.

Sabtu, 01 Oktober 2016


HUBUNGAN ANTARA KNOWLEDGE SHARING CAPABILITY
ABSORPTIVE CAPACITY DAN MEKANISME FORMAL : STUDI KASUS INDUDTRI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI INDONESIA

Penulis : Luciana Andrawina, Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Jurusan teknik      Industri, Institut Teknologi Bandung.
Nama Jurnal : Jurnal Teknik Industri  Vol. 10 No.2, Desember 2008,Institut Teknologi Bandung :158-170.



Latar Belakang Masalah
Kesuksesan perusahaan menghasilkan keunggulan bersaing tergantung pada kemampuan perusahaan mengakui sisi dan mengasimilasi pengetahuan dan mentransformasi dan mengeksploitasikan pengetahuan. Diamana  saat ini pengetahuan dipandang sebagai sumber daya stategis yang penting bagi perusahaan untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing. Sedemikian pentingnya peran pengetahuan dalam perusahaan yang dapat memproduksi pengetahuan yang  baru secara berkelanjutan yang mampu mencapai posisi lebih baik untuk memiliki competitive advantage. Terdapat suatu anggapan bahwa kinerja perusahaan akan meningkat apabila karyawan di dalamnya melakukan knowledge sharing, dalam arti berbagi informasi, praktek yang efektif,wawasan, pengalaman, preferensi, hal-hal yang dipelajari. Knowledge sharing berpengaruh terhadap absorptive capacity para karyawan (Liao et al., 2007).
Melalui knowledge sharing akan membentuk potensi besar terhadap stock knowledge yang dimiliki oleh karyawan untuk bersinergi membentuk pemahaman baru. Proses knowledge sharing dianalogikan dengan transmisi pengiriman pesan pada proses komunikasi, yaitu dari pengirim kepada penerima. Pernyataan di atas memberikan gambaran bahwa penambahan stock knowledge untuk proses transfer akan bertambah terhadap pihak penerima. Maka disaat kedua belah pihak melakukan aktivitas aktif, penambahan stock knowledge akan didapat oleh kedua belah pihak baik pengirim maupun penerima, karena terjadi interaksi. Adanya aktivitas mendonasikan pengetahuan (donating knowledge) dan mengumpulkan pengetahuan (collecting knowledge) dapat memunculkan pemahaman baru sebagai kemampuan perusahaan untuk mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan.

Masalah
*      Kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan knowledge collecting  akan berpengaruh positif terhadap potential absorptive capacity.
*      Kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan
*      Hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahu dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan dimoderasi oleh mekanisme formal


Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan menguji secara empirik bagaimana sebenarnya hubungan antara kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) dengan memfokuskan pada aktivitas dan perilaku berbagi pengetahuan para karyawan, absorptive capacity, dan mekanisme formal.

Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode  Pendekatan Kualitatif  ( Metode Studi kasus )
Metodologi penelitian (Operasionalisasi Variabel, Pengukuran, Sample Penelitian, Validitas dan Reliabilitas ).

Hasil Penelitian
Terdapat hubungan antara knowledge sharing capability dan absorptive capacity. kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan knowledge collecting dengan karyawan lain berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan untuk mengakusisi dan mengasimilasi pengetahuan. Kemampuan perusahaan untuk mengakusisi dan mengasimilasi pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan. Mekanisme formal sebagai struktur formal yang memfasilitasi pengidentifikasian dan pendistribusian informasi dalam perusahaan sebagai variabel yang memoderasi terbukti mempengaruhi secara signifikan.
Studi kasus dilakukan pada industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Sampel penelitian adalah karyawan di perusahaan-perusahaan pada industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pada beberapa perusahaan yang memiliki departemen knowledge management dan human capital, maka responden penelitian berasal dari departemen tersebut. Kondisi ideal adalah apabila setiap pernyataan yang berhubungan dengan lingkungan kerja dijawab oleh individu yang bekerja di lokasi kerja tersebut dan setiap perusaahaan dapat diwakili oleh beberapa responden untuk dapat mendekati kondisi nyata di masing-masing lingkungan kerja.Sehingga tetap dapat memperoleh gambaran atau persepsi mengenai kenyataan yang terjadi di lingkungan kerja. Karakteristik responden yang digunakan adalah karyawan dengan tingkat jabatan asisten manajer atau manajer, yang telah bekerja minimal dua tahun. Pertimbangan ini dibuat berdasarkan artikel Office of Personal Management (2005), bahwa masa kerja satu tahun merupakan masa kerja yang cukup memadai agar seorang individu mampu memahami lingkungan kerja dengan baik. Berdasarkan hal ini, diharapkan responden dapat mempersepsi elemen-elemen yang menjadi indikator variabel penelitian dengan tepat.
Perusahaan-perusahaan pada industri teknologi informasi dan komunikasi memiliki kemampuan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan para karyawannya. Hasil dari pengolahan dapat diketahui bahwa para responden menyatakan setuju bahwa pendidikan dan pelatihan yang diperoleh karyawan sangat berperan dalam mewujudkan atau  merealisasikan pengembangan bisnis perusahaan. Untuk program pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan karyawan. Sementara itu bagi perusahaan-perusahaan pada industri teknologi informasi dan komunikasi, ide-ide atau gagasan-gagasan kreatif yang dapat diterapkan untuk pengembangan produk, tidak diperoleh karena adanya rotasi kerja yang dilakukan di perusahaan. Sehingga dari enam elemen mekanisme formal, hanya lima elemen yang memoderasi hubungan antara kemampuan perusahaan mengakusisi dan mengasimilasi dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan mengeksploitasi.

