Definisi ini tampaknya sangat luas tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu dalam rangka mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia. Sedangakan Toole memberikan definisi yang bunyinya agak terdengar lain yaitu bahwa “bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain”. Setelah seseorang berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi jalannya pekerjaan tersebut, akibatnya pekerjaan perlu dilakukan analisa dan perancangan. Faktor yang mengakibatkan keterbatasan pekerja , yakni keterbatasan panca indra dan fisik.
Literatur
tentang analisa perancangan kerja, kita tidak dapat lepas dari dua nama, yaitu
F.W. Taylor dan F.B. Gilberth , dari dua nama tersebut yang mengawali
pengembangan ilmu ini yang digabungkan sebagai suatu kesatuan , maka dikenal
sebagai Teknik Tata Cara Kerja atau Methods Engineering yang lebih dikenal secara umum adalah analisa & perancangan
kerja .
Dalam tahun 1918
metode FW Taylor mulai digunakan sebagai “ usaha penggunaan buruh minimal pada
setiap jenis pekerjaan melalui penelitian ilmiah untuk mendapatkan metode
pekerjaan terbaik pada setiap kasus. Sering kali , seorang pengawas diberi tanggung jawab penuh untuk
menghasilkan barang yang diminta oleh staf pengawas. Fungsi-fungsi perencanaan
secara informal dilakukan oleh staf
pengawas itu , juga tidak ada metode-metode standar ( metode kerja ditentukan masing-masing oleh
para pekerja yang didasarkan atas pengalaman dan peralatan yang tersedia). FW
Taylor memulai studi tentang pemotongan logam
, studi ini berlangsung selama 25 tahun , studi ini berakhir pada tahun
1907 dan dipublikasikan melalui catatan ASME . Analisis keperluan kerja dan
spesifikasi suatu metode untuk melakukan suatu operasi, pada saat ini
disebut dengan ‘ Perancangan Kerja” atau
“ Teknik Tata Cara” . Studi penyekopan dan penanganan besi kasar terutama
mengacu pada perancangan kerja. Taylor juga mempelopori apa yang sekarang ini
disebut sebagai “ Pengukuran Kerja”. Aktivitas ini mengacu pada pengukuran
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan bagi seorang operator.
Frank Gilbreth,
tertarik pada analisis gerakan dasar atas kegiatan manusia. Beliau
memperkenalkan analisis gerakan yang disebut micrmotion studies pada
pertemuan American Society of Mechanical
Engineers (ASME) Dia sangat berjasa
dalam usaha memberikan landasan untuk mengindentifikasi dan menganalisa
gerakan-gerakan dasar manusia pada saat melakukan kerja manual, yang kemudian
dia beri nama “ Therbligs”
Pada tahun
1924 hasil penelitiannya sangatlah
terkenal dengan membagi pekerjaan menjadi elemen-elemen gerakan dasar.
Elemen-elemen gerakan dasar yang dikembangkan berjumlah 17 gerakan dasar dan
dengan elemen-elemen gerakan dasar inilah perbaikan perbaikan dilakukan.
Studi Kerja
Banyak pekerjaan
diselesaikan lebih lama dari waktu yang sepantasnya dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pada pabrik misalnya, bentuk suatu produk kadangkala
sedemikian rupa sehingga sulit untuk dikerjakan atau kurang jelas/kurang baik
metode kerja dapat memperpanjang waktu kerja. Tata letak peralatan atau keadaan
ruang tempat kerja yang kurang baik, merupakan penyebab lain terjadi
keterlambatan . Pekerja juga merupakan unsur yang bisa memperlambat kerja juga,
misalnya kurang disiplin atau kurang gairah kerja akibat kurang baiknya
motivasi kerja.
Dalam ruang
lingkup yang lebih luas, pihak manajemen sendiri pun harus bertanggung jawab
untuk mengatasi pemborosan waktu kerja, antara lain yang disebabkan oleh kurang
baiknya penjadwalan / rencana kerja, kebijakan lain yang harus berperan dalam
mengelola sumber daya perusahaan/industri.
Secara umum ,
studi kerja adalah penelaahan secara sistimatik terhadap pekerjaan, dengan
maksud untuk :
1.
Mengembangkan sistem dan metode
kerja yang lebih baik.
2.
Membakukan sistem dan metode
kerja yang sudah baik.
3.
Menetapkan waktu baku untuk
pekerjaan tersebut.
4.
Membantu melatih pekerja dengan
berbagai pekerjaan yang telah diperbaiki.
