.

Kamis, 07 Mei 2020

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA DITENGAH PERSAINGAN GLOBAL


ABSTRAK

Dalam ekonomi dunia yang global, daya saing menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa Indonesia dapat berperan aktif dan mengambil keuntungan dari perdagangan internasional. Tanpa daya saing, Indonesia hanya akan menjadi konsumen atau pasar dari berbagai barang dan jasa negara lain yang lebih kompetitif (dari sisi mutu dan harga).
Sebaliknya dengan daya saing yang tinggi, kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita juga dapat menghasilkan devisa melalui barang dan jasa yang kita ekspor ke luar negeri – sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan Negara dan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan infrastruktur adalah cara yang paling tepat untuk meningkatkan daya saing nasional.  Lewat infrastruktur yang terintegrasi dan berkualitas baik, seluruh wilayah kita akan terkoneksi sehingga memudahkan terjadinya pergerakan barang, jasa dan manusia. Dalam konteks ekonomi, atau lebih khususnya bisnis, pembangunan infrastruktur jalan akan berdampak penghematan biaya transportasi dan logistik.  Dengan transportasi dan logistik yang lebih murah, maka ongkos produksi barang dan jasa juga lebih murah.  Sehingga jika kita harus bersaing dalam perdagangan internasional, kita berpeluang “memenangkan” persaingan tersebut [terlebih jika kita pastikan kendali mutu dari barang dan jasa yang kita hasilkan terpenuhi].
Kata Kunci ; Infrastuktur , Ditengah Persaingan , Bangsa



PENDAHULUAN

Sektor infrastruktur merupakan salah satu faktor penentu tingkat daya saing nasional. Presiden Joko Widodo, mengatakan, problem besar Indonesia dalam daya saing adalah urusan dengan korupsi, kedua inefisiensi birokrasi, dan ketiga berkaitan dengan infrastruktur. "Infrastruktur ini terus kita kejar. Saya sudah sampaikan Menteri PU saya nggak mau bekerja satu shift, tapi maunya tiga shift karena sudah tertinggal jauh," kata (Presiden, 2016).
Infrastruktur merupakan salah satu elemen kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai sebuah negara yang kompetitif dan sejahtera dari sisi ekonomi. Berdasarkan data Global Competitiveness Index 2016-2017 yang dirilis oleh World Economic Forum, daya saing Indonesia menempati peringkat ke 41 dari 138 negara sedangkan daya saing infrastruktur berada di peringkat 60 sementara kesiapan teknologi berada di peringkat 91 dari 138 negara. Sedangkan menurut model makro ekonomi Trading Economics dan ekspektasi analis, peringkat daya saing Indonesia diperkirakan akan mencapai posisi 35 pada akhir kuartal ini. Untuk jangka panjang, menurut model ekonometrik Trading Economics peringkat daya saing diproyeksikan berada sekitar 30-an pada 2020.
Hal ini menunjukkan pembenahan infrastruktur masih sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing bangsa dan menjawab tantangan kurang meratanya pembangunan yang mendukung jalur distribusi dan logistik sehingga mempengaruhi pendapatan di setiap daerah di tanah air. Pemerintah Indonesia menyadari kondisi tersebut dengan menetapkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu sasaran prioritas 2018 yang menargetkan perbaikan konektivitas antarwilayah sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen.  

PEMBAHASAN 
Presiden Jokowi menyatakan akan membuka peluang seluas-luasnya bagi sektor swasta untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur. Presiden mengakui, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak bisa mencukupi kebutuhan biaya infrastruktur selama lima tahun yang mencapai Rp.5.500 trilyun.
Di depan ratusan investor yang hadir dalam acara tersebut, Presiden menawarkan tiga skema berinvestasi untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Yang pertama adalah skema sekuritisasi, yaitu menjual aset kepada swasta untuk mendapatkan suntikan modal kembali untuk membangun infrastruktur yang lain. 
Kemudian skema yang kedua adalah skema konsesi, yaitu pengelolaan aset infrastruktur umum oleh swasta. Presiden telah membuka kesempatan bagi sektor swasta untuk masuk ke pembangunan infrastruktur umum seperti bandar udara dan pelabuhan.
Langkah ketiga, menurut Presiden, adalah pembangunan infrastruktur pendukung. Presiden mengingatkan agar pembangunan tidak hanya terfokus pada infrastruktur dengan skala besar saja, namun juga di skala menengah dan kecil.
"Orang hanya melihat yang besar-besar, padahal menengah dan kecil banyak peluang yang bisa dimasuki. Begitu ada proyek besar pasti ada restoran yang masuk, hotel bintang tiga akan muncul. Hal seperti ini yang tidak dilihat. Ini peluang yang bisa diambil sehingga kecepatan kita dalam membangun infrastruktur bisa kita lakukan," kata (Presiden Joko Widodo, 2016).


KESIMPULAN 
Dalam meningkatkan daya saing diperlukan dalam menghadapi dinamika perekonomian global. Oleh karena itu, pemerintah akan mengoptimalkan peran teknologi. Investasi juga dipacu guna mendorong kinerja perekonomian menjadi lebih produktif. Tujuan lain yakni agar struktur ekonomi lebih efisien sekaligus memiliki kapasitas produksi, teknologi, serta tenaga kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, S. R. B. (2014). DAYA SAING PARIWISATA INDONESIA PERIODE 2011-2013 MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC). BULETIN EKONOMI, 145.
UTOMO, M. A., & Kemal, N. I. V. (2018). ANALISIS STRATEGI BERSAING PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk. DALAM MEMPERTAHANKAN PERTUMBUHAN DI INDUSTRI MENARA TELEKOMUNIKASI (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Suparta, G. (2019). Pengaruh infrastruktur transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa dan Sumatera (2010-2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.