.

Sabtu, 19 Maret 2016

ZAT BAHAN KIMIA BERACUN DAN BAHAYANYA PADA KESEHATAN MANUSIA



            Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energy (karbonhidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat ynag diperlukan oleh tubuh. Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.
            Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetic, cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain. Tidak ada cara untuk menghindari 100% dari bahaya bahan kimia beracun itu dalam kehidupan sehari-hari, yang perlu kita lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas yang disarankan. Berikut adalah contoh bahan-bahan yang bersifat racun yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1.      Zat Pewarna Sintetis
2.      Zat Pemanis
3.      Zat Pengawet
4.      Monosodium Glutamat (MSG)
5.      Siklamat
6.      Nitrosamin

A.    Zat Pewarna Sintetis
     Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau, dan coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhoamine-B dan mentanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industry untuk mewarnai kertas tekstil, cat, kulit dsb. Dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorite yang sering digunakan oleh produsen makanan.

B.     Zat Pemanis
     Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
-          Zat pemanis alami : Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren.
-          Zat pemanis buatan atau sintetik :  Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak  berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki  penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan  pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%.
Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor  pada bagian kandung kemih

C.      Zat Pengawet
     Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan  minuman. Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan
-          Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
-          Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga  biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau senyawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar  juga termasuk zat pengawet. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi,  juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati.

D.      Monosodium Glutamat (MSG)
     Monosodium Glutamat (MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan dan sangat popular di kalangan para ibu rumah tangga, warung nasi dan rumah makan. Hmpir setiap Jenis makanan masa kini mulai cemilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso, masakan china sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh dan bahkan sebagian masakan padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin. Pada hewan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak

E.       Siklamat (Cyclamate)
     Siklamat adalah bubuk Kristal putih tidak berbau dan kira-kira 30 kali manis dari gulla tebu (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit. Siklamat denngan kadar 200mg per ml dalam medium biakan sel leukosit da monolayer manusia (in vitro) dapat mengkibatkan kromosom sel-sel tersebut pecah. Tetapi hewan percobaan ang diberi siklamat dalam jangka lama tidak menunjukkan pertumbuhan ganda.

F.       Nitrosamin
     Sodium nitrit adalah bahan Kristal yang ttak berwarna atau sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digemari, antara lain untuk mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain. Untuk pembuatan keju dianjurkan supaya kandungan sodium nirit tidak melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan pemberi aroma yang khas bervariasi antara 150-500 ppm.
Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines dan nitrosammes sudah dibuktikan bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan. Oleh karena itu pemakaian sodium nitri harus hati-hati dan tidak boleh melampaui 500 ppm. Makanan bayi sama sekli dilarang mengandung sodium nitrit.

KESIMPULAN
            Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energy (karbonhidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Tanpa disadari dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama. Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetic, cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain. Adapun contoh bahan-bahan yang bersifat racun yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain : Zat Pewarna Sintet, Zat Pemanis, Zat Pengawet, Monosodium Glutamat (MSG), Siklamat, dan Nitrosamin.

Daftar Referensi
Windy. 2011. “Artikel Tentang Bahan Kimia Beracun dan Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan” (Online). http://www.scribd.com/doc/65761746/Artikel-Tentang-Bahan-Kimia-Bercun-Dan-Bahaya-Bahan-Kimia-Pada-Kesehatan-Manusia-Dan-Lingkungan#scribd
Ferry, Endy. 2010. “Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari” (online). http://endiferrysblog.blogspot.com/2013/01/bahan-kimia-dalamkehidupan-sehari-hari.html
Anonim. 2007. “Zat-zat Kimia Beracun Yang Sering Dimakan Manusia” (online). http://www.smallcrab.com
Kunum, Andri Rangkap L. 2011. “Kimia Bahan Makanan” (online). http://www.academia.edu/7130363/Kimia_Bahan_Makanan

Nursanti, Riandini. 2008. “Bahan Kimia Dalam Makanan dan Minuman”. Penerbit : Shakti Adiluhung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.