.

Senin, 16 Oktober 2017

Teknologi Solar panel untuk Memperoleh Air bersih


Teknologi Solar panel untuk Memperoleh Air bersih

Lebih dari 100 juta orang Indonesia kekurangan akses terhadap air minum bersih dan 150 juta lainnya amat potensial terancam dengan sumber air yang terkontaminasi.

Melalui teknologi alat pemroses air minum bersih yang memanfaatkan tenaga surya, bernama F CUBED, air berkualitas tinggi pun diperoleh secara mudah serta relatif murah. Pemurni air Carocell menghasilkan air minum berkualitas tinggi yang aman dari sumber manapun termasuk air laut, air tanah dan air yang tercemar atau tercemar. Ini juga menggabungkan teknologi
Zero Liquid Discharge (ZLD) saat panel Carocell dalam satu seri, yang mengubah limbah air garam menjadi air minum dan garam pecahan yang berharga (natrium klorida dan magnesium klorida - digunakan untuk penindikan debu di industri pertambangan).

Biaya rendah, kokoh, panel surya modular bisa di ground atau atap terpasang. Desainnya memungkinkan beberapa panel dihubungkan bersamaan untuk menghasilkan air suling dalam jumlah yang lebih banyak dari satu sumber tunggal. Panel dapat dipasok secara individu atau dalam jumlah besar. Panel tunggal sangat ideal untuk penggunaan keluarga, serangkaian panel akan menyediakan sebuah desa atau panel dapat dipasang sebagai peternakan air skala besar. Desain unik carocell memungkinkan curah hujan ditangkap dan dipanen juga.

Peningkatan efisiensi pemurni air (65% dengan efisiensi puncak di atas 80%) dari produk distilasi surya lainnya (30 - 40%) adalah kombinasi dari bahan berpemilik yang digunakan untuk secara dramatis meningkatkan suhu air umpan pada kolektor surya yang meningkatkan proses penguapan / kondensasi di dalam panel.

Selain itu, desain geometris yang canggih memungkinkan perawatan mudah dan kinerja optimal. Lingkaran konveksi alami yang mengendalikan diri memungkinkan pemulihan energi yang efisien. Teknologi ini diperkenalkan pada rapat koordinasi bertujuan mencari solusi air bersih, Kamis (15/3) di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta.

"Rapat koordinasi berikut presentasi ini sangat penting. Kita harus segera mendapat solusi atas masalah air bersih di berbagai daerah Indonesia, yang sudah tahap kritis," Sekretaris Menko Kesra, Prof. Indroyono menyampaikan dalam rapat tersebut.

Menurut Direktur Inovasi BPPT Ridwan Djamaludin, pemerintah Indonesia lewat BPPT, LIPI, Kemenkokesra bekerja sama dengan perusahaan Australia yang menemukan F CUBED.

F CUBED keluar dari asumsi masyarakat tentang solar cells. Karena biasanya orang berpikir tenaga matahari diubah menjadi tenaga listrik dulu kemudian menjadi energi untuk proses pemurnian. Sementara F CUBED tanpa menggunakan listrik.



Alat ini juga cukup sedehana, mudah diangkut, pemasangannya tak perlu listrik, dan bertahan hingga selama dua puluh tahun. Efisiensi panel surya rata-rata di atas 60%. Dikatakan Ridwan, dengan kemampuan tenaga surya, satu unit alat per tiga meter persegi mampu menghasilkan kurang lebih 15-20 liter air dan tidak menimbulkan biaya energi lain.

Oleh karenanya, alat ini memiliki potensi bagi daerah-daerah pedesaan, persawahan. pesisir, industri pertambangan yang rentan dengan kesulitan air bersih atau tercemari polutan tertentu.

Nilai tambah dari teknologi ini adalah kecenderungannya ramah lingkungan alias bisa menekan dampak lingkungan hidup yang mungkin terjadi.

Peter Johnstone, pencipta F CUBED menegaskan, teknologi ini didedikasikan pada masyarakat dunia untuk memproduksi, mengonservasi, dan mengolah kebutuhan air.

Untuk Indonesia sendiri, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa ada 30% yang sistem tubuhnya terganggu akibat menderita penyakit yang disebabkan air tidak bersih. Angka kematian anak oleh sebab yang sama sampai 20% per tahunnya.    

Sumber :
http://nationalgeographic.co.id/
https://janaloka.com/panel-surya-ini-mampu-menghasilkan-5-liter-air-per-hari/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.