.

Rabu, 09 Desember 2015

PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI INDONESIA

Nuklir berasal dari kata Nucleus yang berarti inti atom Inti atom terdiri dari Proton dan Neutron. Jadi nuklir adalah ilmu yang mempelajari reaksi yang terjadi di inti atom. Reaksi nuklir terbagi dua, yaitu raksi fusi nuklir dan fisi nuklir (meghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia). 
 Energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir sangatlah besar. Contohnya jika dibandingkan dengan batu bara yang merupakan bahan bakar fosil yang digunakan paling luas untuk menghasilkan listrik,  hasil pembakaran dari batu-bara sebagian besar dari reaksi kimia C + O–> CO2, sedangkan energi Nuklir yang dihasilkan dari reaktor daya PLTN umumnya berasal dari reaksi neutron + uranium235 –> fisi. Jadi jika dilihat dari hal energi yang dihasilkan, energi yang dibangkitkan dari reaksi kimia untuk tiap pembakaran atom karbon adalah  4 eV  sementara untuk fisi uranium dihasilkan 200 juta eV alias 200 MeV.
Selain energi yang besar, manfaat dari penggunaan energi nuklir juga bisa diaplikasikan dalam dunia medis seperti sinar-X dan kamera gamma. Energi nuklir juga bisa dimanfaatkan di bidang industri, baik itu industri pertambangan, industri kertas, dan pertanian. Energi nuklir juga menguntungkan jika ditinjau dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan unsur berbahaya, seperti logam berat (cadmium, plumbum, arsen), emisi gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat membantu mengurangi hujan asam dan pembatasan emisi gas rumah kacaDisamping begitu besarnya manfaat dari teknologi Nuklir, terdapat potensi bahaya  di dalamnya yang berupa bahaya radiasi pengion. Karena itulah penguasaan akan teknologi Nuklir sangatlah penting sehingga kita bisa menggunakannya untuk kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mampu menekan bahaya dan pula resikonya.
Pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia sudah memiliki sejarah panjang. Di Indonesia, institusi yang menangani kegiatan penguasaan dan pemanfaatan teknologi nuklir adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), sedangkan institusi untuk pengawasan pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan teknologi nuklir dibentuk Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). BATAN saat ini sudah berkembang menjadi lembaga penelitian yang besar, memiliki fasilitas yang canggih dan lengkap, serta didukung dengan sumberdaya manusia yang cukup besar. Fasilitas penelitian BATAN tersebar di berbagai daerah, yaitu di Pasar Jumat, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Serpong. Fasilitas penelitian nuklir yang paling lengkap berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong. Di kawasan ini terdapat beberapa fasilitas penelitian utama yang dimanfaatkan untuk meningkatkan penguasaan teknologi tinggi dalam mengantisipasi terhadap pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik, diantaranya adalah reaktor nuklir, instalasi fabrikasi elemen bakar reaktor, instalasi keselamatan dan pengolahan limbah radioaktif. Fasilitas penelitian lain sebagai pendukung kegiatan litbang nuklir adalah di Yogyakarta. Di kawasan penelitian ini terdapat reaktor penelitian dengan daya kecil yang digunakan untuk pelatihan bagi calon-calon operator reaktor. Fasilitas ini sangat penting untuk menyiapkan para operator yang akan ditugaskan untuk mengoperasikan reaktor yang sekarang sudah ada dan untuk mengantisipasi rencana pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mendatang. Sedangkan fasilitas nuklir di Bandung lebih banyak dimanfaatkan untuk pembuatan radioisotop yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
          Kesimpulannya, dengan pengelolaan yang baik dan profesional, nuklir bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan lagi. Asalkan bisa mengoptimalkan pemanfaatan energi nuklir dan meminimalisir dampaknya, nuklir dapat menjadi solusi bagi masalah kelangkaan energy alternative di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.