Pengertian jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya
dapat dikaitkan atau tidak dengan suatu produk fisik (Kotler, 2005:486).
Jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat yang kita beli dan gunakan tetapi tidak pernah memiliki (Solomon, 2003:7).
Jasa mencakup semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada saat bersamaan, dan nilai tambah yang diberikannya dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip tidak berwujud pada pembeli pertamanya (Zeithaml, 2003:3).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang ditawarkan pada pihak lain dan tidak berwujud tetapi bisa dinikmati manfaatnya.
Jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat yang kita beli dan gunakan tetapi tidak pernah memiliki (Solomon, 2003:7).
Jasa mencakup semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada saat bersamaan, dan nilai tambah yang diberikannya dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip tidak berwujud pada pembeli pertamanya (Zeithaml, 2003:3).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang ditawarkan pada pihak lain dan tidak berwujud tetapi bisa dinikmati manfaatnya.
Kualitas Jasa
Kualitas jasa sering
didefinisikan sebagai usaha pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaian jasa dalam rangka memenuhi harapan pelanggan. Menurut Wyckof dalam
Tjiptono (2005: 260) berpendapat bahwa Kualitas jasa merupakan tingkat
keunggulan (exellence) yang diharapkan dalam pengendalian atas
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain,
terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yakni, jasa yang
diharapkan (expected service) dan jasa yang dipersepsikan (perceived service).
Hal ini berarti ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (exspected service) dan jasa yang dipersepsikan (perceived service). Bila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan (exspected service), maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melebihi harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal. Akan tetapi bila jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa sangat bergantung pada kemampuan penyedia jasa menyediakan jasa kepada konsumen secara continue dan konsisten.
Hal ini berarti ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (exspected service) dan jasa yang dipersepsikan (perceived service). Bila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan (exspected service), maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melebihi harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal. Akan tetapi bila jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa sangat bergantung pada kemampuan penyedia jasa menyediakan jasa kepada konsumen secara continue dan konsisten.
Meningkatkan Kualitas Jasa
Dalam meningkatkan
kualitas jasa, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dan upaya tersebut juga
berdampak luas terhadap budaya organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor
yang perlu mendapat perhatian yaitu (Tjiptono, 2000:88):
1.
Mengidentifikasi
determinan utama kualitas jasa.
2.
Mengelola harapan
pelanggan.
3.
Mengelola bukti
kualitas jasa yang bertujuan untuk memperkuat
persepsi pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan.
4.
Mendidik konsumen
tentang jasa (membantu pelanggan dalam
memahami suatu jasa).
5.
Mengembangkan budaya
kualitas.
6.
Menciptakan Automating
Quality.
7.
Menindaklanjuti jasa
dalam membantu memisahkan aspek-aspek jasa
yang perlu ditingkatkan.
8.
Mengembangkan Sistem
Informasi Kualitas Jasa.
Strategi Kualitas Jasa/Layanan
Menurut Tjiptono (2000:132) stretegi kualitas jasa atau layanan
mencakup empat hal berikut:
1. Atribut layanan pelanggan
Adalah penyampaian layanan atau jasa
harus tepat waktu, akurat, dengan perhatian dan keramahan.
2. Pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa
Merupakan aspek penting dalam rangka menciptakan kepuasan
pelanggan. Faktor biaya, waktu menerapkan program, dan pengaruh layanan
pelanggan. Ketiga faktor ini merupakan inti pemahaman dan penerapan suatu
sistem yang responsive terhadap pelanggan dan
organisasi untuk pencapaian kepuasan optimum.
3. Sistem umpan balik untuk kualitas layanan pelanggan
Umpan balik sangat
dibutuhkan untuk evaluasi dan perbaikan berkesinambungan. Informasi umpan balik
harus difokuskan pada hal-hal berikut: memahami persepsi pelanggan terhadap
perusahaan, jasa perusahaan dan para pesaing; mengukur dan memperbaiki kinerja
perusahaan; mengubah bidang-bidang terkuat perusahaan menjadi faktor pembeda
pasar; mengubah kelemahan menjadi peluang berkembang, sebelum pesaing lain
melakukannya; mengembangkan sarana komunikasi internal agar setiap orang tahu
apa yang mereka lakukan; dan menunjukkan komitmen perusahaan pada kualitas dan
para pelanggan.
4. Implementasi
Sebagai bagian dari proses implementasi, manajemen harus
menentukan cakupan kualitas jasa dan tingkat layanan pelanggan sebagai bagian
dari kebijakan organisasi.
