.

Senin, 04 Mei 2020

DARI USIA DINI UNTUK BUMI

Oleh : Lutfi Bayhaqi
Abstrak
Pendidikan memiliki peranan penting bagi manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta  keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu juga menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendahuluan
Pendidikan memiliki tujuan yang dapat dicapai melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tentunya tidak terlepas dari lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Arif Rohman (2009:195) berpendapat bahwa hubungan pendidikan dengan lingkungan ibarat makhluk hidup dalam ilmu ekologi dinyatakan selalu hidup dalam habitatnya. Pendidikan memliki tujuan yang mulia bagi kehidupan dan lingkungan manusia, tetapi sekarang semakin banyak kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar manusia. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menuturkan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau yang paling rentan terjadi bencana. Sebab, daya dukung dan daya tampung lingkungan sudah terlampaui. Sekitar 130 juta jiwa penduduk tinggal di Jawa atau 59% dari penduduk Indonesia. Sutopo menjelaskan, tingginya angka kependudukan di Jawa otomatis pembangunan pun ekstraktif dilakukan. Hal ini yang akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan. (Liputan6.com Februari 2014).

Penanaman karakter sejak dini dapat menjadi dasar yang kuat bagi penanaman karakter peduli lingkungan. Karakter peduli lingkungan dapat ditanamkan berdasarkan kurikulum sekolah maupun program-program yang sudah direncanakan sekolah. Kementrian Pendidikan Nasional (2010:15) mengemukakan upaya penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan melalui kurikulum sekolah dan proses pembelajaran. Undang-Undang RI No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menambahkan salah satu cara untuk menanamkan karakter peduli lingkungan melalui kesehatan lingkungan sekolah.

Untuk memelihara dan menjaga lingku- ngan, banyak faktor yang perlu disertakan, di antaranya adalah pembelajaran geografi dengan pendekatan kelingkungannya di dalam kelas. Namun, pelajaran geografi saja tidak cukup, karena banyak mata pelajaran lain yang materinya berhubungan dengan lingkungan misalnya fisika. Untuk itu, perlu dintegrasikan materi-materi yang berkaitan dengan lingkungan, sehingga kesadaran lingkungan dapat ditumbuhkan, dan pada saatnya nanti bencana alam yang terjadi setiap tahun dapat dimi- nimalkan (Wesnawan, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti mengintegrasikan terbentuknya karakter kepedulian lingkungan dalam matakuliah Fisika Lingkungan. Menurut Mulyani (2000) ada kaitan antara pendidikan, penge- tahuan Lingkungan Hidup seseorang dengan sikap terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Adanya pengetahuan seseorang tentang suatu hal akan menyebabkan seseorang memiliki sikap tertentu. Dari sikap yang ada akan terben- tuk minat. Minat menentukan realisasi perilaku seseorang.
Problem Based Instruction (PBI) merupakan suatu metode atau pendekatan  pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pelajaran. Problem Based Instruction menyajikan adanya situasi masalah autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa melakukan penyelidikan dan inkuiri (Nurhadi, 2004). Problem Based Instruction merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah. Menurut Sanjaya (2008) terdapat tiga ciri utama dari Problem Based Instruction. Pertama, PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBI ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBI tidak mengharapkan siswa hanya sekedar  mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBI siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas menempatkan pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, yakni melalui tahap-tahapan tertentu, dan berdasar- kan pada data dan fakta yang jelas.


DAFTAR PUSTAKA
Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta.
Trahati R,M. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Dasar Negeri Tritih Wetan 05 Jeruklegi Cilacap. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 201. UNY Yogyakarta.
Wesnawan, G.A. 2004. Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan melalui Pembelajaran Geografi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Sin- garaja. No 1 tahun XXXVII Januari 2004
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.