Oleh: Abdul Karim Hanif
ABSTRAK
Suksesi kepemimpinan dalam perusahaan adalah peralihan
kepemimpinan di dalam suatu perusahaan. Suksesi kepemimpinan dapat dilaksanakan
baik di tingkat puncak ( top manager ), tingkat menengah ( middle manager )
maupun pada tingkat lini pertama ( lower manager ).
Di dalam suatu perusahaan besar biasanya mereka mempunyai program latihan untuk
calon- calon pimpinan yang dilakukan secara rutin dan terprogram. Sedang di
dalam perusahaan kecil, suksesi kepemimpinan sering tidak dipersiapkan. Suksesi
kepemimpinan yang tidak dipersiapkan dapat mengakibatkan konflik dalam
perusahaan. Seorang pimpinan perlu diganti apabila tidak dapat memberikan
kepuasan kepada bawahan, tidak dapat menyusun jalur pencapaian tujuan, tidak
dapat menghilangkan hambatan- hambatan dalam perusahaan dsb.
Untuk menyiapkan calon pimpinan maka ada beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu memberi kesempatan kepada calon pimpinan untuk ikut memecahkan masalah- masalah di dalam perusahaan, memberi kesempatan kepada calon pimpinan untuk memimpin suatu unit kecil dalam perusahaan, memberi kesempatan kepada calon pimpinan untuk menduduki jabatan penting dalam perusahaan, calon pimpinan diberi kesempatan melaksanakan kegiatan penting dalam perusahaan, calon pimpinan menjadi pejabat pelaksana tugas untuk menguji kemampuannya.
Ada beberapa alternative yang dapat digunakan untuk peralihan
kepemimpinan dalam perusahaan, yaitu mengangkat orang kuat kedua, pembentukan
team manajemen untuk memimpin perusahaan, atau mengangkat orang dari luar
perusahaan.
KATA KUNCI : Suksesi, Kepemimpinan, Perusahaan.
ABSTRACT
A leadership succession in a business is a leadership change. It
can be carried out in a top manager- level, a middle manager and a lower
manager level as wll.
A big business enterprise commonly has its own routinely and
systematically ru training program for each leader candidate. On the countrary,
a small business enterprise has. A previously unprepared succession program may
cause conflict within it. A leadership need changing because it can’t give a
satisfaction to subordinates maka a plan to achieve the target, get rid og some
abstacle in business and so on.
To prepare leadership candidates, there are some methods, i.e.to
give opportunity leadership candidate to take part in solving several problems,
to lead small unit or to occupy a higher opposition in business.
There are some alternative used for a leadership succession in
business, i.e.to appoint a person outside enterprise.
Key words : Succession, Leadership, Corporate
PENDAHULUAN
Suksesi seringkali diartikan sebagai peralihan pimpinan di
tingkat puncak, sehingga hanya di posisi puncak tersebut perusahaan
berkonsentrasi. Padahal sebenarnya suksesi dapat menjangkau berbagai lapisan
manajerial.
Suksesi kepemimpinan merupakan masalah yang cukup vital bagi
suatu perusahaan, sebab dapat mempengaruhi kesinambungan hidup suatu
perusahaan. Suksesi kepemimpinan dibutuhkan baik dalam perusahaan keluarga
maupun perusahaan non keluarga, perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Dalam suatu perusahaan keluarga, maka suksesi kepemimpinan
merupakan masalah yang cukup pelik. Suatu perusahaan keluarga akhirnya hancur
hanya karena tidak menyiapkan calon pengganti untuk memimpin perusahaan. Tetapi
bisa juga dijumpai adanya kemelut suksesi yang melanda sejumlah perusahaan BUMN
dan BUMD.
Suksesi kepemimpinan pada perusahaan besar sering dimasukkan ke
dalam program pengembangan organisasi, dimana perusahaan pada umumnya sudah
menyiapkan calon pimpina melalui proses kaderisasi. Sedang dalam perusahaan
kecil, suksesi kepemimpinan jarang disiapkan, hal ini dapat berakibat fatal
jika pimpinan yang sekarang berhalangan misalnya : sakit, berlibur atau sedang
berhalangan tetap ( meninggal dunia ) sehingga tidak mampu lagi menjalankan
tugas- tugasnya.
