Resensi Buku
Judul Buku : KELELAWAR DI INDONESIA
Nama Penulis : Agustinus Suyanto
Penerbit : Puslitbang Biologi – LIPI dan GEF – Biodiversity Collections Project
Penyunting : S.N. Kartikasari
Kota Penerbit : Bogor
Cetakan : Bogor, 2001
Tebal : 136 Lembar
ISBN : ISBN 979-579-039-0
Kota Penerbit : Bogor
Cetakan : Bogor, 2001
Tebal : 136 Lembar
ISBN : ISBN 979-579-039-0
Kelelawar, kata
Suyanto, dalam fungsi ekologi sangat penting karena hewan itu menjaga
keanekaragaman tumbuhan hutan tropis. Selain sebagai penyerbuk bunga, kelelawar
juga sebagai pemencar biji.
Seorang ahli bahkan
menyebutkan bahwa 95 persen tumbuh-tumbuhan yang dipencarkan bijinya oleh hewan
berasal dari kelelawar. Sisanya oleh hewan lain, seperti monyet, babi, badak ,
dan burung.
MENURUT Suyanto,
kelelawar berperan penting dalam pemencaran biji. Sebab, hewan ini hanya
memakan daging buah yang dikunyah-kunyah untuk diambil cairannya, dan bagian
serabut daging buah disepah dan bijinya dibuang. Akibatnya, tutur Suyanto, biji
menjadi bersih dari daging buah.
"Biasanya
kelelawar pemakan buah, terutama yang berukuran kecil, tidak makan di pohon
induk. Mereka membawa buah yang diperoleh dengan cara menggigit dan membawanya
ke pohon lain yang mereka anggap aman hingga berjarak 100-200 meter dari pohon
induk. Dengan demikian, biji dipencarkan jauh dari pohon induknya sehingga
kesempatan biji untuk berkecambah dan tumbuh dewasa sangat besar.
Kelelawar juga berperan
sebagai penyerbuk bagi pohon-pohon di hutan, termasuk pohon-pohon dengan nilai
komersial tinggi, seperti durian, randu, dan jenis lainnya di hutan mangrove.
Suyanto menyebutkan,
nektar (cairan manis) pada dasar bunga durian itu tinggi proteinnya dan ini
menjadi makanan yang lezat bagi kelelawar yang disebut lalai kembang
(Eonycteris spelaea) oleh orang Jawa Barat. Kuntum bunga durian yang ribuan
jumlahnya dalam satu pohon itu mekar di malam hari. Itu merupakan sebuah
hidangan tersendiri bagi kelelawar yang mencari makan di malam hari.
Sekelompok kelelawar
itu lalu pesta pora menikmati hidangan itu. Moncongnya ketika mengisap nektar
di dasar bunga menyentuh tepung sari yang ada pada ujung benang sari sehingga
penuh dengan tepung sari. Ketika dia terbang lalu pindah ke pohon lain untuk
mengisap nektar pada bunga durian, tepung sari pada moncongnya itu menyentuh
putik bunga, akhirnya tepung sari itu menempel kepada putik bunga sehingga
proses penyerbukan terjadi.
Dr Ir Reza Tirtawinata,
pakar durian, menambahkan, penyerbukan satu pohon hasilnya kurang baik. Namun,
kelelawar itu secara alamiah, setelah mengisap nektar bunga durian pada satu
pohon, akan pindah ke pohon lainnya sehingga tak terjadi penyerbukan pada satu
pohon.
Penyerbukan dalam satu
pohon akan menghasilkan buah yang jelek kualitasnya. Karena itu, jarak tanam
durian tidak boleh terlalu jauh. Bila jauh jaraknya saat kelelawar terbang dan
hinggap ke pohon lain untuk menyedot nektar pada bunga durian lainnya, tepung
sari yang menempel di moncong kelelawar berjatuhan sehingga tak terjadi
penyerbukan.
Buku ini sampai
sekarang merupakan satu-satunya buku yang menguraikan 205 jenis kelelawar
secara rinci.
kelelawar adalah
satu-satunya hewan menyusui yang bisa terbang. Di Indonesia jenis kelelawar
yang sudah diketahui sebanyak 215 jenis, sedangkan di dunia ditaksir berjumlah
977 jenis.
"Jumlah tersebut
akan terus bertambah dengan intensifnya survei mamalia ini di Indonesia. Karena
jumlah jenisnya yang besar, hampir dapat dipastikan kelelawar akan berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dan keseimbangan ekosistem hutan tropis di Indonesia.
Selain
sebagai penyerbuk dan pemencar biji, kelelawar juga berperan penting sebagai
penghasil pupuk guano. Goa Lawa Nusa Kambangan, Goa Ngerong Tuban, Goa
Pelabuhan Ratu Sukabumi, Goa Pintu Kuwari Aceh Timur, Goa Kota Buluh Sumut,
kaya akan pupuk jenis itu.
Kelelawar umumnya aktif
pada malam hari, dan hanya beberapa jenis saja yang aktif pada siang hari.
Beberapa jenis kelelawar hidup di sekitar permukiman manusia, tetapi sebagian
besar hidup di dalam hutan.
Hewan ini banyak sekali
manfaatnya bagi manusia. Akan tetapi, sayang, kini populasinya semakin merosot
akibat perubahan habitat hutan dan penangkapan oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.