.

Selasa, 17 November 2015

PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DUNIA FANTASI PT. PJA

PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 
DUNIA FANTASI PT. PJA

Oleh: Abdul Hamid

ABSTRAK
Dunia Fantasi PT. PJA merupakan pusat hiburan outdoor terbesar di Indonesia. Sebagai pusat hiburan 
terbesar, Dunia Fantasi harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunjung. Data yang 
dianalisa diambil dari tujuh dimensi pariwisata, yaitu : dimensi atraksi dan hiburan, fasilitas, pelayanan, 
transportasi dan infrastruktur, informasi dan promosi, harga dan jaminan keamanan.
Berdasarkan 
perhitungan model SERVQUAL, ketujuh dimensi tersebut masih bernilai negatif sehingga pelayanan di 
Dunia Fantasi masih perlu ditingkatkan. Usulan perbaikan untuk ketujuh dimensi tersebut akan dibuat 
dengan menggunakan metode QFD.

Kata kunci: Dunia Fantasi, SERVQUAL, dimensi pariwisata, QFD

ABSTRACT
Dunia Fantasi PT.  PJA  is the largest outdoor entertainment center in Indonesia. As the largest 
entertainment center, Dunia Fantasi should provide the best service for visitors. The data analyzed were 
taken from the seven dimensions of tourism, those are the dimensions of attractions and entertainment, 
facilities, services, transportation and infrastructure, information and promotion, price and security 
assurance. Based on the SERVQUAL model calculations, the seventh dimension is negative so that the 
service is still  needs to be improved in Dunia Fantasi. Proposed improvements to the seventh dimension 
will be created using the QFD method.

Keywords: Dunia Fantasi, SERVQUAL, dimension of tourism, QFD

PENDAHULUAN

Dunia Fantasi sebagai pusat hiburan terbesar di Indonesia juga sering ramai dengan pengunjung terutama di saat akhir pekan, liburan sekolah ataupun liburan Nasional. Ramainya pengunjung Dunia Fantasi seringkali 
menyebabkan pelayanan yang diberikan menjadi kurang maksimal sehingga dapat menyebabkan ketidakpuasan pengunjung Dunia Fantasi. Beberapa faktor yang dapat dilihat seperti kebersihan tempat bermain, lahan parkir yang memadai, serta permainan yang menarik bagi pengunjung sangat mempengaruhi 
kepuasan pengunjung. Pada saat ini sebagai pusat hiburan  outdoor terbesar di Indonesia belum ada alat ukur kepuasan pelanggan di tahun 2014. Maka dari itu, penelitian ini dibuat untuk mengukur sejauh mana kualitas pelayanan yang mampu diberikan Dunia Fantasi diukur dari dimensi pariwisata yang ada  serta 
usulan apa saja yang bisa diberikan untuk perbaikan kualitas ke depannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas PelayananKualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, 
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan  [1]. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan 
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen [2].Kualitas pelayanan (service quality) dapat 
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanandipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.Konsep SERVQUALServqual merupakan pemilihan skala yang ringkas namun memiliki tingkat dan kebenaran 
yang cukup tinggi yang dapat digunakan manajemen perusahaan agar lebih mengerti bagaimana persepsi konsumen dan harapan konsumen akan pelayanan yang diberikan. Dalam situasi ini, manajemen perusahaan 
bersikap seakan-akan sebagai pihak pembeli dan pengkonsumsi jasa (bukan penyedia jasa). Telah dicapai konsensus bahwa harapan pelanggan (customer expctation) memainkan peran yang penting sebagai standar 
perbandingan dalam mengevaluasi kualitas maupun kepuasan pelanggan. Konsep  servqual digunakan untuk menghitung gap antara persepsi konsensus terhadap jasa dan nilai ekspektasi atau harapan. Berikut adalah 
persamaannya:

