HUBUNGAN ANTARA
KNOWLEDGE SHARING CAPABILITY
ABSORPTIVE
CAPACITY DAN MEKANISME FORMAL : STUDI KASUS INDUDTRI TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DI INDONESIA
Penulis : Luciana Andrawina, Program
Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Jurusan teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.
Nama Jurnal : Jurnal Teknik Industri Vol. 10 No.2, Desember 2008,Institut
Teknologi Bandung :158-170.
Latar Belakang
Masalah
Kesuksesan
perusahaan menghasilkan keunggulan bersaing tergantung pada kemampuan perusahaan
mengakui sisi dan mengasimilasi pengetahuan dan mentransformasi dan
mengeksploitasikan pengetahuan. Diamana saat ini pengetahuan dipandang sebagai sumber
daya stategis yang penting bagi perusahaan untuk dapat memiliki keunggulan
dalam bersaing. Sedemikian pentingnya peran pengetahuan dalam perusahaan yang
dapat memproduksi pengetahuan yang baru
secara berkelanjutan yang mampu mencapai posisi lebih baik untuk memiliki
competitive advantage. Terdapat suatu anggapan bahwa kinerja perusahaan akan meningkat
apabila karyawan di dalamnya melakukan knowledge sharing, dalam arti berbagi
informasi, praktek yang efektif,wawasan, pengalaman, preferensi, hal-hal yang
dipelajari. Knowledge sharing berpengaruh terhadap absorptive capacity para
karyawan (Liao et al., 2007).
Melalui
knowledge sharing akan membentuk potensi besar terhadap stock knowledge yang
dimiliki oleh karyawan untuk bersinergi membentuk pemahaman baru. Proses
knowledge sharing dianalogikan dengan transmisi pengiriman pesan pada proses
komunikasi, yaitu dari pengirim kepada penerima. Pernyataan di atas memberikan gambaran bahwa
penambahan stock knowledge untuk proses transfer akan bertambah terhadap pihak penerima.
Maka disaat kedua belah pihak melakukan aktivitas aktif, penambahan stock
knowledge akan didapat oleh kedua belah pihak baik pengirim maupun penerima,
karena terjadi interaksi. Adanya aktivitas mendonasikan pengetahuan (donating
knowledge) dan mengumpulkan pengetahuan (collecting knowledge) dapat
memunculkan pemahaman baru sebagai kemampuan perusahaan untuk mengakuisisi dan
mengasimilasi pengetahuan.
Masalah
Kemampuan
karyawan untuk melakukan knowledge donating dan knowledge collecting akan berpengaruh positif terhadap potential
absorptive capacity.
Kemampuan
perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan
Hubungan
antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahu dengan
kemampuan perusahaan mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan dimoderasi
oleh mekanisme formal
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini memiliki tujuan menguji secara empirik bagaimana sebenarnya hubungan antara
kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) dengan memfokuskan
pada aktivitas dan perilaku berbagi pengetahuan para karyawan, absorptive
capacity, dan mekanisme formal.
Metode penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode Pendekatan Kualitatif (
Metode Studi kasus )
Metodologi
penelitian (Operasionalisasi Variabel, Pengukuran,
Sample Penelitian, Validitas dan Reliabilitas ).
Hasil Penelitian
Terdapat
hubungan antara knowledge sharing capability dan absorptive capacity. kemampuan
karyawan untuk melakukan knowledge donating dan knowledge collecting dengan karyawan
lain berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan untuk mengakusisi dan
mengasimilasi pengetahuan. Kemampuan perusahaan untuk mengakusisi dan
mengasimilasi pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan
mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan. Mekanisme formal sebagai struktur
formal yang memfasilitasi pengidentifikasian dan pendistribusian informasi
dalam perusahaan sebagai variabel yang memoderasi terbukti mempengaruhi secara
signifikan.
Studi
kasus dilakukan pada industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.
Sampel penelitian adalah karyawan di perusahaan-perusahaan pada industri
teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pada beberapa perusahaan yang
memiliki departemen knowledge management dan human capital, maka responden
penelitian berasal dari departemen tersebut. Kondisi ideal adalah apabila
setiap pernyataan yang berhubungan dengan lingkungan kerja dijawab oleh
individu yang bekerja di lokasi kerja tersebut dan setiap perusaahaan dapat
diwakili oleh beberapa responden untuk dapat mendekati kondisi nyata di
masing-masing lingkungan kerja.Sehingga tetap dapat memperoleh gambaran atau
persepsi mengenai kenyataan yang terjadi di lingkungan kerja. Karakteristik responden
yang digunakan adalah karyawan dengan tingkat jabatan asisten manajer atau
manajer, yang telah bekerja minimal dua tahun. Pertimbangan ini dibuat
berdasarkan artikel Office of Personal Management (2005), bahwa masa kerja satu
tahun merupakan masa kerja yang cukup memadai agar seorang individu mampu
memahami lingkungan kerja dengan baik. Berdasarkan hal ini, diharapkan
responden dapat mempersepsi elemen-elemen yang menjadi indikator variabel penelitian
dengan tepat.
