Abstrak
Pendidikan memiliki peranan
penting bagi manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selain itu juga menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendahuluan
Pendidikan memiliki tujuan yang
dapat dicapai melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tentunya tidak
terlepas dari lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan memiliki ruang
lingkup yang sangat luas. Arif Rohman (2009:195) berpendapat bahwa hubungan
pendidikan dengan lingkungan ibarat makhluk hidup dalam ilmu ekologi dinyatakan
selalu hidup dalam habitatnya. Pendidikan memliki tujuan yang mulia bagi
kehidupan dan lingkungan manusia, tetapi sekarang semakin banyak kerusakan
lingkungan yang terjadi di sekitar manusia. Kepala Pusat Data Informasi dan
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
menuturkan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau yang paling rentan terjadi bencana.
Sebab, daya dukung dan daya tampung lingkungan sudah terlampaui. Sekitar 130
juta jiwa penduduk tinggal di Jawa atau 59% dari penduduk Indonesia. Sutopo
menjelaskan, tingginya angka kependudukan di Jawa otomatis pembangunan pun
ekstraktif dilakukan. Hal ini yang akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan.
(Liputan6.com Februari 2014).
Penanaman karakter sejak dini
dapat menjadi dasar yang kuat bagi penanaman karakter peduli lingkungan.
Karakter peduli lingkungan dapat ditanamkan berdasarkan kurikulum sekolah
maupun program-program yang sudah direncanakan sekolah. Kementrian Pendidikan
Nasional (2010:15) mengemukakan upaya penanaman pendidikan karakter peduli
lingkungan melalui kurikulum sekolah dan proses pembelajaran. Undang-Undang RI
No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
menambahkan salah satu cara untuk menanamkan karakter peduli lingkungan melalui
kesehatan lingkungan sekolah.
Untuk memelihara
dan menjaga lingku- ngan, banyak faktor yang perlu disertakan, di antaranya
adalah pembelajaran geografi dengan pendekatan kelingkungannya di dalam kelas.
Namun, pelajaran geografi saja tidak cukup, karena banyak mata pelajaran lain
yang materinya berhubungan dengan lingkungan misalnya fisika. Untuk itu, perlu
dintegrasikan materi-materi yang berkaitan dengan lingkungan, sehingga
kesadaran lingkungan dapat ditumbuhkan, dan pada saatnya nanti bencana alam
yang terjadi setiap tahun dapat dimi- nimalkan (Wesnawan, 2004). Dalam
penelitian ini, peneliti mengintegrasikan terbentuknya karakter kepedulian
lingkungan dalam matakuliah Fisika Lingkungan. Menurut Mulyani (2000) ada
kaitan antara pendidikan, penge- tahuan Lingkungan Hidup seseorang dengan sikap
terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Adanya pengetahuan seseorang tentang
suatu hal akan menyebabkan seseorang memiliki sikap tertentu. Dari sikap yang
ada akan terben- tuk minat. Minat menentukan realisasi perilaku seseorang.
Problem Based
Instruction (PBI) merupakan suatu metode atau pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep yang essensial dari materi pelajaran. Problem Based Instruction
menyajikan adanya situasi masalah autentik dan bermakna yang dapat memberikan
kemudahan kepada siswa melakukan penyelidikan dan inkuiri (Nurhadi, 2004).
Problem Based Instruction merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah. Menurut Sanjaya (2008) terdapat
tiga ciri utama dari Problem Based Instruction. Pertama, PBI merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBI ada sejumlah
kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBI tidak mengharapkan siswa hanya
sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBI siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,
aktivitas menempatkan pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode berpikir secara
ilmiah. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, yakni
melalui tahap-tahapan tertentu, dan berdasar- kan pada data dan fakta yang
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Rohman.
(2009). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta.
Trahati R,M.
(2015). Implementasi Pendidikan Karakter
Peduli Lingkungan Di Sekolah Dasar Negeri Tritih Wetan 05 Jeruklegi Cilacap. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 201. UNY Yogyakarta.
Wesnawan, G.A.
2004. Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan
melalui Pembelajaran Geografi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Sin-
garaja. No 1 tahun XXXVII Januari 2004
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.