.

Kamis, 07 Mei 2020

Peningkatan Akses Mengenyam Pendidikan Tinggi Upaya Menguatkan Kualitas SDM Indonesia untuk Mendorong Daya Saing Bangsa


Oleh: Rifaldi Panjaitan (@J11-RIFALDI)


ABSTRAK

Pendidikan menjadi penting karena efek yang dihasilkan akan mendorong sumber daya manusia tersebut menjadi ujung tombak peradaban suatu bangsa (Wirawan, 2019). Peran pendidikan, terutama pendidikan tinggi, akan sangat membantu pemerintah sebagai strategi jitu untuk meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam menghadapi pola pendidik baru dan arus globalisasi (Sulisworo, 2016).
Tuntutan akan masyarakat yang berpendidikan tinggi ini tentu bukanlah sesuai yang mudah untuk diwujudkan. Pada dasarnya, dalam upaya mengejawantahkan strategi ini pada masyarakat, dibutuhkan dana yang besar. Dalam konteks Indonesia, masih ada sekitar 29 juta jiwa yang hidup dibawah garis kemiskinan dan 20.18% dari jumlah penduduk masih rentan jatuh miskin (World Bank, 2019). Disaat keuntungan dari mengenyam pendidikan tinggi semain naik, biaya untuk mendapatkannya pun semakin meningkat (Dassin et al., 2018: 4). Kondisi ekonomi masyarakat membatasi generasi muda untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, entah itu dari jenjang menengah ke tinggi, atau bahkan dari Sarjana ke Magister dan Doktor. Peran beasiswa untuk mewujudkan masyarakat berdaya saing tinggi sangatlah penting.

Kata kunci: Pendidikan tinggi, daya saing, beasiswa.

PENDAHULUAN

Pendidikan Menurut UU No 20 Tahun 2003 diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Lebih lanjut dinyatakan Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Pendidikan dalam sebuah Negara adalah bagian yang sangat urgen. Karena pendidikan merupakan sebuah proses yang sistematis dalam menghasilkan Sumber Daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam membangun Negara. Sebesar atau sebanyak apapun Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki sebuah Negara tanpa didukung oleh SDM maka tidak akan mampu untuk menjadikan kemakmuran sebuah Negara. Karena pentingnya pendidikan tersebut bukan hanya dalam pengelolaan SDA tetapi juga dalam hal sosial, budaya, politik, pertahanan keamanan dan lainnya. Dalam rencana strategis departemen pendidikan nasional menyatakan pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigm membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu afektif, yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; kognitif, yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan psikomotorik, yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis (Depdiknas, 2005).

Menurut Sumihardjo mendefinisikan daya saing berasal dari “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya, daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu”.15 Sementara itu dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses dinyatakan daya saing adalah “kemampuan untuk menunjukkan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna”.16 Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tersebut, diperjelas oleh Sumihardjo meliputi: (1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.

Menurut Prof. Wijojo Nitisastro yang dikutip Prima Roza mengatakan bahwa “dalam melaksanakan pembangunan kita tidak boleh melupakan unsur manusia yang ada di dalamnya. Penduduk harus ditempatkan sebagai titik sentral pembangunan. Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika tidak didukung sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sebaliknya, pertumbuhan SDM yang berkualitas tidak akan bisa terjadi tanpa adanya pertumbuhan ekonomi”. Dalam konsep pembangunan sebuah Negara bukan hanya sekedar pembangunan infrastruktur berupa jalan, gedung, irigasi dan lainnya dengan mengabaikan pembangunan SDM. Pertumbuhan ekonomi, tidak akan berhasil tanpa didukung oleh pendidikan sebagaimana yang dikemukakan Alhumami yang diikuti Subroto bahwa “pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta menguasai teknologi, melainkan juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi” (Subroto, 2014).