Suksesi kepemimpinan yang tidak disiapkan terlebih dahulu dapat
mengakibatkan konflik dalam perusahaan. Oleh karena itu perencanaan suksesi
menjadi penting karena pada hakekatnya bertujuan mempertahankan dan
mengembangkan standar kesempurnaan dari performa perusahaan serta kompetensi
yang dimiliki. Selain itu juga untuk menjawab kebutuhan persiapan ekesekutif di
masa depan.
STRATEGI SUKSESI
Untuk mencapai tujuan suksesi maka perusahaan harus mampu
merencanakan dan menentukan secara jitu strategi suksesi yang mencakup berbagai
level manajerial.
Seperti diketahui pada umumnya di dalam suatu perusahaan
terdapat tiga tingkatan manajerial, yaitu top management/ manajer puncak,
middle management/manajemen menengah,
dan lower management/manajemen tingkat pertama. Top management
adalah semua anggota Board of Director ( Dewan Komisaris ). Middle management
meliputi kepala bagian, kepala seksi dan kepala divisi, sedang Lower management
meliputi kepala mandor dan mandor ( James AF Stoner, 1996, 16 ).
Suksesi dalam kepemimpinan mudah dilihat pada manajemen puncak,
dan dampak nyata dari suksesi lebih mengarah pada hal- hal yang bersifat
strategis, memiliki dampak jangka panjang, sehingga akan berpengaruh kepada
aktifitas perusahaan secara keseluruhan.
Dampak nyata suksesi kepemimpinan pada manajemen menengah lebih
mengarah kepada produktivitas kelompok dan koordinasi antar kelompok. Sedang
suksesi kepemimpinan pada manajemen tingkat pertama kadang- kadang tidak
terlalu disadari oleh orang- orang di sekelilingnya, terspesialisasi pada jenis
pekerjaan tertentu dan memiliki dampak jangka pendek.
Proses suksesi mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi, maka
diperlukan kesiapan baik bagi orang yang akan kehilangan wewenang, orang yang
akan menerima delegasi wewenang sebagai pimpinan, mupun kesiapan bagi bawahan.
Jika mereka belum siap yang disebabkan karena kurangnya komunikasi dalam
perusahaan, suksesi kepemimpinan akan kurang mendapatkan dukungan.
Suksesi kepemimpinan sebaiknya mendapatkan dukungan dari
bawahan, sebab jika tidak mendapatkan dukungan dari bawahan suksesi dapat
memicu ketidakpuasan bawahan terhadap pimpinan, menurunkan motivasi kerja,
menurunkan produktivitas kerja maupun berbagai kerusuhan dalam perusahaan.
Akibatnya suksesi kepemimpinan dapat menimbulkan kemelut internal di dalam
perusahaan, lebih- lebih apabila proses peralihan kepemimpinan dianggap tidak
sesuai dengan keinginan oleh sebagian besar bawahan.
Suksesi kepemimpinan yang tidak berhasil akan mempengaruhi
kepercayaan bawahan kepada perusahaan, timbul ketakutan untuk menghadapi masa
depan mereka di perusahaan dan pada akhirnya dapat timbul sikap masa bodoh
terhadap perusahaan. Oleh karena itu dalam suatu suksesi kepemimpinan maka
calon pimpinan haruslah orang yang dapat membawa aspirasi bawahan sehingga
mereka mudah diterima oleh bawahan.
Pada perusahaan besar suksesi kepemimpinan akan lebih mudah,
sebab biasanya mereka sudah menggunakan prinsip profesional manager untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan.Selain itu di dalam perusahaan besar
biasanya mempunyai program latihan untuk calon- calon pimpinan yang biasa
dilakukan secara rutin dan berencana.
Sedang pada perusahaan kecil suksesi kepemimpinan akan lebih
sulit karena adanya keengganan pimpinan untuk mengalihkan kekuasaan/
wewenangnya kepada bawahan, mereka takut apabila bawahan membuat kesalahan jika
bawahan menjadi pimpinan, mereka juga takut akan kehilangan kekuasaan dalam
perusahaan.
