IMPLEMENTASI SISTEM
DINAMIK PADA PENGEMBANGAN
POLA KEMITRAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
Oleh: Saiful Munajat
ABSTRAK
Sumber daya terbatas dalam
mengembangkan industri kecil dan menengah di DKI Jakarta telah membuat
perkembangan industry-industri ini lambat. Industri kecil dan menengah harus disubsidi
oleh pemerintah dan perusahan investor. Industri itu sendiri adalah sebuah
sistem kompleks yang mengandung unsur-unsur saling terkait sehingga menghasilkan
sebuah karakter korporat tertentu. Oleh karena itu, penting untuk membuat pola
kebijakan kemitraan diantara industry kecil dan menengah, pemerintah, dan
perusahaan investor. Pendekatan dalam mengembangkan industry kecil dan menengah
di DKI Jakarta adalah sebuah pendekatan sistem yang menggunakan alat System
Dynamic.
Sistem ini memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi industri dengan langkah-langkah perumusan masalah, merancam diagram causal loop, pengembangan model, simulasi, uji sensitivitas, dan analisis efisiensi strategis. Hasil yang diraih dari penerapan sistem dinamis adalah meningkatkan pengembangan industri kecil dan menengah di dengan menggunakan pola kemitraan dengan pemerintah dan perusahaan investasi.
Sistem ini memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi industri dengan langkah-langkah perumusan masalah, merancam diagram causal loop, pengembangan model, simulasi, uji sensitivitas, dan analisis efisiensi strategis. Hasil yang diraih dari penerapan sistem dinamis adalah meningkatkan pengembangan industri kecil dan menengah di dengan menggunakan pola kemitraan dengan pemerintah dan perusahaan investasi.
Kata kunci:sistem
dinamis, Industri kecil dan menengah, pola kemitraan
ABSTRACT
Limited resources in developing small
and middle industries in DKI Jakarta have made the growth of these industries
to be slow. Small and middle industries must be subsidized by the government
and investment companies. The industry itself is a complex system which
consists of elements that are related each other so it produces a certain
corporate character. Therefore, it is necessary to make a policy patternof
partnership between small and middle industry, government and investment
companies. The approach in developing small and middle industries in DKI
Jakarta is a system approach which is used System Dynamic tool. The system
gives solution to the problem faced by industry by the following steps of
problemidentification, designing causal loop diagram, model development,
simulation, test of sensitivity, and strategic efficiency analysis. The result yielded
from the implementation of the dynamic system is to increase the development of
small and middle industries in DKI Jakarta by using the pattern of partnership
with government and investmentcompanies.
Keywords: system
dynamic, small and middle industries, pattern of partnership
PERMASALAHAN
Selama 5 tahun terakhir pola
pertumbuhan sektoral menunjukkan kesenjangan yang masih cenderung lebar antara sektor
tradable(sektor di luar jasa dan perbankan) dan non tradable. Sektor
tradableyang terdiri dari industri manufaktur, pertanian, dan pertambangan tumbuh
relatiflebih jauh di bawah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Keterpurukan
industri manufaktur secara keseluruhan tentu saja sangat berdampak terhadap
industri manufaktur kelas menengah dan
kecil, yang memiliki kemampuan untuk bersaing yang dinilai kurang. Populasi
industri kecil dan menengah di Indonesia sangat besar sehingga keterpurukan
padasektor industri ini akan sangat berdampak terhadap pendapatan nasional.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu industri ini dari
keterpurukan, dan tentunya upaya yang dilakukan harus dapat dijangkau dan dirasakan
oleh industri tersebut salah satunya yaitu dengan penerapan model system
dinamics di masing-masing setiap perusahaan agar dapat mengatasi permasalahan
pada industry kecil dan menengah.
TEORI PERMASALAHAN Teori yang mendukung pada
permasalahan kasus ini yaitu:
Polakemitraan
Pola
kemitraan yang ideal sebaiknya didasarkan pada iklim kekeluargaan dan saling
percaya di antara beberapa pihak yang bermitra.Pemerintah berperan dalam
mengimplementasikan program kemitraan secara aktual, di mana pemerintah dapat
memberikan informasi kepada perusahaan penanaman modal dan UKM, melakukan
pembinaan dan fasilitasi bagi UKM serta melakukan supervisi terhadap implementasi
kebijakan, khususnya berkenaan dengan kemitraan, bagi perusahaan penanaman
modal. Dalam hal ini, pemerintah harus bersikap adil sehingga pemerintah dapat
pula berpihak kepada ekonomi kerakyatan, yang notabene adalah UKM. Perusahaan
penanaman modal juga harus dapat mendukung program pemerintah dan mau berbagi
dengan UKM, dengan melakukan pembinaan, fasilitasi, bahkan berbagi orderuntuk
UKM.