Perusahaan-perusahaan
pada industri teknologi informasi dan komunikasi memiliki kemampuan melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan para karyawannya. Hasil
dari pengolahan dapat diketahui bahwa para responden menyatakan setuju bahwa
pendidikan dan pelatihan yang diperoleh karyawan sangat berperan dalam mewujudkan
atau merealisasikan pengembangan bisnis
perusahaan. Untuk program pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan karyawan. Sementara itu bagi perusahaan-perusahaan pada industri teknologi
informasi dan komunikasi, ide-ide atau gagasan-gagasan kreatif yang dapat
diterapkan untuk pengembangan produk, tidak diperoleh karena adanya rotasi
kerja yang dilakukan di perusahaan. Sehingga dari enam elemen mekanisme formal,
hanya lima elemen yang memoderasi hubungan antara kemampuan perusahaan
mengakusisi dan mengasimilasi dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan
mengeksploitasi.
Riview / Komentar
Penelitian
ini memiliki batasan, hanya untuk industri teknologi informasi dan komunikasi
di Indonesia, sehingga hasilnya mungkin berbeda dengan industri lain,
dikarenakan perbedaan dalam lingkungan ataupun karakteristik lain. Dari hasil
penelitian ini diperoleh informasi, para karyawan akan memberikan pengetahuan
yang dimiliki apabila diminta. Hal ini sebagai informasi awal yang bisa
mendorong pihak perusahaan untuk mencari cara bagaimana memberikan stimulus
kepada karyawan untuk mau berbagi sesama rekannya. Mekanisme formal sebagai
mekanisme struktur formal yang memfasilitasi pendistribusian pengetahuan.
Sehingga untuk kepentingan meningkatkan kemampuan mengeksploitasikan
pengetahuan, perusahaan dapat mencari upaya meningkatkan efektivitas penelitian
dan pengembangan dan aktivitas sumber daya manusia yang sesuai. Batasan lain
dari penelitian ini adalah persepsi yang seharusnya diperoleh dari bagian yang berhubungan
langsung dengan variabel yang diukur tidak dapat dipenuhi karena kendala atau keterbatasan
di lapangan. Saran untuk penelitian lanjut dapat dilakukan pada industri lain
atau melakukan penelitian dengan unit analisis individu.
Abstrak Jurnal
Pengetahuan
saat ini dipandang sebagai sumber daya strategis yang penting bagi perusahaan
untuk dapat memiliki keunggulan bersaing. Kesuksesan perusahaan menghasilkan
keunggulan bersaing tergantung pada kemampuan perusahaan mengakuisisi dan
mengasimilasi pengetahuan (potential absorptive capacity) dan mentransformasi
dan mengeksploitasi pengetahuan (realized absorptive capacity). Penelitian ini
mengajukan tiga hipotesis dengan mengolah data sampel dari 114 perusahaan pada
industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Hasil penelitian
menemukan bahwa knowledge sharing capability berpengaruh signifikan terhadap
potential absorptive capacity, kemampuan perusahaan mengakuisisi dan
mengasimilasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mentransformasi dan
mengeksplotasi pengetahuan. Hubungan antara potential absorptive capacity dan
realized absorptive capacity dimoderasi oleh mekanisme formal.
Daftar Pustaka
Baggozzi,
R.P., and Yi, Y., 1988. “On the Evaluation of Structural Equation Models.”
Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 16, p. 74-94.
Hooff,
V.D., and Ridder, J.A., 2004. “Knowledge Sharing in Context: The influence of Organizational
Commitment, Communication Climate and CMC use on Knowledge Sharing.” Journal of
Knowledge Management, Vol. 11, No. 1, p.13-24.
Bollinger,
A.S., and Smith, R.D., 2001. “Managing Organizational Knowledge as a Strategic Asset.”
Journal of Knowledge Management, Vol. 5, No. 1, p. 8–18.
Cohen,
W.M., and Levinthal, D.A., 1990. “Absorptive Capacity: A New Perspective on
Learning and Innovation.” Administrative Science Quarterly, Vol. 35, p.
128-152.
Guilford,
J.P., 1979. Psychometric Methods, McGrawHill, New York.
Joreskog,
K., and Sorbom, D., 1993. Lisrel 8: Structural Equation Modeling with the
SIMPLIS Command Language, Scientific Software International.
@C33-TRI
BalasHapusartikel yang bagus. Sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk saya. Namun kenapa tidak ada diagram gambar?.. Biasanya dalam sebuah penelitian terdapat diagram atau gambarnya