LATAR
BELAKANG MASALAH
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur.
Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari
produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi,
desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal
ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang
lain pun akan terkena imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering
disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan
jadwal yang tepat. Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan
menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain harus dapat dirakit,
didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta
waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan
secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui
secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan
mikro (MC, MR, Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen
Keuangan (BEP).
Pengertian
Perencanaan Produk
Perencanaan
produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk
diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk
atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan
ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di
perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau
persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup
baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk
tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari
sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat
dan langsung.
terdapat
5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa
baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa
pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya
untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu
Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan
kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan
terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan
perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim
pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya
pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi
yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas
pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan
dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian
yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan
penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk
tersebut.
PPERANCANGAN
PRODUK
Kesuksesan
ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat
sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research
ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah
pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar
dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan
garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai,
dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan
terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan,
hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang
produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen
tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut
sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market
research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan
batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja
yang akan dipakai.
4. Menggambar
Produk
Dengan
menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen yang sudah
ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi.
Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi
lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3
dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia
dll.
5. Review
Produk
Produk
review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang
sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja.
Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti.
Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi
disana-sini.
6. 6. Membuat
Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara.
Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping,
desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus
pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah
umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi),
namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan
gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
7. 7. Uji
Coba
Sebelum
dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan,
dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus
untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu
didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat
dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar
saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat
tetap terjaga.
8. 8. Produksi
Masal
Dalam
produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. 9. Garansi
Garansi
adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang
tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk
mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.
PRODUCT LIFE CYCLE
Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/organisasi
dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal
(soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target
awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga
melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/
penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar, daur hidup produk itu di bagi
menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap
perkenalan (introduction).
pada
tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul
baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang
harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi
barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap
pertumbuhan (growth).
Dalam
tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif
tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan
meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap
kedewasaan (maturity)
Pada
tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan
pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba
pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan
perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan
ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi
persaingan.
4. Tahap
kemunduran (decline)
Hampir
semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau
keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang
baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno.
Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat
penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak
segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya
dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif
yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a.
Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b.
Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a
agar lebih efisien.
c.
Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan
sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
e.
Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Untuk
memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik
pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang
siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan
memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan
pemotongan harga.
@B18-Nova
BalasHapusKomentar : Artikel diatas sangat memberikan informasi yang berguna mengenai Perancangan Produk kepada pembaca.
Saran : Artikel terlalu panjang dan sulit untuk dimengerti.
@B23-YUNITA
BalasHapusKomen : ya saya setuju dengan artikel diatas bahwa kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan merancang produk nya.
Saran : Artikel lebih di ringkas lagi . Agar pembaca tidak bosan .
@B13-ALFAN
BalasHapusKomentar : Saya sependapat dengan artikel diatas karena perancangan produk adalah hal paling pertama kali dilihat oleh konsumen sehingga apabila dalam perancangan produk itu bagus maka akan mempengaruhi kesuksesan suatu produk.
Saran :
Artikel diatas perlu diringkas kembali dan diambil hal-hal pentingnya saja agar pembaca tidak jenuh dalam membaca artikel ini
@B09-YUSUF
BalasHapusArtikel yg sangat bermanfaat, namun disini blm dijelaskan bagaimana cara untuk menghindari atau meminilamisir gagal produk. Terkadang kita sebagai konsumen hanya melihat tampilan bagus harga murah tanpa melihat kualitas dan umur pemakaian suatu produk.
Saran. Tidak ada batasan masalah yg dibahas agar pembaca tau tujuan dari artikel ini.
@21-DJARWOTO
BalasHapusIsi artikel lengkap,tetapi pembahasan terlalu panjang,sebaiknya diringkas lagi inti pembahasannya
@B03-Eddy
BalasHapusIsi dari artikel cukup menarik untuk dibaca
Lebih baik di ringkas atau di ambil inti-inti dari pembahasannya supaya si pembaca tidak bosan
@B03-Eddy
BalasHapusIsi dari artikel cukup menarik untuk dibaca
Lebih baik di ringkas atau di ambil inti-inti dari pembahasannya supaya si pembaca tidak bosan
@B26-RAHTHINO
BalasHapusIsi artikel lengkap sehingga menambah wawasan saya dalam hal perancangan produk.
Saran: Dibikin lebih ringkas agar penyampaiannya lebih maksimal.