Rusaknya
lingkungan alam di daerah Tabalong dan Balangan karena aktifitas pertambangan
dan curah hujan yang tinggi di daerah Banua Enam membuat sebagian sebagian
besar kawasan di Banua Enam mengalami banjir.
Kabupaten HSU adalah daerah rendah dan dilintasi 2 sungai yaitu sungai Tabalong dan sungai Balangan. Apabila di daerah Balangan,Tabalong tergenang banjir,sekitar 80% air tersebut akan memasuki HSU dan akan menggenang berbagai daerah di Kabupaten itu. Banjir mulai merendam daerah khususnya bantaran sungai di Kecamatan Amuntai Utara, Haur Gading, Banjang. Seiring surutnya banjir di Kabupaten Tabalong dan Balangan, ada sekitar 5.664 buah rumah yang terendam oleh air akibat banjir yang melanda Kabupaten HSU dengan rincian 3.713 kepala keluarga dan 13.169 jiwa, ditambah 19 buah sekolah, 9 buah Mushala dan 1 pasar.
Kabupaten HSU adalah daerah rendah dan dilintasi 2 sungai yaitu sungai Tabalong dan sungai Balangan. Apabila di daerah Balangan,Tabalong tergenang banjir,sekitar 80% air tersebut akan memasuki HSU dan akan menggenang berbagai daerah di Kabupaten itu. Banjir mulai merendam daerah khususnya bantaran sungai di Kecamatan Amuntai Utara, Haur Gading, Banjang. Seiring surutnya banjir di Kabupaten Tabalong dan Balangan, ada sekitar 5.664 buah rumah yang terendam oleh air akibat banjir yang melanda Kabupaten HSU dengan rincian 3.713 kepala keluarga dan 13.169 jiwa, ditambah 19 buah sekolah, 9 buah Mushala dan 1 pasar.
Masalah
banjir di kota Amuntai itu bukan lah hal yang asing yang baru terjadi di kota
Amuntai. Sudah 4 bulan terakhir banjir ini mengenang di Kota Amuntai. Tetapi
sejak dari dulu permasalahan banjir di kota Amuntai ini masih belum menemukan
solusinya.
Lalu apa yang menyebabkan banjir itu terjadi sehingga
menghambat segala aktivitas warga di Kota Amuntai khususnya menghambat
pendidikan?
|
Banjir disebabkan oleh meluapnya
Sungai Balangan dan Sungai Tabalong dan memutus jalan Trans Kalimantan. Untuk
ketiga kalinya dalam 4 bulan terakhir, kota Amuntai, Ibukota Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Kalimantan Selatan, kembali dilanda banjir. Banjir disebabkan
meluapnya Sungai Balangan dan Sungai Tabalong. Ribuan rumah warga terendam dan
arus transportasi di ruas jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Provinsi
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur terputus. Banjir juga mengakibatkan
terendamnya kantor bupati, Polres Hulu Sungai Utara, sejumlah tempat ibadah dan
gedung sekolahnya. Akibatnya proses belajar mengajar dibeberapa sekolah
terhenti. Meski tidak adan korban jiwa, namun kerugian akibat banjir kali ini
diperkirakan mencapai 1 milyar rupiah lebih. Apalagi ratusan hektar lahan
persawahan diperkirakan gagal panen. Sejumlah desa yang kondisinya cukup parah
diantaranya adalah Desa Penangkalan, Tangga Ulin Ulu, Tangga Ulin Hilir,
Pekacangan, Murungsari dan Tambalangan. Ratusan warga mengungsi dibeberapa
tempat yang disediakan Pemda setempat, seperti Kantor Dinas Kesehatan serta
Rumah Sakit Tembalah Batung. Selain akibat meluapnya dua sungai, banjir yang
terjadi di kota Amuntai juga disebabkan penyempitan sungai akibat penumpukan
sampah. Karenanya warga meminta Pemda segera melakukan pengerukan.
Riau telah menggunakan system turbin
untuk mengurangi kedalaman air sungai, yang berpotensi menyebabkan banjir.
Kemudian kelebihan air pada sungai tersebut dialihkan dengan menggunakan turbin
ke sungai yang lebih besar, atau SUNGAI Siak, sehingga peningkatan kedalaman
air sungai bisa dikendalikan, agar tidak menyebabkan banjir. Namun demikian,
cara yang diterapkan Riau kelihatannya sulit diadopsi Kalsel, karena tidak ada
sungai besar yang mampu menampung kelebihan air tersebut.
Namun, mungkin bisa dilakukan
beberapa alternative untuk menanggulangi masalah banjir ini. Pasalnya,
hampir tiap tahun daerah HSU yang dialiri dua buah sungai (Sungai Balangan dan
Tabalong) yang berhulu di kabupaten tetangga tersebut saban tahunnya dapat
dipastikan mengirimkan air yang berlimpah. Bila dua sungai tersebut tidak
dibendung sangat berbahaya untuk daerah ini. Tak salah kalau rencana
pembangunan dua buah bendungan yaitu Bendung Pitap di Balangan dan Bendung
Tabalong secepatnya terselesaikan, karena kalau hanya hilir-nya saja yang
selalu diperbaiki, semisal dengan meninggikan jalan, itu tidak menyelesaikan
masalah bahkan anjir akan terus mengancam daerah ini.
Penataan kembali tata ruang wilayah
HSU ini perlu ditindaklanjuti, semisal pengalihan arus sungai, pengerukan
sungai dan penataan kembali DAS(daerah aliran sungai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.