapkan untuk meneruskan perjuangan generasi sebelumnya guna mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pemerintah, masyarakat, dan juga stakeholder lainnya perlu untuk
mengambil langkah-langkah konkret-antisipatif dalam mempersiapkan dan
merencanakan pendidikan yang benar-benar menjadi "mesin pencetak"
generasi bangsa yang kompetitif dan handal.
PEMBAHASAN
Dalam perumusan pendidikan,
peranan peserta didik dimasa yang akan datang adalah berperan menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang senantiasa mampu memecahkan persoalan-persoalan
kebutuhan hidupnya secara mandiri dan pada gilirannya dapat memberikan
kontribusi dalam mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.
Dengan demikian, generasi bangsa Indonesia merupakan generasi yang menjadi
"rahmat" bagi peradaban global untuk turut ikut andil menciptakan
peradaban yang humanis berlandaskan pada semangat Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan
tetapi, keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang
sesuai dengan cita-ideal tersebut di atas dapat terukur kadar mutunya. Artinya,
kadar kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terukur akan menjadi tolok ukur
untuk menambal sulam (rekonstruksi) atau bahkan mendekonstruksi pendidikan dari
waktu ke waktu. Salah satu keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan sumber daya
manusia (SDM) adalah dengan mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
ditandai dengan meningkatnya kualitas pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
lebih dinamis dan mandiri dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan beragama
dengan tatanan nasional dan internasional. Maka, dalam konteks tujuan
pendidikan nasional terealisasi dalam tujuan dan fungsi pendidikan nasional
yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003
Implikasi dari harapan itu
menuntut manusia berkualitas untuk senantiasa mampu memecahkan
persoalan-persoalan kebutuhan hidupnya secara mandiri yang dilandasai keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu untuk memberikan
kontribusi dalam mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.
Strategi yang paling tepat untuk membawa manusia agar mampu menapak kualitas
hidupnya dapat dilakukan dengan pendekatan pembinaan secara simultan dan
profesional. Peranan guru sebagai pendidik yang andal dan berkualitas merupakan
salah satu faktor yang strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
tersebut. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 42
ayat (1) menyebutkan pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Uraian Pasal 42 itu cukup jelas bahwa untuk menjadi guru sebagai tahapan awal
harus memenuhi persyaratan kualifikasi minimal (latar belakang pendidikan
keguruan/umum dan memiliki akta mengajar). Setelah guru memenuhi persyaratan
kualifikasi, maka guru akan dan sedang berada pada tahapan kompetensi. Namun
fenomena menun jukkan bahwa pendidik di sekolah masih banyak yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan mutu
di sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik sesuai dengan yang
diharapkan masih belum optimal.
Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu merupakan
konsep manajemen sekolah sebagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik sesuai
dengan perkembangan, tuntutan, dan dinamika masyarakat dalam menjawab
permasalahan-permasalahan pengelolaan pendidik Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung:
Fokus Media, 2003)
pada tingkat sekolah. Komponen
terkait untuk meningkatkan mutu tersebut ialah mutu sekolah, guru, siswa
kurikulum, dukungan dana dan suatu sarana dan prasarana serta peran orangtua
siswa. Di antara komponen di atas yang paling berperan dalam mening- katkan
mutu ialah meningkatkan peran dan fungsi guru serta peran kepemimpinan kepala
sekolah agar semakin profesional dalam melak- sanakan tugasnya. Dalam
meningkatkan profesional guru diperlukan suatu pendekatan pembinaan manajemen
mutu terpadu. Oleh sebab itu, transformasi menuju mutu terpadu dalam pendidikan
prosesnya dimulai dengan mengembangkan suatu visi mutu:
1. Difokuskan pada pemenuhan
berbagai kebutuhan dari pelanggan.
2. Mempersiapkan secara total
keterlibatan masyarakat dalam suatu program.
3. Menyusun beberapa sistem untuk
mengukur nilai tambah dari pendidikan.
