.

Kamis, 07 Mei 2020

Ber-Daya dan Ber-Kualitas


Pendidikan nasional indonesia cenderung masih terbelakang dibandingkan pendidikan negara-negara lain bahkan negara tetangga kita sekalipun. Banyak lulusan sekolah formal tidak mengerti terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru-guru mereka saat bersekolah dulu.
Anak anak saat bersekolah hanya dididik dan dicekoki ilmu dan materi untuk mengejar kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Para siswa tidak diajari bagaimana pentingnya ilmu yang diberikan dan kegunaanya untuk kehidupan sehari hari maupun dalam kehidupan bersosial. Landasan atau dasar mereka belajar yang seperti ini menjadikan mental mereka hanya akan mengikuti dan menuruti suatu sistem tanpa mengetahui dan memiliki kemandirian untuk berpikir dan menentukan pilihan hidup sendiri. Kita mesti merubah metode pembelajaran ini agar dapat mencetak bibit bibit penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing dengan perkembangan dunia.

Dalam penilaian saya, masih banyak kesalahan dalam pola pendidikan nasional Indonesia, hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat stress dan masih banyaknya siswa yang tidak naik kelas. Laman website Republika.co.id mengatakan bahwa 44 persen pelajar merasa stress menghadapi ujian dan tugas. Pola yang membebankan para siswa dengan tugas tugas yang menuntut mereka setiap hari, serta ujian yang menunggu mereka setiap pertengahan dan akhir semester jelas membuat tingkat stress para siswa menjadi tinggi. Akibatnya siswa hanya lebih memntingkan nilai untuk naik kelas dan lulus sekolah tanpa memeningkan ilmu yang mesti dituntut dan keterampilan yang bertambah pada masa mereka bersekolah.

Pemerintah seharusnya mencontoh berbagai negara dengan pola pendidikan yang baik dan berhasil mencetak lulusan yang berkualitas dan berdaya saing. Kita dapat mencontoh negara Finlandia yang memiliki kualitas pendidikan terbaik no.1 di dunia. Pemerintah finlandia memastikan semua warga negara mendapat hak mendapatkan pendidikan yang sama. Sistem belajar yang diberikan negara tersebut dapat dibilang menjadi salah satu penyebab rendahnya stress siswa dan tingginya kualitas lulusan pendidikan negara tersebut. Dalam setiap 45 menit siswa di Negara Finlandia belajar, mereka memperoleh istirahat sepanjang 15 menit. Orang-orang di Negara Finlandia mengetahui bahwa kompetensi optimal murid dalam belajar akan diperoleh jika mereka memiliki kesempatan untuk merehatkan otak dan mengumpulkan fokus baru. Mereka juga menjadi produktif di jam jam belajar, sebab mereka paham bahwa mereka akan mendapatkan waktu bermain dan beristirahat setelah mereka melakukan kegiatan belajar. Kredibilitas dan mutu tenaga pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian Nasional pun tidak diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan siswa-siswa mereka.

Hal tersebut merupakan sebagian kecil mengapa pendidikan di Negara Finlandia mendapatkan peringkat no.1 di dunia. Kita mesti belajar dan mengubah sistem serta pola pendidikan negara kita. Kita tidak bisa terus menerus menggunakan pola dan sistem pendidikan yang salah dan mencetak lulusan yang tidak memiliki kualitas dan daya saing. Kita harus berbenah dan segera mengubah sistem pendidikan ini sebelum jatuhnya Negara Indonesia karena tidak lagi memiliki generasi penerus yang berkualitas dan berdaya saing untuk menggerakkan negara ini selanjutnya.

https://www.indonesiana.id/read/99111/5-alasan-kenapa-sistem-pendidikan-finlandia-no-1-di-dunia
https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/03/04/nkoeff-psikolog-44-persen-remaja-stres-hadapi-ujian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.