.

Kamis, 24 Maret 2016

Kelelawar Di Indonesia



Resensi Buku

Judul Buku :
KELELAWAR DI INDONESIA
Nama Penulis :
Agustinus Suyanto
Penerbit :
Puslitbang Biologi – LIPI dan GEF – Biodiversity Collections Project
Penyunting : S.N. Kartikasari
Kota Penerbit :
Bogor
Cetakan :
Bogor, 2001
Tebal :
136 Lembar 
ISBN : ISBN
979-579-039-0

Kelelawar, kata Suyanto, dalam fungsi ekologi sangat penting karena hewan itu menjaga keanekaragaman tumbuhan hutan tropis. Selain sebagai penyerbuk bunga, kelelawar juga sebagai pemencar biji.

Seorang ahli bahkan menyebutkan bahwa 95 persen tumbuh-tumbuhan yang dipencarkan bijinya oleh hewan berasal dari kelelawar. Sisanya oleh hewan lain, seperti monyet, babi, badak , dan burung.

MENURUT Suyanto, kelelawar berperan penting dalam pemencaran biji. Sebab, hewan ini hanya memakan daging buah yang dikunyah-kunyah untuk diambil cairannya, dan bagian serabut daging buah disepah dan bijinya dibuang. Akibatnya, tutur Suyanto, biji menjadi bersih dari daging buah.

"Biasanya kelelawar pemakan buah, terutama yang berukuran kecil, tidak makan di pohon induk. Mereka membawa buah yang diperoleh dengan cara menggigit dan membawanya ke pohon lain yang mereka anggap aman hingga berjarak 100-200 meter dari pohon induk. Dengan demikian, biji dipencarkan jauh dari pohon induknya sehingga kesempatan biji untuk berkecambah dan tumbuh dewasa sangat besar.

Kelelawar juga berperan sebagai penyerbuk bagi pohon-pohon di hutan, termasuk pohon-pohon dengan nilai komersial tinggi, seperti durian, randu, dan jenis lainnya di hutan mangrove.

Suyanto menyebutkan, nektar (cairan manis) pada dasar bunga durian itu tinggi proteinnya dan ini menjadi makanan yang lezat bagi kelelawar yang disebut lalai kembang (Eonycteris spelaea) oleh orang Jawa Barat. Kuntum bunga durian yang ribuan jumlahnya dalam satu pohon itu mekar di malam hari. Itu merupakan sebuah hidangan tersendiri bagi kelelawar yang mencari makan di malam hari.

Sekelompok kelelawar itu lalu pesta pora menikmati hidangan itu. Moncongnya ketika mengisap nektar di dasar bunga menyentuh tepung sari yang ada pada ujung benang sari sehingga penuh dengan tepung sari. Ketika dia terbang lalu pindah ke pohon lain untuk mengisap nektar pada bunga durian, tepung sari pada moncongnya itu menyentuh putik bunga, akhirnya tepung sari itu menempel kepada putik bunga sehingga proses penyerbukan terjadi.

Dr Ir Reza Tirtawinata, pakar durian, menambahkan, penyerbukan satu pohon hasilnya kurang baik. Namun, kelelawar itu secara alamiah, setelah mengisap nektar bunga durian pada satu pohon, akan pindah ke pohon lainnya sehingga tak terjadi penyerbukan pada satu pohon.

Penyerbukan dalam satu pohon akan menghasilkan buah yang jelek kualitasnya. Karena itu, jarak tanam durian tidak boleh terlalu jauh. Bila jauh jaraknya saat kelelawar terbang dan hinggap ke pohon lain untuk menyedot nektar pada bunga durian lainnya, tepung sari yang menempel di moncong kelelawar berjatuhan sehingga tak terjadi penyerbukan.
Buku ini sampai sekarang merupakan satu-satunya buku yang menguraikan 205 jenis kelelawar secara rinci.

kelelawar adalah satu-satunya hewan menyusui yang bisa terbang. Di Indonesia jenis kelelawar yang sudah diketahui sebanyak 215 jenis, sedangkan di dunia ditaksir berjumlah 977 jenis.

"Jumlah tersebut akan terus bertambah dengan intensifnya survei mamalia ini di Indonesia. Karena jumlah jenisnya yang besar, hampir dapat dipastikan kelelawar akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan keseimbangan ekosistem hutan tropis di Indonesia.

Selain sebagai penyerbuk dan pemencar biji, kelelawar juga berperan penting sebagai penghasil pupuk guano. Goa Lawa Nusa Kambangan, Goa Ngerong Tuban, Goa Pelabuhan Ratu Sukabumi, Goa Pintu Kuwari Aceh Timur, Goa Kota Buluh Sumut, kaya akan pupuk jenis itu.

Kelelawar umumnya aktif pada malam hari, dan hanya beberapa jenis saja yang aktif pada siang hari. Beberapa jenis kelelawar hidup di sekitar permukiman manusia, tetapi sebagian besar hidup di dalam hutan.

Hewan ini banyak sekali manfaatnya bagi manusia. Akan tetapi, sayang, kini populasinya semakin merosot akibat perubahan habitat hutan dan penangkapan oleh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.