1. Definisi dan Pengertian Rekayasa Nilai
Beberapa definisi yang menjelaskan tentang Value Engineering secara umum merupakan teknik perancangan sistem yang sistematis dengan menggunakan teknik-teknik untuk mengidentifikasi fungsi - fungsi yang diperlukan, menerapkan nilai-nilai dan mengembangkan alternatif-alternatif sehingga tercapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya keadaan dan performansi dari suatu sistem atau produk.
a. Lawrence D. Miles
Suatu pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan.
b. Society of American Value Engineering
Suatu teknik yang diterapkan secara sistematis untuk menentukan fungsi suatu produk atau jasa, menentukan nilai moneter dari fungsi tersebut serta memenuhinya dengan biaya total minimum.
c. Zeimerman dan Hart
Suatu teknik dan manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya dan peformansi dari suatu produk.
2. Karakteristik Rekayasa Nilai
Rekayasa mempunyai karakteristik (Zimerman, L.W and Hart, 1982) sebagai berikut:
a. Berorientasi fungsi, perancangan dimulai dengan identifikasi fungsi-¬fungsi yang dibutuhkan.
b. Pendekatan sistematis, perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh dimensi permasalahan.
c. Multi disiplin, perancangan melibatkan berbagai keahlian.
d. Berorientasi pada siklus hidup produk, analisa mencakup keseluruhan siklus hidup produk.
e. Pola pikir kreatif, proses perancangan harus dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah kreatif.
3. Prinsip Dasar Rekayasa Nilai
Pada dasarnya suatu produk dirancang dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan kepada konsumen pemakai produk tersebut. Atribut yang terdapat pada produk yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen pemakainya dinamakan fungsi (value) sering terjadi, para perancang produk menciptakan fungsi-fungsi pada produk secara berlebihan sehingga adanya fungsi-fungsi yang tidak/kurang dibutuhkan ini berakibat timbulnya biaya tambahan yang tidak dikehendaki. Value dapat dinyatakan dengan memperbandingkan performansi dengan biaya,dengan rumus sebagai berikut:
VALUE = (performasi/biaya)
4. Konsep Nilai
Nilai mempunyai banyak pengertian, Webster mendefinisikan bahwa nilai adalah sesuatu yang umum dinyatakan sebagai perbandingan dengan yang lain. Pengertian nilai dalam rekayasa nilai terutama menyangkut nilai-nilai biaya (cost value), tukar (exchange value), kebanggaan (esteem value) dan niali guna (use value). Falsafah dasar rekayasa nilai adalah nilai maksimum diperoleh bila fungsi yang perlu (esensial) dicapai pada ongkos minimum. Atau bisa juga dikatakan bahwa nilai merupakan rasio antara performansi yang ditampilkan oleh suatu produk dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk tersebut.
Performansi yang dimaksud disini mempunyai pengertian keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari fungsi-fungsi suatu produk. Sedangkan biaya adalah jumlah uang, waktu, tenaga, bahan dan lain-lain yang diperlukan untuk memperoleh suatu produk baik berupa barang atau jasa. Secara matematis dapat ditulis sebagai :
VALUE = (performasi/biaya)
Persamaaan ini juga menggambarkan perbedaan mendasar antara rekayasa nilai dan penurunan ongkos (cost reduction) biasa, yaitu bahwa menaikkan nilai tidak harus menurunkan ongkos. Nilai dapat juga dinaikkan dengan peningkatan performansi. Jadi rekayasa nilai kemungkinan tidak mengusahakan penurunan ongkos, tetapi perbaikan dalam performansi yang menyebabkan kenaikan harga nilai.