Riview / Komentar
Penelitian ini memiliki batasan, hanya untuk industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, sehingga hasilnya mungkin berbeda dengan industri lain, dikarenakan perbedaan dalam lingkungan ataupun karakteristik lain. Dari hasil penelitian ini diperoleh informasi, para karyawan akan memberikan pengetahuan yang dimiliki apabila diminta. Hal ini sebagai informasi awal yang bisa mendorong pihak perusahaan untuk mencari cara bagaimana memberikan stimulus kepada karyawan untuk mau berbagi sesama rekannya. Mekanisme formal sebagai mekanisme struktur formal yang memfasilitasi pendistribusian pengetahuan. Sehingga untuk kepentingan meningkatkan kemampuan mengeksploitasikan pengetahuan, perusahaan dapat mencari upaya meningkatkan efektivitas penelitian dan pengembangan dan aktivitas sumber daya manusia yang sesuai. Batasan lain dari penelitian ini adalah persepsi yang seharusnya diperoleh dari bagian yang berhubungan langsung dengan variabel yang diukur tidak dapat dipenuhi karena kendala atau keterbatasan di lapangan. Saran untuk penelitian lanjut dapat dilakukan pada industri lain atau melakukan penelitian dengan unit analisis individu.

Abstrak Jurnal
Pengetahuan saat ini dipandang sebagai sumber daya strategis yang penting bagi perusahaan untuk dapat memiliki keunggulan bersaing. Kesuksesan perusahaan menghasilkan keunggulan bersaing tergantung pada kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan (potential absorptive capacity) dan mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (realized absorptive capacity). Penelitian ini mengajukan tiga hipotesis dengan mengolah data sampel dari 114 perusahaan pada industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa knowledge sharing capability berpengaruh signifikan terhadap potential absorptive capacity, kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mentransformasi dan mengeksplotasi pengetahuan. Hubungan antara potential absorptive capacity dan realized absorptive capacity dimoderasi oleh mekanisme formal.

Daftar Pustaka
Baggozzi, R.P., and Yi, Y., 1988. “On the Evaluation of Structural Equation Models.” Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 16, p. 74-94.
Hooff, V.D., and Ridder, J.A., 2004. “Knowledge Sharing in Context: The influence of Organizational Commitment, Communication Climate and CMC use on Knowledge Sharing.” Journal of Knowledge Management, Vol. 11, No. 1, p.13-24.
Bollinger, A.S., and Smith, R.D., 2001. “Managing Organizational Knowledge as a Strategic Asset.” Journal of Knowledge Management, Vol. 5, No. 1, p. 8–18.
Cohen, W.M., and Levinthal, D.A., 1990. “Absorptive Capacity: A New Perspective on Learning and Innovation.” Administrative Science Quarterly, Vol. 35, p. 128-152.
Guilford, J.P., 1979. Psychometric Methods, McGrawHill, New York.
Joreskog, K., and Sorbom, D., 1993. Lisrel 8: Structural Equation Modeling with the SIMPLIS Command Language, Scientific Software International.


1 komentar:

  1. @C33-TRI

    artikel yang bagus. Sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk saya. Namun kenapa tidak ada diagram gambar?.. Biasanya dalam sebuah penelitian terdapat diagram atau gambarnya

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.