Q = P  – E
Keterangan :
Q : Kualitas pelayanan (Quality of Service)
P : Perceived service  atau persepsi akan layanan
E : Expected service  atau harapan akan layanan.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi secara langsung dari pengunjung Dunia Fantasi. Jumlah rata-rata pengunjung Dunia Fantasi pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur 
sebanyak 10.422 pengunjung. Pembagian 
kuesioner awal sebanyak 30 kuesioner dijadikan 
sebagai sampel yang diuji validitas dan 
reliabilitasnya. Apabila butir-butir kuesioner 
valid dan reliabel maka kuesioner akan 
dibagikan sesuai dengan jumlah responden yang 
dibutuhkan dalam penelitian untuk dihitung 
dengan model servqual.
Berdasarkan hasil dari perhitungan 
dengan rumus  Cochran untuk mengetahui 
jumlah sampel minimum  untuk  kuesioner yang 
harus disebar adalah sebanyak 192. Dalam 
penelitian ini dibagikan kuesioner sebanyak 200 
responden. Selanjutnya dilakukan uji validitas 
dan reliabilitas dari kuesioner yang telah diisi 
oleh responden. Setelah mengetahui apakan tiap 
butir kuesioner tersebut valid dan reliable maka 
dilakukan analisis gap dan analisis importance–
performance diikuti dengan pembuatan house of 
quality berbasiskan konsep metode  quality 
fuction deployment.
Dimensi yang digunakan untuk 
mengidentifikasi variabel adalah dimensi 
pariwisata yang diperoleh dari variabel  supply 
[3] ditambah dengan dimensi  assurance  [4], 
yaitu:
1)  Atraksi Wisata (Attractions)
2)  Fasilitas (Facilities)
3) Transportasi dan infrastruktur 
(Transportation and infrastructur)
4)  Pelayanan (Hospitality)
5) Informasi dan promosi (Information and 
promotion)
6) Harga (Price)
7)  Jaminan Keamanan (Security Assurance)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan 
dengan menggunakan program SPSS 16.
Metode yang digunakan dalam uji validitas ini 
adalah validitas internal, dengan menggunakan 
korelasi pearson. Uji Validitas dilakukan untuk 
mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen 
(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara 
mengkorelasi setiap skor variabel jawaban 
responden dengan total skor  masing-masing 
variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan 
dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 
dan 0,01. Interpretasi yang digunakan dengan 
menggunakan tanda flag (*) yang menunjukkan 
bahwa indikator tersebut signifikan pada taraf 
5% dan tanda flag (**) yang menunjukkan 
bahwa indikator tersebut  valid pada taraf 1%. 
Pada uji reliabilitas menggunakan koefisien 
reliabilitas Cronbach Alpha.  
Hasil Uji Validitas berdasarkan program 
SPSS 16 menunjukkan hasil valid pada tiap 
butirnya dan hasil uji reliabilitas menunjukkan 
hasil nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,7 
sehingga dinyatakan reliabel.
Perhitungan GAP Hasil Kuesioner dengan 
Metode SERVQUAL
Hasil kuesioner SERVQUAL dihitung 
dengan mengalikan hasil kuesioner persepsi dan 
ekspektasi dengan bobot yang telah ditentukan. 
Bobot 5 untuk nilai variabel sangat puas, bobot 
4 untuk variabel puas, bobot 3 untuk variabel 
cukup, bobot 2 untuk variabel tidak puas dan 
bobot 1 untuk variabel sangat tidak puas. 
Setelah dikalikan dengan nilai bobot, kemudian
dicari nilai rata-rata untuk persepsi dan 
ekspektasi, kemudian hasil dari persepsi 
dikurang dengan ekspektasi untuk mendapatkan 
nilai GAP.

KESIMPULAN
Hasil nilai rata-rata GAP dari tiap dimensi 
pariwisata adalah untuk dimensi atraksi dan 
hiburan bernilai  -1,2627, dimensi Fasilitas 
bernilai  – 1,708, dimensi Transportasi dan 
Infrastruktur bernilai  -1,4257, dimensi 
pelayanan bernilai  -1,407, dimensi  Informasi 
dan Promosi bernilai  -1,3, dimensi Harga 
bernilai  -2,39, dimensi jaminan keamanan 
bernilai  -2,02. Kualitas layanan di Dunia 
Fantasi yang ada saat ini masih kurang 
memuaskan pengunjung karena nilai kepuasan 
lebih kecil dari nilai yang diharapkan 
konsumen. Hal ini terbukti dari  nilai gap 
seluruhnya bernilai negatif. Kebutuhan teknis 
yang diinginkan pengunjung terdapat 10 atribut, 
yaitu waktu permainan yang mencukupi, 
fasilitas tempat parkir memadai, taman rekreasi 
bersih dan tertata dengan baik, kemudahan 
dalam menghubungi dan menemui petugas 
keamanan, harga tiket masuk arena wisata 
terjangkau dan murah, harga makanan dan 
minuman terjangkau dan murah, program paket 
harga permainan dunia fantasi terjangkau  dan 
murah, terjaminnya keamanan dan keselamatan 
pengunjung serta barang bawaan di taman 
rekreasi dan hiburan, terjaminnya keselamatan 
dan keamanan pengunjung dalam menikmati 
fasilitas permainan yang ada dan terjaminnya 
keamanan kendaraan pengunjung di tempat 
parkir. Usulan rancangan pelayanan 
berdasarkan tingkat prioritas adalah 
penambahan jumlah petugas keamanan, 
penggabungan promo makanan dan paket 
permainan dengan harga khusus, penambahan 
petugas keamanan di tempat parkir, 
penambahan jumlah dan waktu operasional 
petugas kebersihan, pengadaan harga khusus 
untuk tiket masuk arena wisata pada hari raya 
tertentu, pengadaan promo harga paket 
permainan murah, penambahan waktu permainan dan penambahan intensitas 
pengecekan mesin dan fitur pengamanan pada 
permainan. Usulan perbaikan lebih detail dapat 
dilihat pada gambar rumah kualitas  yang telah 
dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Tjiptono, F, & Chandra A., 2002, Service 
Quality Satisfaction,  Andi offset, 
Yogyakarta
[2] Tjiptono, F, & Diana, A., 2003,  Total 
Quality Management,  Edisi Revisi, 
ANDY, Yogyakarta.
[3] Spillane,  James J., 1994, Ekonomi 
Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, 
Yogyakarta, Kanisius.
[4] Parasuraman, Leonard L., Berry, 1990, 
Delivering Quality, The Free Press New 
York. 
[5] Syaiful, Anwar Agus, 2013, Perbaikan 
Kualitas Layanan Jasa dengan Model 
Servqual Dimensi Kepariwisataan dan 
Metode Quality Function Deployment 
(Studi Kasus di PT. X, Tempat Wisata 
Wahana Permainan), Program Studi 
Teknik Industri Fakultas Teknik 
Universitas Diponegoro, Semarang.
[6] Wulandari, Sri Hariani Eko, 2011, 
Strategi Peningkatan Kualitas Layanan 
Pendidikan Menggunakan Integrasi 
Metode Fuzzy Servqual dan QFD (Studi 
Kasus: Program Studi S1 Sistem 
Informasi STIKOM Surabaya), Program 
Magister Manajemen Teknologi Industri 
Institut Teknologi Sepuluh November, 
Surabaya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.