Pengukuran Kualitas Jasa
Tjiptono (2002: 96) mengatakan bahwa terdapat langkah – langkah
paraktis yang perlu diperhatikan dalam penilaian kualitas pelayanan yaitu
spesifikasi determinan kualitas pelayanan, perangkat standar kualitas yang
biasa diukur.
Mengukur kualitas pelayanan berarti mengevaluasi dan
membandingkan kinerja suatu pelayanan dengan seperangkat standar yang
ditentukan terlebih dahulu (tjiptono 2002:99). Adpaun rumus yang dikenal dengan
skor kualitas jasa Tjoptono (2001;99) yaitu:
a. Pengukuran harapan (expectation)
Merupakan pendapat atau opini
terhadap jasa – jasa yang diharapkan konsumen untuk mengungkapkan jasa – jasa
tersebut yang diberikan oleh perusahaan.
b. Ukuran kinerja (performance)
Merupakan perasaan konsumen terhadap kinerja dari perusahaan
yaitu dengan menilai perusahaan tersebut sudah benar- benar memiliki
karakteristik dalam setiap pernyataan.
c. Kepentingan (importance)
Merupakan perasaan konsumen terhadap derajat kepentingan setiap
karakteristik yang diungkapkan dalam keputusan konsumen dalam membeli jasa –
jasa.
d. Pengertian konsumen
Menurut Asauri (2004:90) ‘konsumen adalah orang yang memakai
barang atau mengkonsumsi produk yang dihasilkan atau dijual”. Sedangkan menurut
Manulang (2000:27) ‘konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang dan
jasa baik untuk kepentingan diri sendiri atau kepentingan orang lain”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen adalah
orang yang memakai barang atau mengkonsumsi produk dan jasa.
c. Kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen merupakan syarat penting yang harus
diperhatikan oleh para produsen dalam memasarkan produknya.Menurut Supranto
(1997:233) mengatakan bahwa :”kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Jadi
tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka konsumen akan tidak
puas. Sedangkan bila kinerja melampuai harapan, konsumen akan sangat puas”
d. Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono (1997:51) menyatakan “kualitas pelayanan
merupakan suatu kondisi dinais yang berhubungan dengan produk, jasa manusia,
proses dan lingkungan memenuhi atau melebihi harapan.
Terdapat lima
faktor utama yang menetukan kualitas pelayanan menurut Zeithaml, Berry dan
Parasuraman dalam buku Fandy Tjiptono (1996:70) yaitu:
1. Tangible,meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi yaitu meliputi :
● Kelengkapan fasilitas pelayanan
● Lokasi pelayanan
● Penampilan karyawan
2. Empathy, meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan dengan pelanggan, komunikasi yang baik, perhatian terhadap kebutuhan
para pelanggan, yaitu meliputi :
● Kemudahan menghubungi petugas
● Pemberian informasi yang dibutuhkan
● Ramah dalam memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial
● Memberikan perhatian penuh kepada pelanggan
3. Reliability, yakni kemampuan perusahaan
untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat, segera dan
memuaskan serta terpercaya yaitu meliputi :
● Pelayanan dilakukan dengan segera, akurat dan memuaskan
● Pelayanan selesai tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan
● Kehandalan karyawan menyelesaikan pelayanannya
● Pemenuhan janji karyawan
● Karyawan memiliki disiplin yang tinggi dalam menjalankan
tugasnya
● Pelayanan ditangani oleh orang yang ahli dibidangnya
4. Responsiveness, yaitu kemampuan dan
keinginan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas, yaitu meliputi :
● Pelayanan tepat waktu
● Cepat dan tanggap menangani kebutuhan konsumen
● Pengurusan nota pembayaran dilakukan dengan tepat dan cermat
● Ketanggapan karyawan dalam meberikan informasi yang
jelas
5. Assurance, mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki para staff yaitu
meliputi :
● Ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan
● Teliti dalam pekerjaan
● Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidangnya
● Memberikan garansi sesuai yang ditetapkan
Daftar Pustaka
·
Kotler, Philip. 2005.
Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia.
·
Salomon, R. Michael
dan Stuart, W. Elnora. 2003. Marketing Real People, RealChoices, International
Edition. Prentice Hall. New Jersey.
·
Tjiptono, Fandy. 2005.
Pemasaran Jasa, Edisi pertama. Malang: Bayu Media Publishing.
·
Tjiptono, Fandy. 2000.
Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.