.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Resensi Buku : Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau

Judul : “Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau”
Penulis : Wulfram I. Errianto
Penerbit : Andi
Kota : Yogyakarta
Tahun : 2012
Cetakan : Pertama
Tebal : 214 halaman
ISBN : 978-979-29-3245-4

Buku yang ditulis oleh Wulfram I. Errianto dengan judul Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau ini banyak
memaparkan tentang lingkungan kita saat ini. Kita bisa melihat bagaimana kepedulian dunia terhadap lingkungan ini bermula. Disebutkan bahwa kepedulian umat manusia terhadap lingkungan ini sudah tampak sejak tahun 1962, yang mana sejak diterbitkannya buku Silent Spring karya Rachel Carson yang akhirnya berhasil mempengaruhi Presiden Kennedy untuk melakukan pengujian terhadap bahan-bahan kimia yang tercantum dalam bukunya. Lalu berkembang ke aksi demonstrasi yang digagas oleh Gaylord Nelson mengenai isu lingkungan hidup pada tahun 1969, hingga berhasil menggelar peringatan Hari Bumi pada tanggal 22 April 1970.

Lalu pembahasan berlanjut ke fenomena pemanasan global. Disebutkan bahwa fenomena pemanasan global disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca dan terjadinya proses umpan balik. Terdapat dua cara untuk mengendalikan pemanasan global. Pertama, dengan menghilangkan karbon (carbon sequestration), yaitu mencegah karbondioksida dilepas ke atmosfer dengan cara menyimpan gas tersebut, cara terbaik yaitu dengan banyak menanam dan memelihara pepohonan. Kedua, dengan cara mengurangi produksi gas rumah kaca.

Saat ini banyak sekali permasalahan lingkungan yang dijumpai di berbagai belahan bumi. Dalam buku ini disebutkan bahwa permasalahan lingkungan tersebut diantaranya populasi manusia yang terus bertambah. Overpopulasi disini merupakan perbandingan antara jumlah manusia dengan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan, misalnya air bersih, makanan, rumah dan tanah pertanian. Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 235 juta jiwa. Diperkirakan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,2 % per tahun. Lalu permasalahan selanjutnya adalah overkonsumsi. FAO memprediksi bahwa rentan tahun 2010 hingga 2050, konsumsi daging dan susu secara global akan mengalami peningkatan sekitar 2 kali lipat. Selanjutnya permasalahan mengenai penyebaran penduduk yang tidak merata. Arus urbanisasi dari desa ke kota menyebabkan berbagai permasalahan kehidupan. Keseluruhan permasalahan tersebut mengakibatkan krisis politik, ekonomi dan juga budaya.

Banyak sekali gagasan-gagasan yang dinilai sangat penting untuk mendukung gerakan go green. Salah satunya dalam bab 3 penulis mengungkapkan sebuah gagasan yang dianggap dapat mengurangi pemanasan global, yaitu dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, yang mana sering dijumpai istilah konstruksi berkelanjutan. Di negara maju, pemahaman tentang konstruksi berkelanjutan lebih difokuskan pada inovasi teknologi, sedangkan di negara berkembang masih berkutat pada permasalahan sosial dan ekonomi. Dalam buku ini dibahas mengenai pengembangan konstruksi berkelanjutan di Indonesia, yang terbagi menjadi 3 agenda untuk rentan waktu antara 2011 hingga 2030, yaitu :

a. Jangka pendek untuk kurun waktu 2011 s/d 2017 berisi agenda yang harus dilakukan untuk penciptaan kondisi lingkungan.

b. Jangka menengah untuk kurun waktu 2011 s/d 2024 berisi agenda yang bertujuan untuk melaksanakan implemenasi konstruksi berkelanjutan termasuk dampaknya.

c. Jangka panjang untuk kurun waktu 2011 s/d 2030 berisi agenda yang bertujuan menciptakan paradigma baru dalam implementasi konstruksi berkelanjutan.

Pembahasan menarik dalam buku ini yaitu mengenai penelolaan proyek hijau. Point penting dalam proses mewujudkan green building yaitu pada proses perencanaan sampai proses konstruksi. Dikarenakan proyek berorientasi hijau berbeda dengan proyek lain pada umumnya, maka tim proyek harus menyadari sejak awal perbedaan pengelolaan dalam proyek jenis ini.
Dalam tahap pembangunan konstruksi hijau, selain dibutuhkan beberapa macam sumberdaya seperti bahan bangunan, metode, alat, pekerja dan uang, juga perlu diperhatikan proses pembangunannya secara ekologis. Hal ini dikarenakan konstuksi hijau adalah proses dalam merealisasikan bangunan fisik konstruksi dengan mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan.

