.

Kamis, 19 November 2015

System Dinamics


IMPLEMENTASI SISTEM DINAMIK PADA PENGEMBANGAN 
 POLA KEMITRAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH


Oleh:  Saiful Munajat

ABSTRAK                                                                                                                                 
Sumber daya terbatas dalam mengembangkan industri kecil dan menengah di DKI Jakarta telah membuat perkembangan industry-industri ini lambat. Industri kecil dan menengah harus disubsidi oleh pemerintah dan perusahan investor. Industri itu sendiri adalah sebuah sistem kompleks yang mengandung unsur-unsur saling terkait sehingga menghasilkan sebuah karakter korporat tertentu. Oleh karena itu, penting untuk membuat pola kebijakan kemitraan diantara industry kecil dan menengah, pemerintah, dan perusahaan investor. Pendekatan dalam mengembangkan industry kecil dan menengah di DKI Jakarta adalah sebuah pendekatan sistem yang menggunakan alat System Dynamic.
Sistem ini memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi industri dengan langkah-langkah perumusan masalah, merancam diagram causal loop, pengembangan model, simulasi, uji sensitivitas, dan analisis efisiensi strategis. Hasil yang diraih dari penerapan sistem dinamis adalah meningkatkan pengembangan industri kecil dan menengah di dengan menggunakan pola kemitraan dengan pemerintah dan perusahaan investasi.

Kata kunci:sistem dinamis, Industri kecil dan menengah, pola kemitraan

                                                    ABSTRACT                                                                                                                     
Limited resources in developing small and middle industries in DKI Jakarta have made the growth of these industries to be slow. Small and middle industries must be subsidized by the government and investment companies. The industry itself is a complex system which consists of elements that are related each other so it produces a certain corporate character. Therefore, it is necessary to make a policy patternof partnership between small and middle industry, government and investment companies. The approach in developing small and middle industries in DKI Jakarta is a system approach which is used System Dynamic tool. The system gives solution to the problem faced by industry by the following steps of problemidentification, designing causal loop diagram, model development, simulation, test of sensitivity, and strategic efficiency analysis. The result yielded from the implementation of the dynamic system is to increase the development of small and middle industries in DKI Jakarta by using the pattern of partnership with government and investmentcompanies.
Keywords: system dynamic, small and middle industries, pattern of partnership

PERMASALAHAN                                                                                                           
Selama 5 tahun terakhir pola pertumbuhan sektoral menunjukkan kesenjangan yang masih cenderung lebar antara sektor tradable(sektor di luar jasa dan perbankan) dan non tradable. Sektor tradableyang terdiri dari industri manufaktur, pertanian, dan pertambangan tumbuh relatiflebih jauh di bawah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Keterpurukan industri manufaktur secara keseluruhan tentu saja sangat berdampak terhadap industri  manufaktur kelas menengah dan kecil, yang memiliki kemampuan untuk bersaing yang dinilai kurang. Populasi industri kecil dan menengah di Indonesia sangat besar sehingga keterpurukan padasektor industri ini akan sangat berdampak terhadap pendapatan nasional. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu industri ini dari keterpurukan, dan tentunya upaya yang dilakukan harus dapat dijangkau dan dirasakan oleh industri tersebut salah satunya yaitu dengan penerapan model system dinamics di masing-masing setiap perusahaan agar dapat mengatasi permasalahan pada industry kecil dan menengah.

TEORI PERMASALAHAN                                                                                                                Teori yang mendukung pada permasalahan kasus ini yaitu:                                                             
Polakemitraan                                                                                                                                              Pola kemitraan yang ideal sebaiknya didasarkan pada iklim kekeluargaan dan saling percaya di antara beberapa pihak yang bermitra.Pemerintah berperan dalam mengimplementasikan program kemitraan secara aktual, di mana pemerintah dapat memberikan informasi kepada perusahaan penanaman modal dan UKM, melakukan pembinaan dan fasilitasi bagi UKM serta melakukan supervisi terhadap implementasi kebijakan, khususnya berkenaan dengan kemitraan, bagi perusahaan penanaman modal. Dalam hal ini, pemerintah harus bersikap adil sehingga pemerintah dapat pula berpihak kepada ekonomi kerakyatan, yang notabene adalah UKM. Perusahaan penanaman modal juga harus dapat mendukung program pemerintah dan mau berbagi dengan UKM, dengan melakukan pembinaan, fasilitasi, bahkan berbagi orderuntuk UKM.           
Causal Loop Diagram Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Terdapat 4 faktor yang sangat berpengaruh terhadap perubahan kinerja model yaitu kemitraan, kompetensi SDM, teknologi, dan kelembagaan.
faktor yang berpengaruh yang terdiri dari kemitraan, kompetensi SDM, teknologi dan kelembagaan ini digunakan untuk menentukan kebijakan yang paling optimal padakebijakan pengembangan industri kecil dan menengah