Dasar unsur
pokok studi kerja adalah :
Perancangan
metode kerja (method design) , dimaksudkan untuk menetapkan tata cara kerja
atau menyederhanakan pekerjaan dan mengusulkan cara yang lebih baik.
Pengukuran
kerja (work measurement) , ditujukan untuk menetapkan
waktu penyelesaian suatu pekerjaan secara pantas oleh pekerja yang normal
dengan metode kerja yang sudah dirancang
dengan baik.
Secara umum
pelaksanaan studi kerja mengikuti delapan tahapan, yakni :
Pemilihan
pekerjaan yang hendak diteliti.
Pencatatan
segala fakta mengenai pekerjaan kedalam bentuk yang memudahkan untuk dianalisis
lebih lanjut.
Mempelajari
secara seksama catatan yang telah
dibuat, dan mempertanyakan segala
sesuatu mengenai pekerjaan untuk membuka
peluang bagi perbaikan metode kerja.
Pengembangkan /
perancangan alternatif metode kerja yang lebih baik (berupa usulan).
Perhitungan
prestasi atau waktu baku untuk masing-masing metode kerja yang diusulkan.
Pemilihan metode
kerja yang akan digunakan , kemudian menyusun petunjukan pelaksanaannya,
berikut data prestasi atau waktu baku yang sesuai.
Pemberitahuan
metode kerja yang baru.
Pengawasan agar
metode kerja tersebut selalu dijalankan sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya.
Suatu hal
penting pada saat berdirinya suatu pabrik baru atau saat penerapan metode kerja
baru, adalah perlunya mempertimbangkan jangka waktu tertentu yang diperlukan
oleh tenaga kerja untuk beradaptasi dengan situasi baru. Pada saat tenggang
waktu ini , tentunya kecepatan produksi sistem tenaga kerja tersebut relatif
lambat dibandingkan dengan keadaan normal (ketrampilan normal). Pada umumnya ,
semakin biasa orang dengan situasi kerjanya, akan makin cepat kerjanya. Dengan
kata lain, makin pengalaman dia, akan makin cepat kerjanya. Namun demikian ,
kecepatan kerja seseorang akan dibatasi oleh ketrampilannya, sehingga pada
suatu saat , kecepatan kerjanya akan mencapai titik yang stabil.
Dari
perkembangan studi kerja dimasa lampau , maka terjadi perubahan pola kerja yang
mengakibatkan juga terjadi perubahan dari masyarakat, sehingga
perubahan masyarakat diklasifikasikan, yakni :
Perubahan
Masyarakat.
Perubahan
masyarakat dalam arti luas diartikan sebagai perubahan atau perkembangan dengan
arti positif maupun negatif.
Pada umumnya
motivasi untuk merubah memiliki kaitan dengan kemajuan teknologi.
Kemajuan
teknologi tidak saja mempengaruhi ilmu pengetahuan akan tetapi juga merubah
pola hidup manusia dan struktur sosial secara keseluruhan.
Pengertian dan
Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja
Setelah lintasan
sejarah teknik tata cara kerja dikemukakan diatas yang tiada lain menunjukan
latar belakang berkembangnya dan dikembangkannya ilmu ini, kiranya perlu
dibicarakan pengertian/definisi dan ruang lingkup untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.
Teknik Tata Cara
Kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan perinsip - perinsip
untuk mendapatkan rancangan (design) terbaik dari sistem kerja. Teknik-teknik dan perinsip – perinsip ini
digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifatnya
dan kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta linkungan
kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas
tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan , tenaga yang dipakai serta
akibat – akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya.
Teknik Tata Cara
Kerja merupakan hasil perpaduan teknik-teknik pengukuran waktu dan perinsip–perinsip studi gerakan, tetapi
juga banyak menyangkut prinsip lain dalam perancangan sistem kerja seperti perancangan tata letak tempat kerja
dan peralatan dalam lingkungannya dengan manusia pekerjanya.
Yang dicari
dengan teknik-teknik dan perinsip–perinsip ini adalah sistem kerja yang terbaik
yaitu yang memiliki efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Sistem kerja itu sendiri terdiri dari empat komponen ,
yakni manusia, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja seperti masin dan
pekakas pembantu, lingkungan kerja, seperti ruangan dengan udaranya dan keadaan
pekerjaan- pekerjaan lain disekelilingnya. Artinya komponen-komponen itulah
yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Dengan menggunakan
teknik-teknik dan prinsip-prinsip yang disebut diatas komponen-komponen diatur
sehingga berada dalam komposisi dalam suatu komposisi yang memungkinkan
tercapainya tujuan tersebut.
