A. Judul
Penelitian.
Analisa Pengendalian Kualitas
Aerosol Can dengan Menggunakan Metode DMAIC pada Line ABM 1 di Perusahaan
Perkalengan Indonesia.
B. Penulis
Syaifulloh, Program Studi
Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah, Tangerang.
C. Jurnal
Jurnal PASTI Volume VIII No
3,340 – 348, Tahun 2014, Universitas Mercubuana, link http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/article/view/456/397
D. Latar
Belakang Masalah
Pengendalian kualitas pada proses produksi merupakan
salah satu cara untuk medapatkan hasil proses produksi yang sesuai standar
konsumen. Hal tersebut adalah sangat penting dalam upaya membangun kepercayaan
konsumen terhadap produk. Dan membangun citra perusahaan kepada konsumen
melalui produk yang dihasilkan. Banyak produsen yang tidak dapat membangun atau
memberikan citra yang baik kepada konsumen. Dikarenakan mereka tidak dapat
menghasilkan kualitas produk yang baik secara terus menerus. Produsen yang baik
akan terus berusaha menghasilkan produk yang sesuai secara kualitas secara
terus menerus.
E. Masalah
/ Pertanyaan Penelitian.
Apa tujuan dari rencana ini
dan apa tergetnya?
Menentukan periode pelaksanaan
rencana tindakan tersebut?
Siapa yang bertanggung jawab
dalam melaksanakan rencana tindakan tersebut?
Mengapa rencana tindakan
tersebut dipilih?
Pada proses mana rencana
tersebut akan diterapkan?
Bagaimana tindakan itu akan
diterapkan?
F. Tujuan
penelitian.
Menurunkan tingkat defect yang
terdapat pada proses curing dengan metode Six Sigma
G. Metode
Pengendalian dengan metode six sigma, six sigma
merupakan alat manajemen informasi dan statistic yang sedang banyak dibicarakan
saat ini. Six sigma membantu perusahaan dari semua ukuran untuk meningkatkan kulaitas
produk serta menghemat biaya produksi. Pengendalian kualitas six sigma
digunakan untuk lingkungan keseluruhan organisasi yang dilakukan secara terus
menerus.
Langkah langkah penerapan six
sigma
Define (Memaparkan)
Define merupakan langkah operasional
pertama dalam program peningkatan kualitas six sigma, pada tahap ini perlu
didefinisikan proyek six sigma, dimana kita perlu menetapkan prioritas utama
tentang masalah masalah yang perlu ditangani terlebih dahulu.
Measure (mengukur)
Measure merupakan lankah
operasional kedua dalam peningkatan kualitas six sigma, dimana kita mulai
menentukan karakteristik kualitas yang berhubungan langsung dengan spesifikasi
pelanggan (Critical to Quality) kemudian melakukan perhitungan kapabilitas
proses (Cp) samapai dengan menentukan level six sigma perusahaan.
Analisye (menganalisa)
Menganalisa data dan informasi
yang telah diperoleh untuk menentukan penyebab timbuknya cacat.
Improve (meningkatkan)
Tindakan lanjut dari hasil
analisa untuk meningkatkan kinerja.
Control (mengendalikan)
Tahap pengendalian dari
improvement yang telah dilakukan dan standarisasi untuk menjadi pedoman kerja.
H. Hasil
Penelitian
Dari penilitian yang dilakukan
didapatkan data defect dalam bentuk Pareto chart sebagai berikut:
terlihat
bahwa Scratches merupakan cacat
terbesar yaitu sebanyak 23,16 % atau
dengan jumlah reject sebanyak 68.555 kaleng. Untuk itu cacat Scratches diprioritaskan
dalam penelitian.
Defect per Milion Opportunities (DPMO) dan Level
Sigma
Dari
hasil perhitungan di atas, tampak DPMO yang cukup tinggi yaitu: 93.266 yang
dapat diinterpretasikan bahwa dari satu juta kesempatan yang ada akan terdapat
93.266 kemungkinan bahwa proses produksi
akan menghasilkan produk kaleng cacat
dan memiliki kapabilitas proses yang masih rendah yaitu sebesar 1,69 sigma.
Analisa
dengan pembuatan fishbone
Penentuan
CTQ
Table
FMEA (Failure Mode and Effect Analisye)
I.
Review / Komentar.
Kualitas sangat
diperhatikan oleh para konsumen, untuk itu peningakatan kualitas sangat
diperlukan untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan konsumen terhadap produsen.
Dari jurnal ini, peningkatan dengan metode six sigma harus diterapkan pada
seluruh lini produksi dalam suatu perusahaan. Sehingga peningkatan income dan
juga penurunan bea produksi akan berlaku.
J.
Abstrak Jurnal
PT. United Can Company merupakan salah satu Perusahaan Perkalengan
terbesar di Asia yang memproduksi bebagai jenis kaleng. Namun dalam
perjalanannya dalam memperoleh kualitas yang baik tidaklah mudah dan mengalami
berbagai masalah. Salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan
perkalengan pada departemen Assembly tempat penulis bekerja adalah
produksi kaleng Aerosol pada saat proses Bodymaker. Upaya penelitian
tugas akhir ini difokuskan pada penurunan tingkat defect yang terdapat pada
proses curing dengan metode Six Sigma. Metode Six Sigma ini disusun berdasarkan
sebuah metodologi penyelesaian masalah yang sederhana-DMAIC, yang merupakan singkatan
dari Define (merumuskan), Measure (mengukur), Analyze (menganalisa), Improve
(meningkatkan/memperbaiki) dan Control (mengendalikan), yang menggabungkan
bermacam – macam perangkat statistik serta pendekatan perbaikan proses yang
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh DPMO yang tinggi yaitu
93.266 dengan nilai sigma 1,69. Dengan Scratches sebagai jumlah reject
terbesar yaitu sebanyak 68.555 pcs atau 23,16% dari total reject
keseluruhan. Dari analisa fishbone diagram dan FMEA didapat 3 penyebab Scratches
yaitu temperature suhu curing, sambungan steel belt curing, kebersihan dan
kondisi guide steel belt curing serta harus dilakukan perbaikan guna mengurangi
jumlah reject.
Kata kuci : Six
Sigma, DMAIC, Fishbone Diagram, FMEA
K. Daftar Pustaka
Syaifulloh, 2014, Analisa
Pengendalian Kualitas Aerosol Can dengan Menggunakan Metode DMAIC pada Line ABM
1 di Perusahaan Perkalengan Indonesia, Jurnal PASTI Volume VIII No 3, 340 –
348, Tahun 2014, Universitas Mercubuana, dari link http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/article/view/456/397
(diunduh 29 September 2016)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIvan Pratama Sywal
BalasHapus@C21-IVAN , KUIS
Dari jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa konsumen sangat memperhatikan bibit dan bobotnya kualitas sebuah kaleng karna akan berdampak pada sebuah produk bila sudah di isi dengan sebuah produk dan juranl diatas menjelaskan dengan sangat detail proses-prosesnya maka untuk itu dibutuhkan analisis pengendalian kualitas agar produksi tersebut lebih baik untuk kedepanya
@C03-ARIF
BalasHapusMenurut saya review jurnal dari tri susanto sudah cukup baik namun pada bagian metode akan lebih baik jika di jelaskan langkah-langkah yang di pakai secara lebih detail.
terimakasih
Wismoyo Aris Munandar
BalasHapus@C-30 WISMOYO
menurut saya kualitas yang baik pada suatu produk adalah kepuasan pelanggan.hal ini yang harus di lakukan industri pabrik untuk mementingkan kualitas produk yang baik dan sesuai standar.