.

Rabu, 09 Desember 2015

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) RUMAH TANGGA DI KOTA PADANG BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN

Yenni Ruslinda dan Dian Yustisia

 Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 21-30

Abstrak
Sampah B3 rumah tangga merupakan sampah kegiatan rumah tangga (domestik) yang mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun sehingga harus dikelola agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Dalam perencanaan pengelolaan sampah B3 di Kota Padang, dilakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah B3 rumah tangga dengan sampling sampah B3 dari masing-masing sampel rumah tangga berdasarkan tingkat pendapatan High Income (HI), Medium Income (MI), dan Low Income (LI). Komposisi sampah B3 rumah tangga Kota Padang berdasarkan jenis penggunaannya terbesar adalah sebagai perawatan tubuh 51% dan pembersih 39%, berdasarkan sumber terbesar berasal dari kamar mandi 45% dan kamar tidur 26,7%, serta berdasarkan karakteristik yang terbesar bersifat racun, karsinogenik, korosif dan mudah terbakar sebesar 34%.

Kata kunci: karakteristik, komposisi, sampah B3 rumah tangga, dan timbulan.

Pendahuluan

Sampah (buangan padat) merupakan segala sesuatu yang tidak diinginkan keberadaannya oleh manusia pada saat dihasilkan. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari. Secara umum, jenis sampah dapat dibagi dua yaitu sampah organik dan anorganik, dimana diantara sampah tersebut ada sebagian yang tergolong sampah B3 (Bahan- bahan Berbahaya dan Beracun). Karakteristik dari limbah B3 secara umum adalah; mudah meledak, mudah terbakar, beracun/ toksik, infeksius, reaktif, korosif, karsinogenik, iritan, mutagenik dan teratogenik. Untuk sampah B3 yang berasal dari rumah tangga umumnya memiliki karakteristik; korosif, mudah meledak, mudah terbakar, racun, karsinogen (Russell Phifer, 2010). Jika pengelolaannya tidak dilaksanakan secara benar, sampah tersebut akan menimbulkan berbagai masalah bagi lingkungan bahkan lebih membahayakan dari sampah biasa seperti menyebar lewat tanah, air dan udara, serta rantai makanan, menyusupi tubuh manusia dan hewan melalui kulit, pernapasan dan pencernaan, mengancam kulit, ginjal, mata, saluran pernapasan, paru-paru, otak, sistem syaraf, dan hati. Kota Padang sebagi ibu kota Propinsi Sumatera Barat merupakan kota besar dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebesar 819.740 jiwa. Pengelolaan sampah kotanya ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah (DKP). Dalam sistem pengelolaan sampah yang ada saat ini masih menganut sistem konvensional, dimana sampah diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin. Dari semua sumber yang ada baik domestik dan non domestik belum dilakukan pemisahan sampah di sumber. Begitu juga halnya dengan sampah yang tergolong sampah B3, belum ada pemisahan di sumber dan penanganan khusus untuk sampah ini.

Metode
Penelitian analisis timbulan dan komposisi sampah B3 rumah tangga di Kota Padang berdasarkan tingkat pendapatan mencakup studi literatur, pengumpulan data primer dan sekunder serta pengolahan dan analisis data. Pengumpulan data primer berupa penyebaran kuisioner, pengambilan sampel sampah B3 dari masing- masing rumah tangga dan pengukuran timbulan dan komposisi sampah B3 rumah tangga di laboratorium. Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran umum Kota Padang dan jumlah sarana perumahan yang ada di kota Padang yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang serta data hasil penelitian timbulan dan komposisi sampah domestik sebelumnya. Dari hasil pengolahan data sekunder diperoleh jumlah sampel minimum dan lokasi terpilih untuk pengambilan sampah B3 rumah tangga. Sampel sampah B3 yang diambil dari masing-masing rumah tangga di Kota Padang berjumlah 60 sampel. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah sampel minimum yang dihitung secara statistik. Untuk membuktikan bahwa sampel yang diambil sebanyak 60 sampel tersebut telah representatif, maka dibuktikan dengan evaluasi hasil survei. yaitu besarnya Sampling Ratio (SR) 0,00029 dan Percent Sampling Error (PSE) sebesar 4,78% sehingga didapatkan tingkat keandalan data yang diperoleh sebesar 95,22%. Pengukuran komposisi dilakukan dengan cara pemilahan sampah berdasarkan jenis penggunaannya dalam rumah tangga, sumber atau asalnya dalam rumah tangga dan karakteristik sampah B3 rumah tangga, sesuai dengan ketentuan Departemen Pekerjaan Umum (2005). Persen komposisi sampah adalah berat masing-masing komponen sampah dibagi dengan berat total sampah keseluruhan. Data penelitian berupa timbulan dan komposisi sampah B3 rumah tangga diolah dan dianalisis secara statistik.

