.

Kamis, 07 Mei 2020

Investasi Pendidikan Technopreneurship sebagai Daya Saing Bangsa


                                              Oleh : @J07-FARROSZY


Abstrak

Pendidikan menduduki posisi utama dalam sebuah pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, oleh sebab itu pendidikan juga merupakan alur tengah dari seluruh sektor pembangunan.
Pembangunan sangat berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia, negara yang memiliki sumberdaya manusia yang berkembang/maju pasti maju pula dalam berbagai sektor pembangunannya. Di era persaingan global yang sangat ketat, inovasi usaha harus diiringi dengan berbagai macam rekayasa teknologi agar dapat melipatgandakan performa dari usaha tersebut. Pendidikan technopreneurship akan menghasilkan inovasi sebuah teknologi baru untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
Kata kunci : Technopreneurship, Daya saing bangsa

Pembahasan
Pendidikan merupakan investasi pembangunan. Untuk itu Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, melalui berbagai kebijakan-kebijakan pendidikan hal tersebut merupakan merupakan kesadaran pemerintah tentang pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang. Pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi. Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya/kesejahteraannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan.
Saat ini hanya ada 0.24% entrepreneur dari seluruh penduduk Indonesia, sedangkan untuk menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan 2% entrepreneur (Jawa Pos, 2 Maret 2011). Jika revolusi industri abad 20 yang lalu dipicu oleh inovasi tiada henti dari Silicon Valley, maka negara-negara Asia berlomba untuk membangun Silicon Valley mereka sendiri dengan karakteristik dan lokalitas yang mereka miliki masing masing. (Hartono. W., 2011)
Untuk dapat menuju ke arah yang sama seperti negara-negara Asia lainnya, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi pemahaman technopreneurship. Ini penting sekali karena kita semua tahu bahwa persepsi menentukan aksi. Dengan pemahaman technopreneurship yang benar dan menyadari betapa penting juga strategisnya posisi technopreneur, maka akan memungkinkan munculnya para technopreneur sejati yang akan membawa negara kita berjalan bersama-sama dengan Negara Negara Asia lain yang sudah memiliki ”Technopreneurship minded” seperti India, Korea Selatan, Singapura dan Taiwan.
Daya saing suatu negara (Country Competitiveness) adalah konsep perbandingan akan kemampuan dan kinerja suatu negara untuk menjual dan menyediakan barang dan jasa pada suatu pasar tertentu. (World Economic Forum, 2010).
Global Competitiveness suatu negara diukur dari besaran dan kondisi neraca perdagangannya, semakin besar surplus neraca perdagangannya semakin baik daya saing negara tersebut. Salah satu yang berperan penting dalam besaran neraca perdagangan suatu negara adalah adanya apakah neraca export nya lebih besar dari neraca import nya. Dan negara yang memiliki lebih banyak entrepreneur lebih banyak kesempatan untuk mengekspor dari pada mengimpor karena pelaku ekonomi di dalam negeri berjumlah memadai.
Kesimpulan
Maka, dapat disimpulkan Entrepreneurship adalah sebuah karakter kombinatif yang merupakan fusi antara sikap kompetitif, visioner, kejujuran, pelayanan, pemberdayaan, pantang menyerah, dan kemandirian. Karakter ini bersatu dan menjadi kebutuhan langsung dalam proses wirausaha. Pendidikan dan pengembangan entrepreneurship maupun technopreneurship perlu digalakkan pada saat ini karena problem sulitnya mencari lapangan kerja setelah lulus merupakan salah satu masalah bangsa selain masih banyaknya jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

Daftar Pustaka
Nurkolis. Artikel. 2002. Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang. Pendidikan Network.
Hartono. W. 2011. PENGEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP:UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA DI ERA GLOBAL, Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2011 (Semantik 2011) ISBN 979-26-0255-0.
Jawa Pos 2 Maret 2011, RI Butuh 4,8 juta Wirausahawan.
World Economic Forum (www.weforum.org /.../ Global% 20 Competitiveness% 20Report/ index.htm)
STMIK INTI Indonesia website (www.inti.ac.id/stmikinti/)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.