.

Sabtu, 26 Maret 2016

Resensi Buku: Psikologi Kepribadian Timur



Judul: Psikologi Kepribadian Timur
Penulis: Ki Fudyartanto
Tahun Terbit: 2003
Penerbit : Pustaka Belajar
Tebal Halaman:  163 Halaman
ISBN: 979-3477-15-6


Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat banyak teori kepribadian di lingkungan peradaban Barat, begitu pula terdapat banyak psikologi Timur. Kendati terdapat perbedaan-perbedaan besar dalam hal kepercayaaan dan pandangan tentang dunia di antara agama-agama yang mengandung psikologi-psikologi Timur, namun dalam hal ini juga terdapat persamaan diatara keduanya, yakni semuanya berusaha menggambarkan kodrat pengalaman langsung sang pribadi. Dalam hal ini, segala sistemnya berkisar pada teknik-teknik meditasi yang memungkinkan orang semata-mata meneliti arus kesadarannya sendiri, dengan memberinya sejenis jendela yang netral atas aliran pengalamannya. Oleh karean itu, pada akhirnya semua psikologi Timur mengakui bahwa jalan utama ke arah transformasi diri ini adalah meditasi.

Salah satu diantara psikologi-psikologi ini yang paling sistematik dan yang tersusun secara paling rinci adalah Buddhisme Klasik. Diberi nama menurut hari Buddha yang dalam bahasa Pali disebut Abhidhamma (atau Abhidharma dalam bahasa Sansekerta), berarti “ajaran pokok”. Psikologi ini menguraikan wawasan asli dari Buddha Gautama tentang kodrat manusia. (Kamus terbaik yang ada tentang istilah-istilah Abhidhamma adalah karya Nyanatiloka; 1972). Karena psikologi itu berasal dari ajaran-ajaran pokok Buddha, maka Abhdhamma atau suatu psikologi yang sangat serupa dengan itu, merupakan inti dari berbagai cabang Buddhisme.

Psikologi Abhidhamma pada hakikatnya bersifat fenomenologis, yakni suatu teori deskriptif tentang keadaan-keadaan internal. Hanya orang-orang yang telah menghayati latihan yang dipersyaratkan dan pengalaman sesudahnya akan benar-benar dapat menguji teori tersebut. Abhidhamma, ketika membahas keadaan-keadaan di luar kesadaran dalam meditasi, juga merupakan ”ilmu tentang keadaan-khusus” menurut definisi yang dikemukakan Tart (1972): pokok pengetahuan yang diperoleh lewat analisis, eksperimen, dan komunikasi dengan suatu keadaan khusus dalam hal ini, keadaan bermeditasi. Bahaya utama dari teori-teori fenomenologis dan ilmu-ilmu pengetahuan tentang keadaan khusus adalah penipuan diri sendiri. Seseorang mungkin merasa yakin bahwa pengalamannya begini atau begitu, sedangkan sesungguhnya lain. sepanjang tidak ada bukti lain untuk mengoreksi orang tersebut, maka kesalahannya akan terus dipertahankan.

            Karena alasan ini, suatu teori seperti Abhidhamma ini membutuhkan pengujian-pengujian terhadap hipotesis-hipotesisnya sejauh prediksi-prediksinya memang dapat diverifikasikan dari segi pandangan pengamat dari luar (Barat). Hal ini relatif sulit dilakukan terhadap perubahan-perubahan dari faktor-faktor jiwa seseorang yang bersifat terus menerus dari saat ke saat dan tidak kentara. Akan tetapi ada kemungkinan menguji gambaran-gambaran Abhidhamma tentang perubahan-perubahan yang terjadi akibat keterpusatan perhatian pada satu titik di satu pihak, atau akibat sikap penuh perhatian yang bersifat sistematik di pihak lain. Dalam hal ini, gambaran-gambaran Abhidhamma tentang jhana adalah keadaan-keadaan di luar kesadaran yang hanya terjadi selama praktik meditasi itu sendiri. Sementara sifat-sifat arahat mencerminkan pengaruh-pengaruh sifat, yakni perubahan-perubahan kepribadian yang mengiringi peralihan ke keadaan di luar kesadaran yang berlangsung lama, yang terus bertahan terlepas dari meditasi itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
            Ki Fudyartanto. Psikologi Kepribadian Timur. 2003. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.