Adapun hal – hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi
pimpinan suatu perusahaan adalah :
1. Tradisi/ warisan, seseorang menjadi pimpinan perusahaan
karena keturunan/ warisan.
2. Kekuatan pribadi, seseorang menjadi pimpinan perusahaan
karena mempunyai kekuatan pribadi baik karena fisik maupun karena kecakapannya
dalam bekerja.
3. Pengangkatan atasan, seseorang menjadi pimpinan perusahaan
karena diangkat oleh atasannya, yang bisa disebabkan karena adanya hubungan
baik dengan atasan atau karena masa kerjanya memenuhi syarat untuk jabatan
tersebut.
4. Pemilihan, seseorang menjadi pimpinan perusahaan karena
konsep- konsepnya, instruksi- instruksinya diterima oleh bawahan.
Pimpinan hasil pemilihan biasanya akan lebih baik karena bawahan
telah mempertimbangkan hal- hal seperti tingkat kecerdasan calon pimpinan,
kecakapan calon pimpinan dalam berkomunikasi, mempunyai loyalitas yang besar
kepada perusahaan dan yang terpenting adalah mempunyai hubungan baik dengan
bawahan. Pimpinan hasil pemilihan cenderung lebih mudah untuk menerima suksesi
kepemimpinan dengan “ legowo “.
Sebelum melakukan suksesi kepemimpinan sebaiknya suatu
perusahaan menentukan kriteria dari pimpinan yang akan dibutuhkan. Seorang
pimpinan sebaiknya mempunyai kriteria- kriteria sebagai berikut :
1. Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik.
2. Stabilitas emosi, seorang pimpinan tidak boleh mempunyai
prasangka yang buruk terhadap bawahan, tidak mudah marah.
3. Human Relationship, mempunyai pengetahuan yang luas tentang
hubungan manusia artinya dapat memahami sifat dan tingkah laku manusia.
4. Personal motivatian, dapat memotivasi diri sendiri dan orang
lain untuk bekerja bagi perusahaan, memberi semangat kepada bawahan, membina
dan mengembangkannya.
5. Communication skills, mempunyai kecakapan dalam berkomunikasi
baik lisan maupun tulisan.
6. Teaching skills, mempunyai kecakapan untuk mendidik,
membimbing serta memberikan petunjuk.
7. Social skills, mempunyai sifat suka menolong, senang jika
bawahannya maju dan menghargai pendapat/ pendirian orang lain.
8. Technical competent, mempunyai kemampuan untuk merencanakan,
megorganisasikan, medelegasikan wewenang dan tangkas dalam mengambil keputusan
( T. Hani Handoko, 1995, 297 ).
Kapan suatu perusahaan perlu mengadakan suksesi kepemimpinan
adalah tergantung pada kebutuhan masing- masing perusahaan. Seorang calon
pimpina perlu dijauhi apabila :
1. Pimpinan tidak dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan
langsung dari bawahan.
2. Pimpinan tidak dapat menyusun jalur pencapaian tujuan sebagai
pedoman dalam mengerjakan pekerjaan.
3. Tidak dapat menghilangkan hambatan- hambatan untuk pencapaian
tujuan.
4. Tidak mampu mengubah tujuan karyawan, agar tujuan karyawan
menjadi berguna bagi perusahaan.
Untuk mendidik, membina dalam langkah- langkah yang nyata calon
pengganti pimpinan dalam perusahaan membutuhkan waktu yang lama. oleh karena
itu untuk mendukung langkah nyata suatu suksesi maka seorang calon pengganti
pimpinan sebaiknya :
1. Perlu diberikan kesempatan untuk melaksanakan/ menduduki
jabatan- jabatan penting dalam perusahaan untuk jangka waktu yang cukup lama
agar ia bisa memperoleh gambaran yang menyeluruh dalam perusahaan.
2. Memberikan kesempatan kepada calon pengganti untuk ikut
memecahkan masalah- masalah intern maupun ekstern perusahaan. Langkah ini
sangat berguna untuk melatih calon pengganti memecahkan masalah yang bersifat
rutin maupun yang bukan rutin.
