.

Jumat, 20 November 2015

Mengurangi Keterbatasan Sumber Daya Bahan Baku dengan Reverse Logistics

Oleh: Azmi Muthi Azzahra
Abstrak
Reverse logistics saat ini menjadi salah satu alternatif terbaik yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi keterbatasan sumber daya bahan baku. Selain itu, reverse logistics terbukti dapat memberikan nilai ekonomi bagi para pelakunya Reverse Logistics menunjukkan semua operasi yang berkaitan dengan penggunaan kembali produk dan bahan.
Proses ini mencakup manajemen dan penjualan surplus, serta produk dikembalikan ke vendor dari pembeli. Reverse ini menyangkut semua operasi yang berhubungan dengan penggunaan kembali produk dan bahan. Ini adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, inventaris dalam proses, barang jadi dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik asal untuk tujuan merebut
kembali nilai atau tepat pembuangan. Lebih tepatnya, proses reverse logistics adalah proses pemindahan barang dari tempat akhir barang tersebut dengan tujuan untuk digunakan kembali atau untuk dibuang dengan benar.
Kata Kunci: Reverse Logistic, sumber daya bahan baku, surplus.
Abstract
Reverse logistics now become one of alternative best that can be considered to reduce the limited means raw materials. In addition,  reverse logistics prove to gives economic value for the culprit reverse logistics exhibiting all operations relating to the use of return the product and materials. This process includes management and sales surplus, as products returned to vendor from the buyer. Reverse this is concerning whole operation dealing with the use return the product and materials. This is the planning process, the implementation and control efficient, effective the flow of cost of raw materials, inventory in the process, goods so and information related to from the point consumption to the point of origin for the purpose of reclaim value or proper disposal. To be precise , the process reverse logistics is the relocation process goods from the place the end of the goods for the purpose of used back or to be thrown away in truth .



Mengurangi Keterbatasan Sumber Daya Bahan Baku dengan Reverse Logistics.
Bab 1. Pendahuluan
Dalam dunia industri tentunya kita membutuhkan suatu bahan baku agar kita mendapatkan produk yang kita inginkan. Karena semakin berkembangnya produk baik dalam maupun luar negeri maka kebutuhan akan sumber daya bahan baku pun semakin meningkat. Sedangkan pada kenyataan nya sumber daya bahan baku saat ini sangat terbatas. Tentunya diperlukan penanggulangan yang konkrit untuk menanggulangi masalah ini, yaitu dengan diterapkan nya metode Reverse Logistics. Reverse Logistics adalah salah satu pengaruh pengorganisasian dan pemanfaatan teknologi logistic dalam pengelolaan reverse logistics di perusahaan manufaktur. Metode ini dilakukan untuk merencanakan, mengaplikasikan, dan mengendalikan proses agar tercapai efisiensi.
Perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari setiap pengembalian produk dengan merancang rantai pasokan yang forward dan reverse. Pendekatan siklus hidup dapat memberi penekanan kepada perusahaan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam rangka mengelola rantai pasokannya. Menurut Xanthopoulos dan Likovou (2009), tujuan reverse logistics adalah untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui penanganan produk end-of-life yang efisien dan menguntungkan, sehingga selaras dengan aturan yang berkaitan dengan lingkungan. Sebuah pendekatan kolaboratif diajukan akan membuat tingkat pengumpulan untuk produk terpakai menjadi suatu potensi bagi para retailer.
Bab 2. Landasan Teori
2.1 Reverse Logistics
Terdapat beberapa definisi Reverse Logistics ditinjau dari segi proses dan tujuan aktivitasnya. Salah satunya adalah definisi yang disampaikan oleh Rogers dan Tibben-Lembke (1999). Pada intinya mereka mendefinisikan reverse logistics sebagai aktivitas untuk merencanakan, mengaplikasikan, dan mengendalikan proses agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material, persediaan, produk jadi, dan informasi terkait dari konsumen kembali ke manufaktur dengan tujuan untuk mendapatkan kembali nilai ekonomis produk atau untuk melakukan proses pembuangan yang tepat.
Reverse Logistics menunjukkan semua operasi yang berkaitan dengan penggunaan kembali produk dan bahan. Proses ini mencakup manajemen dan penjualan surplus, serta produk dikembalikan ke vendor dari pembeli. Reverse ini menyangkut semua operasi yang berhubungan dengan penggunaan kembali produk dan bahan. Ini adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, inventaris dalam proses, barang jadi dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik asal untuk tujuan merebut kembali nilai atau tepat pembuangan.
Dilain pihak, isu lingkungan menjadi salah satu motivasi terkuat untuk melakukan reverse logistic. Aktivitas utama dari reverse logistics adalah mengumpulkan produk yang akan diperbaharui dan melakukan redistribusi material baru yang dihasilkan.
2.2 Alasan Pengembalian Produk
Menurut Dekker (2004) produk dikembalikan atau dibuang dikarenakan produk yang dihasilkan tidak berfungsi secara baik atau dikarenakan oleh fungsi barang tersebut sudah tidak dibutuhkan. Dapat saya simpulkan bahwa terdapat tiga faktor pendorong yang dapat menimbulkan terjadinya reverse logistics yaitu:
1. Ekonomi Retur produk dapat dijadikan sumber untuk pemulihan nilai.
2. Perundang-undangan. Perundang-undangan yang dimaksud dimana ada suatu peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk memperbaiki produknya atau mengembalikan ke tempat asalnya.
3. Good-corporate citizenship Corporate citizenship mementingkan suatu nilai atau prinsip dimana dorongan dari organisasi atau perusahaan yang terlibat bertanggung jawab dengan reverse logistics.


Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang ada pada artikel ini maka dapat disimpulkan bahwa reverse logistics ini dapat  mengurangi keterbatasan sumber daya bahan baku, karena proses ini merupakan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efisien, efektif aliran biaya bahan baku, inventaris dalam proses, barang jadi dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik asal untuk tujuan merebut kembali nilai atau tepat pembuangan. Lebih tepatnya,  proses reverse logistics adalah proses pemindahan barang dari tempat akhir barang tersebut dengan tujuan untuk digunakan kembali atau untuk dibuang dengan benar.
3.2 Saran
            Pada umumnya di dalam proses reverse logistics ini, perusahaan manufaktur hanya mementingkan aktivitas reusable nya saja tanpa memerhatikan aktivitas recyclable (produk daur ulang). Sebaiknya, saat melakukan aktivitas reusable, aktivitas recyclable nya pun harus tetap berjalan, dalam rangka mengurangi biaya pembuangan dan perhatian terhadap produk yang ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
·         Gupta, S.M, (2004). Multi-criteria decision making for disassembly-to order system under stochastic yields. Environmentally Conscious Manufacturing IV, Proceedings of SPIE Vol. 5583 (SPIE, Bellingham, WA, 2004) 0277-786X/04/$15 · doi: 10.1117/12.572060
·         Karakayali, I. Emir Farinas, H. Akcali, E. (2007). An analysis of decentralized collection and processing of end-of-life products. Journal of Operations Management 25 : 1161 – 1183.
·         Kongar E, Gupta S.M. (2006). Disassembly to order system under uncertainty. Omega- International Journal of Management Science, 34, 550-561.
·         Ostlin K, Sundin E, Bjorkman M. (2008). Importance of closed loop supply chain relationships for product remanufacturing. International Journal Production Economics 115 ; 336-348.

·         Asmuni, Idris, dkk. (2014). Pengembangan Model Reverse Logistics Dengan Pendekatan Goal Programming Pada Produk Original Equipment Manufactures (OEMs). http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10685-Chapter1.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.