Teknik Geologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
material bumi secara menyeluruh, misalnya seperti: asal mula, struktur, punysun
kerak bumi, berbagai macam proses yang sedang berlangsung setelah
pembentukannya, maupun yang sedang berlangsung, sampai dengan keadaan dari bumi
saat ini.
Atau definisi geologi adalah suatu ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari semua tentang planet bumi beserta isinya. Yaitu kelompok ilmu yang mengupas mengenai berbagai sifat dan bahan yang membentuk planet bumi, strukturnya, maupun proses yang sedang berjalan didalam dan diatas permukaan planet bumi. Ilmu geologi mempelajari dari benda yang ukurannya sangat kecil seperti atom, sampai benda yang ukurannya besar seperti samudra, benua, pulau, pegunungan dan lain-lain.
Atau definisi geologi adalah suatu ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari semua tentang planet bumi beserta isinya. Yaitu kelompok ilmu yang mengupas mengenai berbagai sifat dan bahan yang membentuk planet bumi, strukturnya, maupun proses yang sedang berjalan didalam dan diatas permukaan planet bumi. Ilmu geologi mempelajari dari benda yang ukurannya sangat kecil seperti atom, sampai benda yang ukurannya besar seperti samudra, benua, pulau, pegunungan dan lain-lain.
Sedangkan Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu atau
lebih mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan
merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya
beberapa yang merupakan homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral).
Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusun batuan,
sedangkan struktur batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau
jauh dari permukaan).
Batuan kristalin terbentuk dari tiga proses (fisika-kimia)
dasar, yaitu kristalisasi dari suatu larutan panas (magma), presipitasi dari
larutan, serta rekristalisasi dari suatu bentuk padatan. Proses-proses tersebut
akan menghasilkan tipe atau produk akhir dari batuan sesuai dengan kondisi atau
tahapan pembentukannya, dan kadang-kadang muncul sebagai suatu produk residual.
Berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikelompokkan sebagai batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
A.
Batuan Beku
Batuan beku
merupakan produk akhir dari magma, yang merupakan suatu massa larutan silikat
panas, kaya akan elemen-elemen volatil, dan terbentuk jauh di bawah permukaan
bumi melalui reaksi panas (fusion) dari massa
padatan. Bagian dari pelarutan pada bagian tengah lapisan kerak bumi (hasil
dari magma primer), biasanya mempunyai komposisi basaltik, dan muncul di
permukaan bumi melalui proses erupsi membentuk batuan volkanik atau ekstrusif,
atau melalui pen-injeksian pada perlapisan atau rekahan-rekahan dalam kerak
bumi pada kedalaman yang bervariasi membentuk batuan hipabissal (hypabyssal rocks). Magma-magma lain yang berasal dari
larutan basaltik yang melalui proses differensiasi kadang-kadang juga muncul ke
permukaan bumi. Mineral-mineral yang pertamakali mulai mengkristal dari basalt
(pada temperatur 11000C – 12000C) membentuk mineral spinels (kromit) & sulfida,
mineral-mineral jarang, serta logam-logam berharga (spt platinum), yang sering
dikenal sebagai mineral-mineral aksesoris yang terbentuk dalam jumlah yang
sedikit pada tipe batuan tersebut. Kadang-kadang pada temperatur terendah (pada
range temperatur pembentukan), mengkristal silikat yang kaya akan besi &
magnesium (olivin), sodium & kalsium (piroksen), serta kadang-kadang juga
mengandung potasium & air (mika dan amfibol). Seri (reaksi-reaksi)
pembentukan mineral pada batuan beku (basaltis) dipelajari oleh N.L. Bowen, dan
urutannya dikenal dengan Deret (Series) Reaksi Bowen.
-
Deret
(Series) Reaksi Bowen
Deret
(Series) Reaksi Bowen
Deret
(Series) Reaksi Bowen
Deret (Series)
Reaksi Bowen
-
Deret
reaksi Bowen, yang memperlihatkan sekuen kristalisasi dari larutan magma
Pada deret ini dapat dipresentasikan dua urutan pararel, yaitu :
Ø Seri kontinious, dimana tipe plagioklas
berupa feldspar (mineral-mineral felsik) yang terbentuk setelah kristalisasi,
dan dengan proses yang berkesinambungan dengan turunnya temperatur terbentuk
komposisi yang kaya akan kalsium (anortit) s/d komposisi yang kaya akan sodium
(albit).
Ø Seri diskontinious, dimana mineral-mineral
besi dan magnesium terbentuk pada awal kristalisasi dari larutan dan
terendapkan dengan sempurna membentuk mineral-mineral baru dengan suatu sekuen
reaksi yaitu
Olivine ® hypersthene ® augit ® hornblende ® biotit
Berdasarkan letak dan bentuknya,
batuan beku dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar.
Gambar : Sketsa pembentukan, letak, dan bentuk batuan beku
Batuan beku juga dapat dikelompokkan berdasarkan perbedaan susunan
kimianya, yaitu :
Ø Batuan beku asam, dengan kandungan
SiO2 > 55% (granit, monzonit)
Ø Batuan beku sedang, dengan kandungan
SiO2 50-55% (granodiorit, diorit, andesit).
Ø Batuan beku basa, dengan kandungan
SiO2 < 50% (basalt, gabro).