SDM yang berkualitas pada dasarnya adalah yang memiliki keahlian, kemampuan, keterampilan untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam menghasilkan barang atau jasa yang ikut serta menetukan kualtas hidupnya. Untuk peningkatan kualitas SDM, dapat dilakukan melalui 3 jalur utama, yaitu; Jalur pendidian formal, Terdiri dari pendidikan umum dan kejuruan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama dan atas, dan perguruan tinggi. (Amirudin, 2019)

PERMASALAHAN

Di Indonesia, penduduk saat ini mencapai 265 juta dan diproyeksikan naik hingga 318 juta jiwa di tahun 2045 (Silalahi, 2018), Indonesia akan mengalami apa yang santer disebut sebagai bonus demografi. Dalam rangka mengantisipasi fenomena ini, peran pendidikan, terutama pendidikan tinggi, akan sangat membantu pemerintah sebagai strategi jitu untuk meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam menghadapi pola industri baru dan arus globalisasi (Sulisworo, 2016).

Tuntutan akan masyarakat yang berpendidikan tinggi ini tentu bukanlah sesuai yang mudah untuk diwujudkan. Pada dasarnya, dalam upaya mengejawantahkan strategi ini pada masyarakat, dibutuhkan dana yang besar. Dalam konteks Indonesia, masih ada sekitar 29 juta jiwa yang hidup dibawah garis kemiskinan dan 20.18% dari jumlah penduduk masih rentan jatuh miskin (World Bank, 2019). Disaat keuntungan dari mengenyam pendidikan tinggi semain naik, biaya untuk mendapatkannya pun semakin meningkat (Dassin et al., 2018: 4). Kondisi ekonomi masyarakat membatasi generasi muda untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, entah itu dari jenjang menengah ke tinggi, atau bahkan dari Sarjana ke Magister dan Doktor. (Wirawan, 2019)

PEMBAHASAN

Peran beasiswa untuk mewujudkan masyarakat berdaya saing tinggi sangatlah penting. Ada banyak beasiswa dari berbagai macam penyokong dana yang tersedia bagi masyarakat Indonesia. Dengan peningkatan akses untuk mengenyam pendidikan tinggi merupakan salah satu upaya menguatkan kualitas SDM Indonesia untuk peningkatan daya saing bangsa.

KESIMPULAN

Untuk menciptakan ekosistem baru yang adaptif, generasi muda harus mendapatkan pendidikan tinggi yang layak dan berkualitas. Gunanya, agar selain mampu beradaptasi dengan lingkungan yang acap kali berubah, mereka juga berhasil mengamankan ekonomi mereka melalui pendapatan yang layak. Dari hal tersebut, SDM harus difasilitasi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, caranya melalui beasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, M. F. (2019). Hubungan Pendidikan dan Daya Saing Bangsa. BELAJEA: Jurnal Pendidikan Islam4(1), 35-48.

Dassin, J.R. et al. (2018). ‘Introduction: pathways to social change?’, in J.R. Dassin et al., Ínternational scholarships in higher education: pathways to social change, Palgrave Macmillan, Basingstoke, 3-21.

Depdiknas. Renstra-Depdiknas-2005-2009 (2005).

Indonesia, Republik. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pub. L. No. 20 (2003).
Roza. ―Pendidikan Dan Mutu Manusia.‖ Jurnal Sosioteknologi 6, no. 12 (2007):

Silalahi, P. (2018). ‘Siaran Pers: Peluncuran buku proyeksi penduduk Indonesia 2015-2045 untuk pengambilan kebijakan berbasis data akurat’, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

Subroto, Gatot. ―Hubungan Pendidikan Dan Ekonomi: Perspektif Teori Dan Empiris.‖ Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 20, no. 3 (2014).

Sulisworo, D. (2016). ‘The contribution of the education system quality to improve the nation’s competitiveness of Indonesia’, Journal of Education and Learning, 10(2), 127-138.

Sumihardjo, Tumar. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Melaui Pengembangan Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Bandung: Fokus Media, 2008.

Wirawan, R. (2019). Mendorong peningkatan daya saing sumber daya manusia kalimantan timur melalui seminar beasiswa wish festival & education expo. PLAKAT (Pelayanan Kepada Masyarakat)1(1), 27-37.

World Bank. (2019). The World Bank in Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.