Rekayasa nilai adalah suatu teknik perbaikan yang menggunakan suatu pendekatan yang sistematik dan terorganisir untuk mencari fungsi terbaik dengan menyeimhangkan antara biaya dan performansi fungsi dari suatu sistem atau produk. Electronic Industries Association (EIA) Value Engineering Commitee memberikan definisi rekayasa nilai alternatif desain sebagai berikut :
Rekayasa nilai adalah penerapan secara sistematik teknik-teknik yang :
1. Mengidentifikasi fungsi dari produk atau pelayanan (service)
2. Menetapkan nilai untuk fungsi tersebut
3. Berusaha keras memberi fungsi tersebut pada ongkos total terendah tanpa penurunan performansi
Definisi operasional rekayasa nilai yang disarankan oleh HELLER adalah:
Rekayasa Nilai dilakukan secara sadar dan merupakan penerapan secara sistematik dari sekumpulan teknik yang mengidentifikasikan fungsi yang dibutuhkan, penetapan nilai untuk fungsi tersebut, dan mengembangkan alternati - ¬alternatif yang dapat melakukan fungsi dengan ongkos minimum.
Studi nilai bertujuan untuk memaksimumkan nilai melalui rasio performansi terhadap biaya, yang bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
l. Menurunkan performansi dan biaya, dimana penurunan performansi lebih kecil dari penurunan biaya.
2. Performansi tetap, biaya diturunkan.
3. Performansi dinaikkan, biaya diturunkan.
4. Performansi dinaikkan, biaya tetap.
5. Performansi dan biaya dinaikkan, dengan kenaikan performansi lebih besar daripada kenaikan biaya.
Dalam perancangan jaringan distribusi tenaga listrik butir-butir 2 dan 3 diatas lebih mungkin diupayakan melalui penurunan biaya peralatan/perlengkapan, sedangkan performansi dijaga tetap atau ditingkatkan.
Penerapan rekayasa nilai diberbagai proyek sering kali rancangannya masih kurang optimal yang disebabkan oleh beberapa kendala, antara lain adalah :
• Informasi yang tidak memadai
• Keterbatasan waktu, dana dan keahlian
• Aspek kebiasaan (habit) yang berkelanjutan
• Orientasi rancangan yang mengabaikan kebutuhan
• Lingkungan yang kurang kondusif bagi tumbuhnya kreatifitas kurangnya wawasan biaya (cost consciousness)
Dalam rekayasa nilai, yang diperhitungkan hanya nilai ekonomisnya saja yaitu meliputi :
a. Nilai guna
Menunjukkan tingkat kegunaan dan pelayanan atau fungsi yang dapat diberikan oleh sistem.
b. Nilai prestise
Sesuatu yang membuat produk tersebut diinginkan konsumen disamping nilai gunanya
c. Nilai Tukar (Exchange Vane)
Menunjuikkan ukuran pengeluaran keuangan yang dipakai konsumen untuk memiliki produk tersebut.
d. Nilai Biaya (Cost Value)
Merupakan jumlah uang yang digunakan produsen untuk membuat produk tersebut.
5. Pengertian Fungsi dan Kriteria
Fungsi pada dasarnya dapat diartikan sebagai kegunaan atau manfaat yang diberikan produk kepada pemakainya untuk memenuhi suatu atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Secara umum fungsi dapat dibedakan menjadi tiga jenis :
1. Fungsi Dasar (fungsi primer)
Fungsi ini merupakan identitas dari produk sehingga tanpa fungsi dasar atau pokok ini tidak akan mempunyai kegunaan sama sekali
2. Fungsi Pendukung (fungsi sekunder)
Fungsi ini melengkapi fungsi dasar agar produk mempunyai performansi yang lebih baik, fungsi sekunder ini mungkin saja diperlukan dan mungkin saja tidak.
3. Fungsi Estetis
Fungsi estetis ini berkaitan dengan nilai keindahan.
Kriteria adalah ukuran keberhasilan dalam menilai performansi suatu produk, misalnya kriteria daya pendukung keindahan keamanan.
Sumber:
http://sangpenyampai.blogspot.co.id/2010/04/rekayasa-nilai-sebuah-definisi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.