Sistem penunjang di mana staf dan
peserta didik perlu mengelola perubahan. Melakukan upaya peningkatan dan
perbaikan terus-menerus kemudian senantiasa berusaha untuk menghasilkan produk
pendidikan ke arah yang lebih baik.Kepala sekolah dan guru diharapkan mampu
meningkatkan kemampuannya, dalam meningkatkan kinerjanya sesuai dengan bidang
nya masing-masing. Usaha meningkatkan mutu pendidikan tersebut melalui
pendekatan konsep manajemen mutu terpadu. Dengan pendekatan konsep manajemen
terpadu tersebut, diharapkan kepala sekolah dan guru mampu meningkatkan
kemampuannya secara maksimal dalam pengelolaan layanan pembelajaran peserta didik
yang muaranya pada peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan karakter bukan hanya
berurusan dengan penanaman nilai bagi siswa, namun merupakan sebuah usaha
bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidlkan tempat setiap individu
dapat menghayati kebebasannya sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan moral
yang dewasa
Secara umum, kita sering
mengasosiasikan istilah karakter dengan apa yang disebut dengan temperamen yang
memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan
dengan pendidikan
Jika kita lihat dari pengalaman
sejarah bangsa, pendidikan karakter sesungguhnya bukan hal baru dalam tradisi
pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal,
seperti R.A. Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Soekarno, Hatta, Tan Malaka,
Moh.Natsir, dil, telah mencoba menerapkan semangat pendidlikan karakter sebagai
pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi
yang mereka alami. Membentuk wajah bangsa merupakan keprihatinan pokok para
cendekiawan kita. Dengan caranya masing-masing, mereka mencoba membayangkan dan
menggagas sebuah bangsa yang memiliki identitas. Dari pemikiran dan gagasan
ini, munculah keindonesiaan yang mesti kita perjuangkan dengan kerja keras,
melalui perjuangan sengt yang mengorbankan banyak nyawa dan harta. Dari sini
jelas terlhat bagaimana membentuk wajah
bangsa terjadi ketika ada pemikiran bersama tentang menjadi sebuah bangsa
mandiri.
Namun terjadi merosotnya karakter
berbangsa di Indonesia hal ini bisa terjadi karena pengaruh luar. Seharusnya
pendidikan yang diajarkan harus melangsungkan pendidikan karakter di kehidupan
bermasyarakat. Pengembangan karakter atau kekuatan yang dimaksudkan ini
dilakukan terutama melalui pendidikan . dalam pendidkan ini diajarkan
pendidikan dengan karakter yang cerdas
sebagai proses pembelajaran yang menanamkan dan menempatkan kaidah
kaidah moral. Hasil yang diharapkan bisa
membangun karakter bangsa demi pembangunan bangsa dengan karakter sifat-sifat pribadi yang
relative stabil, keberanian untuk menempuh bahaya dan resiko untuk kepentingan
bersama.
Cara untuk meningkatkan karakter
yaitu :
·
- Menggali potensi pada diri.
Yaitu
dengan melakukan evaluasi dan juga seleksi dari nilai dan norma yang terunggul
untuk dikembangkan mendorong dan meningkatkan karakteristik suatu bangsa
- Upaya mengembangkan karakter luhur.
Hal itu hanya akan
terjadi bila dalam masyarakat terjadi proses komunikasi yang sehat di dalam
anggota-anggotanya. Interaksi sehat terlaksana jika tiap pihak menjalankan
prinsip persamaan derajat, kesamaan atas keterlibatan dan keterbukaan. Langkah
membangun interaksi sehat ini memerlukan pemahaman dan latihan yang terus
menerus. Bila hal ini berhasil dilakukan akan terbangun komunitas yang
anggota-anggotanya memiliki jalinan hubungan erat. Sikap luhur seperti
kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan toleran sebagaimana disebutkan
sebelumnya akan tumbuh subur dalam lingkungan masyarakat yang memiliki
interaksi sehat.
- Jalur-jalur interaksi sehat.
jalur
interaksi sehat merupakan benih tumbuhnya karakter komunitas yang responsif.
- toleransi
Toleransi ini mencegah dan melawan perilaku yang tidak
etis. Dengan menjaga perbedaan yang ada di bangsa ini , sehingga tetap menjadi
satu sesuai dengan bhineka tunggal ika
KESIMPULAN
Dalam pendidikan dan karakter
bangsa harus dari dalam diri sendiri, pendidikan sangat penting karena menjadi
tolak ukur sebagai penerus bangsa dimasa depan dengan karakter yang baik
sehingga mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera
DAFTAR PUSTAKA
Arbangi.2016. Manajemen mutu pendidikan . Jakarta
: Prenada Media, 2016
Prayitno.manullag,belferik. Pendidikan karakter dalam pembangunan bangsa.
Koesoma,doni. Pendidikan
karakter. Jakarta : PT Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.