Hasil Dan Pembahasan

Dari hasil penelitian didapatkan timbulan sampah B3 rumah tangga Kota Padang dalam satuan volume adalah 2,62 liter/rumah/2 minggu dan dalam satuan berat adalah 0,35 kg/rumah/2 minggu. Timbulan sampah B3 rumah tangga dalam satuan volume untuk masyarakat berpendapatan tinggi, menengah, dan rendah berturut-turut adalah 0,046 l/o/h, 0,039 l/o/h, dan 0,037 l/o/h. Timbulan sampah B3 rumah tangga golongan high income > medium income > low income. Ini membuktikan bahwa pendapatan (income) masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya timbulan sampah B3 rumah tangga. Untuk aspek hukum perlu dibuatkan Peraturan Daerah tentang pengelolaan sampah khusus B3. Selain itu aspek partisipasi masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah B3 sangat diperlukan dengan upaya antara lain melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan kepada masysarakat dalam pengelolaan sampah B3. Keempat aspek tersebut ditunjang oleh aspek teknis operasional yang dilakukan meliputi: 
}Pemilahan/pewadahan, sampah B3 dari rumah tangga dikumpulkan dalam suatu wadah khusus atau dipisah dengan sampah rumah tangga lain.
}Pengumpulan, petugas mengumpulkan sampah dari wadah khusus ke tempat penampungan sementara.
}Pengangkutan, sampah B3 rumah tangga diangkut oleh kendaraan khusus.
}Penyimpanan, sampah B3 yang diangkut tersebut disimpan di tempat penyimpanan khusus dan masing–masing wadah diberi label.
}Pengolahan, sampah B3 di tempat penyimpanan diolah sesuai dengan ketentuan pengolahan sampah B3.
}Monitoring, dalam pengelolaan sampah B3 rumah tangga perlu dilakukan monitoring untuk mengukur kinerja sistem yang diuji cobakan. 

Kesimpulan
Timbulan sampah B3 rumah tangga kota Padang rata-rata sebesar 0,041 liter/orang/hari dalam satuan volume atau 0,004 kg/orang/hari dalam satuan berat. Timbulan sampah B3 rumah tangga ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat semakin besar sampah B3 rumah tangga yang dihasilkan (HI 0,046 l/o/h, MI 0,040 l/o/h, dan LI 0,037 l/o/h). Persentase perbandingan timbulan sampah B3 rumah tangga terhadap timbulan sampah domestik dalam satuan volume yaitu sebesar 1,88% atau dalam satuan berat sebesar 1,09%. Berdasarkan perhitungan proyeksi, diperkirakan timbulan sampah B3 rumah tangga Kota Padang sampai tahun 2025 adalah sebesar 0,049 liter/orang/hari dengan kuantitas 68,082 m3/hari atau 11,143 ton/hari. Komposisi sampah B3 berdasarkan jenis penggunaannya dalam rumah tangga terbesar adalah sebagai perawatan tubuh 51% dan pembersih 39%. Komposisi berdasarkan sumbernya dalam rumah tangga terbesar berasal dari kamar mandi 45% dan kamar tidur 26,7%, sedangkan komposisi menurut karakteristik sampah B3 yang terbesar adalah bersifat racun; karsinogen; korosif; dan mudah terbakar sebesar 34% dan bersifat racun sebesar 12%. 

Saran
Dikarenakan data tentang timbulan dan komposisi sampah B3 rumah tangga Kota Padang telah diperoleh dari penelitian ini, maka disarankan penelitian dilanjutkan dengan analisis terhadap sampah B3 dari sumber lain seperti industri, institusi dan komersial. Dari data-data yang ada dapat dilakukan kajian detail tentang rencana pengelolaan khusus untuk sampah B3 rumah tangga mulai dari pewadahan di sumber sampai ke pemrosesan akhir, sehingga dampak yang ditimbulkan dari keberadaan sampah B3 dapat diminimasi. 

Daftar Pusaka
}Astuti, Widi,  “Peran Sampah B3 Rumah Tangga (Household Hazardous Waste) dalam Peningkatan Global Warming”, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas TeknikUniversitas Wahid Hasyim Semarang 1 ( 2010): I.31-I.36
}Badan Pusat Statistik. Padang Dalam Angka 2006. Padang, 2007.
}Departemen Pekerjaan Umum. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Sampah Perkotaan. SNI 19-3962-1994, 1994.
}Departemen Pekerjaan Umum. Materi Sosialisasi Direktorat Pekerjaan Umum. 2005.
}Departemen Pekerjaan Umum. Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Revisi SNI 03-3242-1994, 2005.
}Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang 2007. Padang, 2007.
}Harry J. Elston, “When household hazardous waste is too hazardous: A case study” Journal Chemical Health and Safety 17 (2010): 12-15. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.