.

Rabu, 09 Desember 2015

KONDISI LINGKUNGAN KOTA DENPASAR ( BALI )


Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida,
 Pulau Nusa Lembongan,Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Bali terletak di antara Pulau Jawadan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agamaHindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang danAustralia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.


Dalam artikel ini saya akan membahas tentang kondisi lingkungan kota Denpasar yang merupakan. Ibukota provinsi bali:

Kecamatan
Penduduk
Luas (Km2)
Kepadatan
Denpasar Selatan
261.000
 49,99
5.221
Denpasar Timur
145.200
 22,31
6.508
Denpasar Barat
242.100
 24,06
10.062
Denpasar Utara
185.600
 31,42
5.907
Kota Denpasar
833.900
 127,78
6.526













Denpasar segera mendekati status sebagai kota metropolitan (jumlah penduduk minimal satu juta jiwa). Selain sebagai ibukota Provinsi Bali, Denpasar juga merupakan satu-satunya kota otonom di Provinsi Bali. Luas Kota Denpasar 127,78 km2 dengan jumlah penduduk 833.900 jiwa (tahun 2012), sehingga kepadatan penduduknya mencapai 6.526 jiwa per km2. Denpasar meliputi empat kecamatan, Denpasar Selatan merupakan kecamatan dengan wilayah paling luas dan penduduk paling banyak; Denpasar Barat merupakan kecamatan paling padat penduduknya.
Keadaan fisik Kota Denpasar dan sekitarnya telah sedemikian maju serta pula kehidupan masyarakatnya telah banyak menunjukkan ciri-ciri dan sifat perkotaan. Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat industri dan pusat pariwisata yang terdiri dari 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar Utara. Selepas dari hal tersebut masih ada beberapa yang menjadi persoalan di kota denpasar khusunya masalah lingkungan yang masih sering terjadi.
Berikut adalah beberapa masalah lingkungan yang terjadi di kota Denpasar yaitu:
1.      Masalah Sampah
Perilaku serta kesadaran warga tidak membuang sampah sembarangan, masih dirasakan menjadi kendala utama dalam mewujudkan komitmen menjadikan Kota Denpasar selalu bersih dan asri. Pemerintah Kota Denpasar, tampaknya sangat menyadari kondisi itu. Sampah juga mengakibatkan Kawasan Sanur yang merupakan wilayah pesisir Kota Denpasar yang potensial bagi pariwisata menjadi terancam akibat pencemaran sampah tersebut yang tidak dikeloa secara optimal baik oleh masyarakat maupun istansi terkait. Disamping ancaman tersebut ada ancaman yang bersifat lebih meluas yaitu abrasi pantai. Abrasi pantai ini telah berdampak pada rusaknya morfologi pantai, yang berarti juga merusak keasrian Pantai Sanur yang menjadi primadona wisata. Limbah yang dibuang langsung ke perairan, timbulan sampah menimbulkan pencemaran air sungai, air laut dan berujung pada ancaman terumbu karang di Pantai Sanur. Karenanya, dipandang perlu adanya perubahan pola penanganan sampah.


2                    2. Terbatasnya sumber air bersih
Kecenderungan eksploitasi air tanah di Kota Denpasar terus terjadi, terbatasnya sumber air bersih mengakibatkan pemakaian air bawah tanah melalui sumur bor meningkat pesat dan menjadi tren masyarakat. Sementara sumur gali (dangkal) di sebagian besar wilayah Kota Denpasar sudah tidak layak sebagai bahan baku air minum, namun sebagian masyarakat masih mengandalkan sumur gali untuk pemenuhan air sehari-harinya. Pencemaran air bawah tanah terutama diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik seperti adanya rembesan air limbah rumah tanggga, hotel laundry industri dan lain sebagainya. Hal ini akan sangat membahayakan bagi kesehatan penduduk pengguna air sumur tersebut. Sumur gali yang terdapat pada rumah-rumah penduduk kebanyakan dibuat dekat dengan permukaan tanah (dangkal) sehingga rentan mengalami pencemaran.

Dengan beberapa masalah yang terjadi perlu adanya beberapa perbaikan secara menyeluruh tidak hanya satu yang dapat teratasi namun segala sektor yang dapat merugikan masyarakat sekitar khususnya di kota Denpasar-Bali. Penanganan sampah secara swakelola sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat agar peduli terhadap lingkungan terutama masalah sampah. Kemudian sebagai salah satu tempat wisata paling banyak pengunjung pemerintah kota setempat harus menjaga keindahan pariwisata tersebut dengan menggerakan masyarakat dalam membersihkan sampah-sampah yang berserakan di area wisata tersebut dengan cara:
      1. Memungut sampah-sampah yang ada di kawasan wisata dan dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diubah menjadi kompos dengan teknik pengomposan. Sedangkan sampah anorganik berbentuk plastic dapat didaur ulang menjadi produk-produk lain yang berguna.
      2. Unit pengolahan sampah termasuk para pekerjanya harus iperhatikan kesejahteraannya karena unit pengolahan sampah ini sangat penting untuk mengelola sampah dan oleh sebab itu unit ini memiliki dampak bagi kemajuan suatu obyek wisata
      3. Berdayakan para penghuni LP (Lembaga Pemasyarakatan) agar dapat lebih berguna dalam membantu masyarakat.
      4. Libatkan warga sekitar dalam membersihkan sampah, seperti pelajar, pecinta alam,petugas pemda (tugas utama mereka), TNI dan lain-lain setiap minimal seminggu sekali
      5. Berdayakan para pengangguran untuk membersihkan sampah agar mereka mendapat pekerjaan yang positif.


KESIMPULAN
Masyarakat yang kreatif dan “berkelas” mampu mengelola, mengolah sampah agar tidak sampai pada tingkat mengganggu “penciuman” ruang publik atau pemandangan yang menjijikkan. Tanpa perlu menyalahkan pihak manapun, memang sudah menjadi tanggung jawab dan kesadaran tersendiri suatu masyarakat untuk mengelola sampah yang ramah lingkungan. sehingga masalah yang masih menyelimuti kota denpasar khususnya yaitu sampah. Dapat teratasi dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat itu sendiri dan sekitarnya.


SUMBER



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.