FAKTA PERMASALAHAN                                                                                                                          Fakta permasalahan yang terjadi yaitu pada pertumbuhan PDRB DKI Jakarta linier; industri kecil yang dipilih adalah industri manufaktur; generate data berdasarkan pada database DKI Jakarta dalam angka tahun 2007dan 2008; kemitraan diperoleh berdasarkan jumlah kemitraan yang ada di DKI Jakarta, dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat; kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) didasarkan pada tingkat pendidikan dari orang yang terlibat dalam kegiatan industri kecil dan menengah tersebut; serta kelembagaan didasarkan pada kualitas lembaga UKM dan kelengkapan struktur lembaga tersebut.                                                                              
        Skenario kebijakan model kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah di DKI Jakarta. Pada skenario model kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah di DKI Jakarta tidak merubah struktur model. Hal yang dilakukan adalah hanya merubah nilai parameter yang terdapat pada faktor yang berpengaruh (leverage) tidak sampai mengubah struktur model.
Sebelum Kebijakan :
Sebelum Kebijakan






 Sesudah Kebijakan


DISKUSI                                                                                                                                            Dalam pengembangan kawasan industri, diperlukan kelembagaan industri yang kuat, yang bisa dibina dengan memperkuat kelembagaan ekonomi pelaku industri di Jakarta. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang efektif agar para pengusaha industri dapat memanfaatkan program pembangunan yang ada secara berkelanjutan, melalui penumbuhan rasa memiliki, partisipasi, dan pengembangan kreativitas, yang disertai dukungan masyarakat lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan oleh seluruh masyarakat industri di DKI Jakarta. Kemudian Faktor yang menjadi prioritas kedua adalah pengembangan sumber daya ekonomi yang dkelola berdasarkan pada prinsip-prinsip seperti (1) Masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengambilan manfaatnya; (2) Masyarakat sebagai pengambil keputusan dan menentukan sistem pengusahaan dan pengelolaan yang tepat; (3) Pemerintah sebagai fasilitator dan pemantau kegiatan; (4) Kepastian dan kejelasan hak dan kewajiban semua pihak; (5) Kelembagaan pengusahaan ditentukan oleh masyarakat; (6) Pendekatan pengusahaan didasarkan pada ketersediaan teknologi. Sasaran yang menjadi prioritas ketiga adalah peningkatan produksi dan produktivitas industri. Hal ini dapat dicapai jika pemberdayaan kelembagaan industri dapat dioptimalkan.

KESIMPULAN                                                                                                                         Kesimpulan yang dapat ditarik dari “Implementasi Sistem Dinamik pada Pengembangan Pola Kemitraan Industri Kecil dan Menengah” adalah sebagai berikut. Pertama, faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan industri kecil dan menengah secara umum adalah faktor SDM, sumber daya ekonomi, dan sumber daya teknologi, di mana faktor yang paling berpengaruh untuk menunjang akselerasi pertumbuhan kecil dan menengah di DKI Jakarta, antara lain kemitraan, kompetensi SDM serta teknologi dan kelembagaan. Kedua, aktor yang memiliki prioritas utama dalam mendukung percepatan pertumbuhan industri kecil dan menengah adalah Pemerintah Provinsi.

SARAN                                                                                                                     
pemerintah baik pusat maupun daerah, harus melaksanakan kebijakan yang menjadi prioritas paling utama  antara lain                                       
(1) Program pembinaan kelembagaan industri kecil dan menengah                       
(2) Pengembangan program kemitraan industri kecil dan menengah dengan industri besar, para penanam modal dan perbankan                                                                                         
(3) Pengembangan klaster industry dan                                                                          
(4) Peningkatan dukungan pemerintah terhadap sektor industri kecil dan menengah yang berdasarkan kepada ekonomi kerakyatan.


DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, A. ( 1997). Pola kemitraan usaha kecil, menengah, dan besar di masa yang akan
            datang. Makalah dalam Temu Nasional Modal Ventura, Jakarta.
Anonim. ( 1997).  Kajian sistem perangsang kerjasama kemitraan industri di DKI Jakarta
, Jakarta: Dinas Perindustrian DKI Jakarta.
https://dsfindonesia.wordpress.com/system-dynamics/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.