Ø Batuan beku sangat basa (ultra
basa), tidak mengandung SiO2, tetapi
mengandung banyak plagioklas dan ortoklas (peridotit, hazburgit).
B.
Batuan Sedimen
Karena
adanya perubahan iklim (panas, dingin, kering, hujan) dan reaksi dengan zat-zat
lain yang ada di permukaan bumi, termasuk juga pembuatan manusia dan makhluk
hidup lainnya, maka batuan yang ada di permukaan bumi dapat berubah (terombak)
sehingga menjadi tidak kuat dan kompak lagi. Akibatnya batuan tersebut akan
mudah tererosi dan ter-transport oleh aliran sungai.
Secara umum
proses-proses penghancuran pada bagian yang tinggi (lapuk, longsor, dan erosi),
proses-proses pengangkutan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah
oleh media air, serta proses-proses pengendapan (sedimentasi) pada bagian yang
lebih rendah atau tenang (danau, sungai, lembah, rawa, dan laut), selalu
berlangsung di muka bumi. Kegiatan atau proses-proses tersebut akan terus
berlangsung sampai ribuan atau jutaan tahun, sehingga akan terjadi pengompakan
sehingga membentuk batuan-batuan sedimen yang kompak (batupasir, batulanau,
batulempung, breksi, batugamping, dll). Kekuatan batuan sedimen sangat
bervariasi, tergantung dari tingkat konsolidasi (umur), tingkat pelapukan, dan
kandungan materialnya. Batuan sedimen akan berkekuatan tinggi dan keras jika
terkonsolidasi kuat, berumur sudah tua (tersier atau lebih), masih segar,
mengandung material/mineral keras dan kuat (kuarsa, fragmen batuan beku, dll).
Sedangkan kalau masih muda (belum terkonsolidasi dengan baik), sudah lapuk, dan
mengandung banyak air atau terdiri dari material lunak, akan bersifat lemah dan
mudah digali/dibongkar.
Gambar : Sketsa proses-proses pelapukan, erosi, transportasi, dan
pengendapan batuan sedimen (atas). Sketsa perlapisan pada batuan sedimen
(bawah).
Batuan
sedimen dapat tersebar sangat luas atau terbatas, tergantung pada luas cekungan
pengendapan dan material pembentuk yang tersedia, juga pada kestabilan cekungan
pada masa yang bersangkutan, serta dapat juga bersamaan dengan pembentukan
cebakan endapan berharga/bahan tambang misalnya :
a. pada proses pelapukan ==> endapan nikel, laterit, bauksit, dll.
b. pada proses pengendapan ==> pasirbesi,
timah, besi, batubara, pasir, kaolin, batugamping, dll
C.
Batuan Hasil Aktivitas Gunung Api
Magma yang merupakan lelehan panas,
pijar, dan relatif encer, dapat bergerak dan menerobos ke permukaan bumi melalui
rongga-rongga yang terbentuk oleh proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa
padatan, magma juga mengandung uap air dan gas yang bervariasi komposisinya.
Pada saat
menerobos ke permukaan bumi, magma yang agak kental dan bertekanan rendah maka
akan muncul berupa lelehan lava panas yang mengalir dari kepundan/kawah ke
lereng gunung, dan secara pelan-pelan membeku mulai dari bagian ujung dan
luarnya, sedangkan bagian tengahnya masih akan mengalir dan meninggalkan
rongga-rongga di dalam lava (lava berongga).
Kalau magma
tersebut encer dan bertekanan tinggi, maka akan terjadi letusan gunung api.
Sumbat kepundan akan hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan dengan
itu sebagian magma panas juga akan terlempar ke udara. Akibat dari letusan
tersebut terjadi proses pendinginan yang cepat, sehingga magma akan membeku
dengan cepat dan membentuk gelas (obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan
bom (berupa batuapung dengan rongga-rongga gas). Material yang halus (tufa)
akan terlempar jauh dan terbawa angin ke tempat yang lebih jauh, sedangkan bom,
lapili, dan gelas, dan material-material lain yang berukuran pasir dan kerikil
akan jatuh di sekitar puncak gunung.
D.
Batuan Metamorf
Batuan yang sudah ada/terbentuk,
dapat juga mengalami perubahan menjadi batuan lain oleh proses metamorfosa
(suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas panas dan
tekanan yang tinggi). Karena perubahan temperatur, tekanan, atau temperatur
dan tekanan (secara bersama) akan merubah struktur dalam (kristal) dari
mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut. Dalam proses metamorfosa ini
dianggap tidak ada penambahan unsur dari luar.
AB + CD ®
AC + BD
Misalnya suatu batuan mengandung 2 mineral yang masing-masing mempunyai
unsur AB dan CD. Setalah proses metamorfosa yang terbentuk adalah mineral baru
dengan susunan unsur AC dan BD.
Contoh lain :
CaCO3 ==> CaCO3
(batugamping)
(marmer)
Secara umum pada batuan metamorf dikenal mempunyai 3 macam struktur, yaitu
1. Gneis, yang terdiri dari gabungan
mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat (kuarsa, garnet, silimanit,
dll).
2. Sekis, yang terdiri dari susunan
mineral-mineral pipih (terutama mika).
3. filit, yang terdiri dari
mineral-mineral sangat halus (batu sabak).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.