Setiap hari kita memerlukan makanan
untuk mendapatkan energy (karbonhidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel
baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga
memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam
tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat ynag diperlukan oleh tubuh. Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat ynag diperlukan oleh tubuh. Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.
Dampak negatif yang bisa terjadi
adalah dapat memicu kanker, kelainan genetic, cacat bawaan ketika lahir, dan
lain-lain. Tidak ada cara untuk menghindari 100% dari bahaya bahan kimia
beracun itu dalam kehidupan sehari-hari, yang perlu kita lakukan adalah
meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas yang
disarankan. Berikut adalah contoh bahan-bahan yang bersifat racun yang sering
di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Zat
Pewarna Sintetis
2. Zat
Pemanis
3. Zat
Pengawet
4. Monosodium
Glutamat (MSG)
5. Siklamat
6. Nitrosamin
A.
Zat
Pewarna Sintetis
Dari
hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling
banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau, dan
coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah
Rhoamine-B dan mentanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat
pewarna industry untuk mewarnai kertas tekstil, cat, kulit dsb. Dan bukan untuk
makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat
warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu,
boraks, juga merupakan zat pewarna favorite yang sering digunakan oleh produsen
makanan.
B.
Zat
Pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa
manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
-
Zat pemanis alami : Pemanis ini dapat diperoleh dari
tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren.
-
Zat
pemanis buatan atau sintetik : Pemanis
buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi
sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki
penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik
sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin,
natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin.
Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan
pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih
tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan
kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan
sukrosa 10%.
Walaupun
pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu
menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi
kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan
rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian
kandung kemih
C.
Zat
Pengawet
Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak
untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya
tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat
pengawet) ke dalam makanan dan minuman.
Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan
minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak
berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur.
Seperti
halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat
pengawet alami dan zat pengawet buatan
-
Zat
pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai
untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan
untuk mengawetkan ikan.
-
Zat
pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia.
Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat
atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam
natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk
mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu
natrium nitrat atau senyawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan
daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman
penyegar juga termasuk zat pengawet. Selain pengawet yang aman untuk
dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk
mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang
biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang
sudah mati.
D.
Monosodium
Glutamat (MSG)
Monosodium
Glutamat (MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan dan sangat popular di
kalangan para ibu rumah tangga, warung nasi dan rumah makan. Hmpir setiap Jenis
makanan masa kini mulai cemilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya,
mie bakso, masakan china sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh dan
bahkan sebagian masakan padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin. Pada hewan
percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi
dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel,
mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak
jaringan lemak
E.
Siklamat
(Cyclamate)
Siklamat
adalah bubuk Kristal putih tidak berbau dan kira-kira 30 kali manis dari gulla
tebu (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan
sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit. Siklamat denngan kadar
200mg per ml dalam medium biakan sel leukosit da monolayer manusia (in vitro)
dapat mengkibatkan kromosom sel-sel tersebut pecah. Tetapi hewan percobaan ang
diberi siklamat dalam jangka lama tidak menunjukkan pertumbuhan ganda.
F.
Nitrosamin
Sodium
nitrit adalah bahan Kristal yang ttak berwarna atau sedikit semu kuning. Ia
dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau.
Garam ini sangat digemari, antara lain untuk mempertahankan warna asli daging
serta memberikan aroma yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan
lain-lain. Untuk pembuatan keju dianjurkan supaya kandungan sodium nirit tidak
melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan pemberi aroma yang
khas bervariasi antara 150-500 ppm.
Sodium nitrit adalah precursor dari
nitrosamines dan nitrosammes sudah dibuktikan bersifat karsinogenik pada
berbagai jenis hewan percobaan. Oleh karena itu pemakaian sodium nitri harus
hati-hati dan tidak boleh melampaui 500 ppm. Makanan bayi sama sekli dilarang
mengandung sodium nitrit.
KESIMPULAN
Setiap hari kita memerlukan makanan untuk
mendapatkan energy (karbonhidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru,
menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Sehat tidaknya suatu makanan tidak
bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya,
tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Tanpa disadari
dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia
yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran
lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel,
sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.
Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetic,
cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain. Adapun contoh bahan-bahan yang
bersifat racun yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
Zat Pewarna Sintet, Zat Pemanis, Zat Pengawet, Monosodium Glutamat (MSG),
Siklamat, dan Nitrosamin.
Daftar Referensi
Windy.
2011. “Artikel Tentang Bahan Kimia Beracun dan Bahaya Bahan Kimia Pada
Kesehatan Manusia dan Lingkungan” (Online). http://www.scribd.com/doc/65761746/Artikel-Tentang-Bahan-Kimia-Bercun-Dan-Bahaya-Bahan-Kimia-Pada-Kesehatan-Manusia-Dan-Lingkungan#scribd
Ferry,
Endy. 2010. “Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari” (online). http://endiferrysblog.blogspot.com/2013/01/bahan-kimia-dalamkehidupan-sehari-hari.html
Anonim.
2007. “Zat-zat Kimia Beracun Yang Sering Dimakan Manusia” (online). http://www.smallcrab.com
Kunum,
Andri Rangkap L. 2011. “Kimia Bahan Makanan” (online). http://www.academia.edu/7130363/Kimia_Bahan_Makanan
Nursanti,
Riandini. 2008. “Bahan Kimia Dalam Makanan dan Minuman”. Penerbit : Shakti
Adiluhung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.