Causal Loop Diagram Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Terdapat
4 faktor yang sangat berpengaruh terhadap perubahan kinerja model yaitu
kemitraan, kompetensi SDM, teknologi, dan kelembagaan.
faktor yang berpengaruh
yang terdiri dari kemitraan, kompetensi SDM, teknologi dan kelembagaan ini
digunakan untuk menentukan kebijakan yang paling optimal padakebijakan
pengembangan industri kecil dan menengah
FAKTA PERMASALAHAN Fakta permasalahan yang terjadi
yaitu pada pertumbuhan PDRB DKI Jakarta linier; industri kecil yang dipilih
adalah industri manufaktur; generate data berdasarkan pada database DKI Jakarta
dalam angka tahun 2007dan 2008; kemitraan diperoleh berdasarkan jumlah
kemitraan yang ada di DKI Jakarta, dari data Dinas Perindustrian dan
Perdagangan setempat; kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) didasarkan pada tingkat
pendidikan dari orang yang terlibat dalam kegiatan industri kecil dan menengah
tersebut; serta kelembagaan didasarkan pada kualitas lembaga UKM dan kelengkapan
struktur lembaga tersebut.
Skenario kebijakan model kebijakan
pengembangan industri kecil dan menengah di DKI Jakarta. Pada skenario model
kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah di DKI Jakarta tidak merubah
struktur model. Hal yang dilakukan adalah hanya merubah nilai parameter yang
terdapat pada faktor yang berpengaruh (leverage) tidak sampai mengubah struktur
model.
Sebelum Kebijakan :
Sebelum Kebijakan
Sesudah Kebijakan
DISKUSI Dalam pengembangan kawasan
industri, diperlukan kelembagaan industri yang kuat, yang bisa dibina dengan
memperkuat kelembagaan ekonomi pelaku industri di Jakarta. Untuk itu,
diperlukan pendekatan yang efektif agar para pengusaha industri dapat
memanfaatkan program pembangunan yang ada secara berkelanjutan, melalui
penumbuhan rasa memiliki, partisipasi, dan pengembangan kreativitas, yang
disertai dukungan masyarakat lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan
oleh seluruh masyarakat industri di DKI Jakarta. Kemudian Faktor yang menjadi
prioritas kedua adalah pengembangan sumber daya ekonomi yang dkelola berdasarkan
pada prinsip-prinsip seperti (1) Masyarakat sebagai pelaku utama dalam
pengambilan manfaatnya; (2) Masyarakat sebagai pengambil keputusan dan
menentukan sistem pengusahaan dan pengelolaan yang tepat; (3) Pemerintah
sebagai fasilitator dan pemantau kegiatan; (4) Kepastian dan kejelasan hak dan
kewajiban semua pihak; (5) Kelembagaan pengusahaan ditentukan oleh masyarakat;
(6) Pendekatan pengusahaan didasarkan pada ketersediaan teknologi. Sasaran yang
menjadi prioritas ketiga adalah peningkatan produksi dan produktivitas
industri. Hal ini dapat dicapai jika pemberdayaan kelembagaan industri dapat
dioptimalkan.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari
“Implementasi Sistem Dinamik pada Pengembangan Pola Kemitraan Industri Kecil
dan Menengah” adalah sebagai berikut. Pertama, faktor yang berpengaruh dalam
pertumbuhan industri kecil dan menengah secara umum adalah faktor SDM, sumber
daya ekonomi, dan sumber daya teknologi, di mana faktor yang paling berpengaruh
untuk menunjang akselerasi pertumbuhan kecil dan menengah di DKI Jakarta,
antara lain kemitraan, kompetensi SDM serta teknologi dan kelembagaan. Kedua,
aktor yang memiliki prioritas utama dalam mendukung percepatan pertumbuhan
industri kecil dan menengah adalah Pemerintah Provinsi.
SARAN
pemerintah baik pusat maupun daerah, harus
melaksanakan kebijakan yang menjadi
prioritas paling utama antara lain :
(1) Program pembinaan kelembagaan industri
kecil dan menengah
(2) Pengembangan program kemitraan industri
kecil dan menengah dengan industri besar, para penanam modal dan perbankan
(3) Pengembangan klaster industry dan
(4) Peningkatan dukungan pemerintah
terhadap sektor industri kecil dan menengah yang berdasarkan kepada ekonomi kerakyatan.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, A. ( 1997).
Pola kemitraan usaha kecil, menengah, dan besar di masa yang akan
datang. Makalah dalam Temu Nasional Modal Ventura,
Jakarta.
Anonim. ( 1997). Kajian sistem perangsang kerjasama kemitraan
industri di DKI Jakarta
,
Jakarta: Dinas Perindustrian DKI Jakarta.
https://dsfindonesia.wordpress.com/system-dynamics/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.