.

Sabtu, 02 Mei 2020

Sejarah dan Perkembangan Kopi di Indonesia


Sejarah dan Perkembangan Kopi di Indonesia

Kopi merupakan minuman yang banyak diminati oleh sebagian orang. Oleh karena itu, permintaan terhadap kopi akan selalu ada. Menurut sejarah, tanaman kopi mulai dikenal dibenua Afrika dan awalnya tanaman kopi tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi. Penyebaran awal kopi ke berbagai wilayah cukup lambat karena tanaman kopi hanya berkhasiat sebagai penghangat badan, tetapi dengan adanya perkembangan pengolahan kopi, tanaman kopi menjadi terkenal hingga tersebar ke berbagai wilayah di Eropa, Asia, dan Amerika (Suwarto et al., 2014).Di Indonesia tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC pada periode antara tahun 1696-1699. Tanaman kopi mula-mula hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan, maka VOC menyebarkan ke berbagai daerah agar penduduk menanamnya (Suwarto et al., 2014).
Sejarah perkembangan kopi di Indonesia pernah mengalami goncangan yaitu pada tahun terjadi ledakan penyakit Hemileia vastatrix(HV) yang menyerang daun tanaman kopi dan sangat membahayakan. Untuk mengatasi kerusakan terhadap serangan penyakit Hemileia vastatrix (HV) tersebut pada tahun 1875 didatangkan jenis Liberika yang berasal dari Afrika Barat yang diduga lebih tahan terhadap penyakit Hemileia vastatrix (HV) tetapi kenyataannya juga tidak tahan (Rahardjo, 2012). Pada tahun 1900, didatangkan kopi Robusta dari Brussel yang dapat tumbuh baik dan lebih tahan penyakit Hemileia vastatrix (HV) walaupun tidak 100%. Akhirnya banyak pengusaha yang menggantikan kopi Liberika dan Arabika dengan kopi Robusta. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rahardjo (2012) bahwa kopi Robusta bukan hanya tahan terhadap serangan penyakit HV tetapi juga relatif mudah ditanam serta memiliki daya produksi lebih tinggi dibandingkan dengan kopi Arabika. Pada saat ini tanaman kopi Robusta di Indonesia lebih dari 95%, sedangkan selebihnya adalah kopi Arabika dan jenis lain. Meskipun kopi Robusta ini semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar, namun dalam perkembangannya tanaman ini telah lebih banyak menjadi tanaman rakyat.
2.2 Tanaman Kopi
Menurut Suwarto et al.,(2014), kopi  termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta dengan sub divisi Angiospermae. Kopi juga tergolong dalam kelas Dicotyledonae yang memiliki ordo Rubiales; famili Rubiaceae; genus Coffea dan spesies Coffea sp.
Perakaran tanaman kopi adalah akar tunggang sehingga tidak mudah rebah dimana akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) (Suwarto et al., 2014). Tanaman kopi memiliki dua tipe pertumbuhan cabang, yaitu cabang ortotrop tumbuh ke arah vertikal dan cabang plagiotrop tumbuh ke arah horizontal serta memiliki daun berbentuk lonjong dengan tulang daun yang tegas dan berwarna hijau mengkilap yang tumbuh berpasangan dengan berlawanan arah (Rahardjo, 2012). Tanaman kopi membutuhkan waktu 3 tahun dari saat perkecambahan sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan buah kopi. Semua spesies kopi berbunga berwarna putih dan beraroma wangi yang muncul pada ketiak daunnya. Rahardjo (2012) menyatakan bahwa buah kopi tersusun dari kulit buah (epicarp), daging buah (mesocarp) dikenal dengan sebutan pulp, dan kulit tanduk (endocarp). Buah yang terbentuk akan matang selama 7-12 bulan. Setiap buah kopi memiliki dua biji kopi.
Di Indonesia sudah lama dikenal ada beberapa jenis kopi. Berikut adalah jenis-jenis kopi menurut Prastowo et al., (2010):
1. Kopi Arabika
Kopi ini merupakan kopi yang paling banyak dan paling dahulu perkembangannya di dunia maupun di Indonesia. Namun, kopi ini sangat tidak tahan terhadap penyakit Hemileia vastatrix, sehingga jenis tersebut banyak digantikan dengan jenis lain yang tahan terhadap penyakit tersebut. Jenis Arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut :
a.    Daun kecil, halus dan mengkilat, panjang daun + 12-15 cm dan lebar + 6 cm
b.    Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak.
c.    Di Indonesia, kopi ini dapat berproduksi baik pada ketinggian 1.000-1.750 m dari permukaan laut.
d.    Curah hujan yang optimal sekitar 1.500-2.250 mm/tahun
e.    Memerlukan angin yang tenang.
Karena terjadinya mutasi, maka banyak kopi yang termasuk golongan Arabika. Jenis-jenis kopi tersebut adalah kopi Arabika varietas Bourbon, jenis Catura, jenis Marago, jenis Pasumah, terdapat di Sumatera, dan jenis Congensis, asal dari Congo.
2. Kopi Robusta
Kopi jenis ini berasal dari hutan khatulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai Uganda, dan dapat tumbuh dari permukaan laut sampai ketinggian 1.700 m. Ketinggian yang optimal sekitar 300-800 m dengan curah hujan 1.250-2.500 mm/tahun. Sifat khusus dari jenis Robusta adalah :
A.Bentuk yang tumbuh tegak ke atas atau bentuk Robusta
B.Bentuk melebar. Bila tidak dipangkas, bentuk tanaman ini akanmenjadi perdu dan daunnya tumbuh lebih kecil
C.   Bau dan rasanya tidak seenak kopi Arabika, namun produksinya lebih tinggi
D.   Pemeliharaannya lebih mudah dan hemat.
E.Daun lebih kecil dengan permukaan berombak dan dari batangnya banyak tumbuh cabang
F. Tahan terhadap Hemileia vastatri

DAFTAR PUSTAKA
Setyaningrum.2015.Cerita Dibalik Secangkir Kopi Liberika Ibu (online). http://www.kompasiana.com/setyaningrum/cerita-dibalik-secangkir-kopi-liberika-ibu_55619d13719373dd35284aa9. Diakses pada 30 April 2020
Prastowo B., Elna K., Rubijo, Siswanto, Chandra I., Joni, M. 2010. Budidaya dan Pascapanen Kopi. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Suwarto et al. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya
Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi. Bogor: Penebar Swadaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.