Yang perlu digaris bawahi adalah, buku ini benar-benar membahas segala aspek penghijauan. Mulai dari isu global warming, pencemaran lingkungan, sejarah mengenai gerakan selamatkan bumi, cara membangun kawasan hijau, aspek-aspek lingkungannya, hingga membangun kerja sama teamwork yang kuat dan terorganisir sehingga tercapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang baik. Penyampaian materi dari buku ini disajikan secara sistematis dan menarik. Banyak struktur dan bagan-bagan untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang disampaikan dan menurut saya buku ini layak untuk dijadikan bahan bacaan dan sumber referensi bagi para pembaca.

6 komentar:

  1. @B33-FITRIA

    Banyak sekali gagasan-gagasan yang dinilai sangat penting untuk mendukung gerakan go green. Salah satunya dalam bab 3 penulis mengungkapkan sebuah gagasan yang dianggap dapat mengurangi pemanasan global, yaitu dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, yang mana sering dijumpai istilah konstruksi berkelanjutan. Di negara maju, pemahaman tentang konstruksi berkelanjutan lebih difokuskan pada inovasi teknologi, sedangkan di negara berkembang masih berkutat pada permasalahan sosial dan ekonomi.

    BalasHapus
  2. @B08-ARIF
    Komentar
    Dengan menerapkan sisten go green pada suatu negara maju bisa mengurangi efek dari pemanasan global karena akan banyak penghijauan didaerah perkotaan, akan tetapi mungkin keterkaitan lahan yang menjadi penghambat, karena kalau dikota besar banyak berdiri bangunan atu gedung bertingkat.
    saran: Untuk dilakukan sosialisasi yang melibatkan semua kalangan masyarakat supaya mereka juga tahu manfaat dari sistem go green' dan mereka juga dapat menjaga lingkungan disekitar.

    BalasHapus
  3. @B13-ALFAN
    Komentar :
    Dari artikel diatas Dengan menerapkan sistem go green atau sistem pembangunan berkelanjutan dapat mengurangi efek pemanasan global yang semakin lama semakin bertambah parah.
    Saran :
    harus selalu berinovasi dalam teknologi go green atau sistem pembangunan berkelanjutan karena jumlah manusia setiap tahun bertambah dan kebutuhan akan tempat tinggal semakin bertambah. hal ini juga pemerintah harus bekerja lebih keras dalam hal pembangunan seperti pembuatan apartment dan rusun yang sudah berstandar go green.

    BalasHapus
  4. @B05-LUTFI
    Dalam konteks tertentu, dua kata ini ( building dan construction ) bisa dikatakan sama yang bermakna bangunan dan atau konstruksi. Namun dalam konteks yang lain, building dapat berarti gedung. Sedangkan kata construction pada konteks teknik arsitektur dan sipil dapat berarti suatu proses yaitu proses membangun bangunan itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa construction adalah bagian dari proses siklus hidup bangunan. Makna Green Building dengan cara sederhana dapat disebut sebagai bangunan yang “hijau” atau bangunan yang memperhatikan faktor kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan makna dari Green Construction secara khusus adalah suatu proses membangun yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup. Sama atau beda?

    BalasHapus
  5. @B26-RAHTHINO

    Komentar: Masalah pemanasan global adalah permasalahan yang nyata. Iklim yang sekarang kita rasakan sudah sangat berbeda dengan iklim yang kita rasakan dulu dan akan sangat berbeda dengan iklim yang akan kita rasakan nanti. Sebagai contoh, pada tahun 90an perbedaan musim kemarau dan musim penghujan sangat terasa sekali bedanya dan siklus nya pun stabil. Namun kini, perbedaan antara dua iklim tersebut sangat tidak jelas. Penerapan sistem go green kini mulai dikenal banyak orang namun pengaplikasiannya masih sangat kurang.

    Saran: Oleh karena itu kita harus ikut berpartisipasi dalam sosialisasi go green dan menjaga lingkungan sekitar.

    BalasHapus
  6. @B25-Diky
    pembahasan fenomena pemanasan global. Disebutkan bahwa fenomena pemanasan global disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca dan terjadinya proses umpan balik.

    Saran :ikut berpartisipasi dalam sosialisasi go green dan menjaga lingkungan sekitar.
    dan mengurangi produksi gas rumah kaca.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.