Bila kita tinjau
lebih lanjut maka ruang lingkup ilmu teknik tata cara kerja dapat dibagi
kedalam dua bagian besar masing-masing pengaturan kerja dan pengukuran kerja.
Pengaturan kerja
berisikan prinsip-prinsip mengatur komponen-komponen sistem kerja untuk
mendapatkan alternatif – alternatif
sistem kerja yang lebih baik.
Jadi pada bagian pengaturan ini kita dipersenjatai dengan
prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan diusahakan pelaksanaannya. Macam pekerjaan yang terdapat disekeliling
kita begitu banyaknya, dengan masing-masing mempunyai
krakteristik-krakteristik
sendiri-sendiri sehingga tidak mungkin untuk menyususn rumus tunggal
untuk semua dengan jawaban atas pertanyaan ‘ sistem mana yang terbaik “ dapat langsung diperoleh.
Setelah
mendapatkan beberapa alternatif terbaik, langkah berikutnya adalah memilih
salah satu diantaranya yang terbaik. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan mudah
karena kita dapat begitu saja menentukannya, sebab antara satu alternatif
dengan lainnya sangat berdekatan , ataupun satu nampak mempunyai kelebihan disatu segi tetapi kelemahan dilain segi,
sementara alternatif lainnya memiliki kelebihan dan kelemahan pada segi yang
berlawanan. Kesulitan inilah yang menyebabkan perlu dilakukan pengukuran
terhadap masing-masing alaternatif.
Ada empat
kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentang kebaikan suatu
alternatif kerja , yaitu waktu, tenaga.
psikologi dan sosiologi. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika sistem
ini memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat , tenaga yang diperlukan
untuk penyelesaian sangat sedikit. Dan akibat-akibat psikologi dan sosiologi yang ditimbulkan
sangat minim. Berdasarkan kriteria - kriteria inilah alternatif-alternatif
sistem kerja dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Penggunaan
Teknik Tata Cara Kerja
Sering kali
pimpinan perusahaan pada tingkat manapun tidak menyadari tentang selalu adanya
kemungkinan-kemungkinan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem kerja
karena tidak mengetahui adanya prinsip-prinsip dan teknik teknik untuk itu ,
ataupun berpendapat bahwa sistem yang ada sudah baik hanya karena setiap orang
karena setiap orang telah terbiasa dan telah menerima sistem tersebut. Disamping melalui perbaikan-perbaikan sistem
kerja , teknik dan tata cara kerja
memberikan keuntungan melalui berbagai jalur lain, misalnya dalam penjadwalan
produksi dimana diperlukan pengetahuan tentang berapa lamanya berbagai kegiatan
kerja diselesaikan. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk penjadwalan dan
mengatur pembebanan mesin dan tenaga kerja dan semuanya ditujukan untuk
mendapatkan keadaan yang optimal. Lebih jauh lagi waktu penyelesaian yang
sebenarnya merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan sistem kerja yang lebih baik. Dengan demikian terlihatlah bagaimana teknik-teknik dan perinsip–perinsip dalam
teknik tata cara kerja berperan dalam perencanaan dan perancangan kegiatan
produksi.
Sesuatu hal yang
sering kali merupakan penghambat terlaksananya perubahan-perubahan
(perbaikan-perbaikan) ini adalah ketidak
sediaan pekerja menerimanya.
Memang hal ini
harus disadari karena hampir untuk setiap usaha merubah suatu keadaan, apa lagi
yang sudah mapan, akan mendapat tantangan, dan hal ini adalah sesuatu yang
wajar . Kecurigaan bahwa cara baru akan
memberatkan pekerja adalah salah satu sebab adanya tantangan. Sebab lain adalah
keengganan untuk merubah kebiasaan yang telah dirasakan enak dan menyatu dengan diri pekerja . Sering kali
sistem kerja telah begitu lama berjalan sehingga pekerja betul-betul telah
terbiasa sehingga perbaikan yang menuntut perubahan-perubahan kebiasaan
dirasakan sebagai sesuatu yang menyulitkan. Untuk mengatasi hal-hal seperti
ini pimpinann perusahaan perlu
memberikan penjelasan - penjelasan yang
cukup tentang kebaikan dari sistem kerja yang direncanakan. Khususnya untuk
pekerja-pekerja yang berada pada tingkat
terbawah, penjelasan perbaikan akan menguntungkan pekerja-pekerja itu sendiri
juga perusahaan, coba , jelaskan ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.