3. Memberi kesempatan calon pengganti untuk memimpin satu unit/
bagian dalam perusahaan. Dengan belajar memimpin unit kecil ini seorang calon
pengganti dapat dievaluasi kemampuannya, selain itu juga sebagai proses belajar
dalam memimpin.
Dengan menempuh langkah- langkah di atas serta melalui proses
adaptasi dengan bawahan maka seorang calonpimpinan akan lebih mudah untuk
menyesuaikan diri untuk memimpin perusahaan.
Suksesi kepemimpinan dapat dilaksanakan secara menyeluruh untuk
setiap tingkatan manajerial, akan tetapi suksesi kepemimpinan dapat pula
dilakukan secara bertahap. Suksesi kepemimpinan secara keseluruhan mempunyai
kebaikan dan kelemahan. Kebaikannya bersifat adil sehingga tidak timbul rasa
iri dari pimpinan yang kehilangan kewenangannya. Kelemahannya kadang- kadang
dapat mengganggu jalannya perusahaan bila semua pimpinan baru belum berpengalaman.
Selain itu timbul kesan semua pimpinan yang lama dihilangkan “ diganti “ dengan
group kepemimpinan yang baru, sebab sering terjadi seorang pimpinan baru juga
membawa orang- orangnya untuk menjadi bawahannya karena orang- orang tersebut
sudah bisa diajak bekerjasama.
Suksesi kepemimpinan secara bertahap untuk tiap- tiap tingkatan
manajemen baik juga dilaksanakan, dengan demikian tidak menimbulkan shock bagi
semua pimpinan lama maupun para bawahan. Sebab walau bagaimanapun seorang
pimpinan baru pastilah akan membuat kebijakan- kebijakan baru yang dapat
mengubah suatu kemapanan.
Ada berbagai alternative yang dapat diambil oleh suatu
perusahaan dalam mengadakan suksesi kepemimpinandalam perusahaan, yaitu :
1. Mendidik, membina dan mengangkat orang kuat kedua. Cara ini
dapat dilakukan apabila orang kuat kedua tersebut sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan.
2. Pembentukan suatu team manajemen yang terdiri dari dua atau
tiga orang bawahan. Kepemimpinan dibawah satu team yang mempunyai berbagai
keahlian dan kemampuan- kemampuan potensiil dapat saling mengisi dalam
mengatasi persoalan- persoalan yang mungkin timbul dalam perusahaan. Masing-
masing anggota team terpicu untuk berprestasi, akan tetapi kepemimpinan dalam
satu team ini menjadi tidak baik bila anggotanya dalam bekerja tidak kompak.
3. Mengangkat orang dari luar perusahaan. Dalam hal ini orang
luar tersebut harus dapat diterima oleh bawahan, mempunyai loyalitas yang
tinggi untuk keberhasilan perusahaan. Pengangkatan pimpian dari luar perusahaan
kadang- kadang dapat membawa ide- ide baru yang mungkin berguna bagi
peningkatan kegiatan perusahaan, akan tetapi dapat pula sebaliknya pimpinan
tersebut tidak memahami setuasi perusahaan sama sekali.
PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suksesi kepemimpinan
perlu dilakukan apabila :
1. Pimpinan tidak dapat membawa perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. 2. Pimpinan kurang mempunyai loyalitas terhadap
perusahaan.
3. Tidak terjalin hubungan yang harmonis antara atasan dengan
bawahan.
4. Pimpinan tidak mampu lagi melaksanakan tugas- tugas
kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Swasta Basu. 1992. Lingkungan Perusahaan.Yogyakarta:
BPFE UGM.
Beerel, Annabel. 2009. Leadership and change management
Pat D Alcorn. 1994. Sukses Mengelola Bisnis Keluarga. Semarang:
Dahara Prize.
Saerang, Charles. 1997. The Management of Family Business.
Australia: Monash University Press.
Stoner, James AF. 1996. Management. Jakarta: Erlangga.
Manajemen dan Usahawan Indonesia. 1999. Edisi 28.
http://www.ryerson.ca/content/dam/hr/management/change_mgmt/docs/ChangeManagementGuide_FINAL.pdf
https://www.mindtools.com/pages/article/newLDR_41.htm
Beerel, Annabel. 2009. Leadership and Change Management
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.